Senin, 09 April 2012

[REPOST] Renungan Embun



Embun,
kita pernah bersimpuh dihadapan-Nya, menyusun sujud pada debu-Nya yang gelap.
Kita sulam kata pinta, kita rangkai kalimat doa, memohon agar dalam hidup ini kita diberikan segalanya yang terbaik, agar Ia tunjuki kita jalan yang lurus, istiqomah di tengah fitnah, sabar di tengah makar, ikhlas menghadapi hidup yang keras. Kemudian air mata kitapun mengalir membasahi malam, sunyi, sepi…

Embun,
Namun kita masih saja lupa lagi dengan sebait pinta yang pernah meluncur deras dari lisan kita yang penuh dosa. Lupa akan arti kehidupan, lupa akan perjumpaan dengan-Nya, lupa akan ‘azzam yang sudah lama tertanam, lupa akan suatu hari dimana kelak tak sebaitpun doa akan didengarkan-Nya, tak sejuruspun sujud ada artinya, tak ada arti setiap tangis yang meringis. Kita kembali lupa, entah apa penyebabnya…

Embun,
Kehidupan yang kita lalui ini, sangatlah tidak berarti, masihkah kita tak mengerti, masihkah pura-pura tuli, ada kehidupan setelah ini !!! Bila wajah pucat kaku itu adalah wajah kita, bila tubuh lemah yang terbujur itu adalah tubuh kita, bila tangis itu adalah tangis melepas kita, apa yang dapat kita lakukan? kepada siapa kita kembali kalau bukan kepada Rabb yang jiwa kita ada dalam genggaman-Nya.

Embun,
Kini, masihkah kita pantas menengadahkan tangan, setelah sekian banyak mungkir kita lakukan, setelah seribu dusta kita ucapkan. Masihkah kita berani mengangkat wajah yang kelam ini di hadapan-Nya setelah olok-olok ayat-Nya kita pertontonkan, masihkah kita berani?

Embun,
Kemana kaki lemah ini hendak melangkah, kemana jiwa yang resah ini kita papah, kemana hati yang sombong ini kita gotong, kemana dosa-dosa ini kita bawa, kemana lagi kita bawa, jika Rabb telah murka. Kepada penguasa duniakah kita mengadu, atau kita kembali lagi kepada-Nya. Mengeja lagi sebait doa yang mungkin lidah kita sudah kelu mengulangnya, mari kita coba lagi melantunkannya, mudah-mudahan Rabbi berkenan menerima pengampunan.

Embun,
Kita harus kembali pada-Nya, kepada Rabbi yang telah memberi kita rezeki. Sebelum kita benar-benar mengakhiri dunia ini. Titipkanlah kerinduan pada malam, sampaikan padanya jangan pernah merenggang, agar senantiasa bisa kita menikmati sepertiga malam, untuk sampaikan pesan agar hikita berlimpah iman.

Embun,
Tiada guna penyesalan, masih ada waktu, mari kita sama-sama perbaiki diri, benahi hati, sucikan jiwa. Tuailah ibrah dalam setiap kejadiaan. Mari melangkah kedepan, kita sambut hari esok penuh ceria, lukislah prestasi, gapai kemajuan, detik ini, besok ataupun nanti, hari-hari kita harus penuh prestasi. Kelak nanti akan kita temui kehidupan yang indah, diridhoi, diberkahi, tidak saja di dunia tapi juga di akhirat nanti.

Embun,
Kita adalah mata pena yang tajam, yang siap menuliskan kebenaran.
Kita adalah panah-panah terbujur, yang siap dilepaskan dari busur

Allah,
Aku hadapkan wajah kuyu ku kehadapan-Mu. Aku mohon ampun atas segala khilaf. Aku menyadari betapa aku sangat lemah dan senantiasa tergantung pada-Mu. Rabbi, Anugerahilah aku ketaatan kepada-Mu sepanjang hayat ku. Tunjukilah aku kepada sesuatu yang membuat Engkau ridho kepada ku, dan lindungilah aku dari segala sesuatu yang menyebabkan terbitnya murka-Mu pada ku.

Rabb,
Aku ketuk pintu taubatmu, ampuni karat-karat dosa ku. Leraikan aku dari tamak dunia dan dominasi ambisi Lepaskan aku dari sesak durjana dan nafsu amarah yang hanya akan mengurangi kemuliaan ku di hadapan-Mu. Rabbi, tiada Tuhan selain Engkau, terangilah hati ku dengan cahaya-Mu yang tiada pernah pudar, lapangkanlah dada-dada ku dengan limpahan keimanan kepada-Mu dan keindahan bertawaqal pada-Mu.

Rabbana,
Jangan jadikan tafakur ku ini hanya sebatas rangkaian kata dan penghias lisan ku. Jadikanlah ia hijab yang tangguh dan kaca yang bening Di tengah pertarungan yang haq dan batil dalam hidup ku Yang senantiasa aku hadapi dalam setiap tarikan nafas ku
Sulit ku bertahan, jika tidak aku perbaharui terus perjanjian ku dengan-Mu.
Sulit aku tenang, jika tidak selalu ku sebut nama-Mu dalam muhasabah harian ku.


*untuk embun saya pagi ini… yang mengingatkan saya bahwa saya masih punya waktu untuk menjadi bagian dari perempuan penghuni syurga… amin ya Rabb* 


PS: saya suka sekali dengan kalimat yang tertulis di atas ini. kalimat ini di tuliskan oleh seorang kakak yang blognya sering saya kulik. namanya kebun hikmah. dan postingan saya ini hanyalah sebuah repost. untuk yang ingin melihat versi aslinya silahkan kunjungi link ini KLIK dan yang ingin mengunjungi kebun hikmah yang saya singgung tadi silahkan kunjungi link ini KLIK

Tidak ada komentar:

Posting Komentar