Senin, 26 Maret 2012

nothing on you

always be me. seberapa jauh pun saya coba berubah, tetap seperti inilah akhirnya.


im tryin' toooooo hard. jadinya malah hampa.

i love to live on my own way. im open to everyone, but its a waste.

pada setiap nadi yang mengalirkan darah-darah penuh kebaikan, selalu tersimpan secuil ketidak puasan pada dirinya sendiri. jadi kenapa harus baik jika yang kita dapat tak pernah baik? oh shoot. betapa iniginnya saya menjadikan hal tersebut sbg kata mutiara terbaru dalam hidup saya, but it sound so stupid, a big stupid, isn't it?

yang saya coba lakukan sekarang adalah kembali bahagia dengan apa yang saya punya. notice for everyone. saya lelah bersikap care pada semuanya, terlalu banyak permasalahan orang yang telah ikut saya pikirkan. semuanya membunuh perlahan. i need my own solution, just on my way of life.

sooooooo beast (eh?) aduh saya mulai ngaco..

apa sih yang udah saya tulis tadi? dirty statement kah? idk.

i need a new window to overview all that i own.





oh ya, sekedar fyi aja sih. udah sekitar sebulanann ini saya punya karakter anonim. eng bukan anonim juga sebenarnya karena tokoh tersebut punya nama, lebih tepatnya kedua tokoh tersebut punya nama.

egi dan elena


don't know why, but they're just so atractive. gatau saya nemuin mereka dimana, tapi semua karakternya nyata di mata saya oh bukan, di pikiran saya. yah semacam novel digital dalam dunia saya sendiri. apakah dengan hal ini saya bisa dikategorikan ngga waras puhahaha idk. saya cuam terlalu malas untuk membaginya dengan orang lain melalui kalimat. :p


jadi, heii.. sebenarnya apa sih yang hendak saya tulis disini? ah mollayo~

Rabu, 21 Maret 2012

my major, communication^^


Pada suatu hari kuliah teori Komunikasi, pernah ada pertanyaan polos yang membuat Mas Hardjo yang saat itu sedang mengajar geleng-geleng kepala. Berikut yang di utarakan oleh, sebut saja si X, karena saya juga tak mengenal siapa dia.
Jika orang-orang lulusan dari berbagai jurusan bisa menguasai dan bekerja di bidang komunikasi, lantas apa gunanya jurusan ilmu komunikasi? Apa kelebihan kuliah di jurusan ilmu komunikasi?
Maka kami semua menghabiskan sisa waktu kuliah dengan mendengar penjelasan beliau untuk si X tersebut.
Bahwasanya komunikasi adalah lahan terbuka. Siapapun bebas masuk atau bebas mempelajarinya. Jangan pernah berpikir terkotak-kotak, bahwa komunikasi adalah ilmu yang hanya diperuntukkan untuk mahasiswa dan dosen komunikasi saja.
Semua bisa mempelajari ilmu komunikasi. Dimana saja. Komunikasi tak terikat apakah didalam kelas ataupun di luar kelas, apa yang kita lakukan setiap hari adalah komunikasi. We can’t not communicate, aren’t we?
Apa kelebihan kuliah di jurusan ilmu komunikasi? Iya memang, selama ini lahan kita yang khusus wartawan, penyiar bahkan PR manager di perusahaan-perusahaan banyak yang menempati adalah orang-orang yang bukan dari komunikasi. Mereka engga salah. Toh mereka mampu, bukan kah begitu? Kita yang kuliah dan mempelajari ilmu komunikasi secara khusus juga engga salah. Karena dengan kita mempelajari seluk beluk ilmu komunikasi secara mendalam, harapannya adalah kita nantinya bisa bekerja dan menguasai bidang sesuai dengan apa yang kita pelajari saat ini. bukankah orang-orang yang bekerja bahkan pemilik dari agency advertising adalah lulusan komunikasi? Orang-orang yang memiliki program acara unggulan di Metro TV bukankah juga orang-orang lulusan komunikasi?
Tersentil dengan pernyataan tersebut disini saya hendak menuliskan, semua kilasan-kilasan materi tentang komunikasi yang telah saya dapat selama ini. sekedar ingin berbagi, semoga bermanfaat buat yang baca^^

Selasa, 20 Maret 2012

[CERPEN] i, you, she, we.


Elena melemparkan tas kantornya begitu saja di atas kasur, hari ini melelahkan. Pekerjaan di kantor seakan tiada habisnya. Namun sekaligus dia juga gembira, lusa adalah hari kenaikan jabatannya. 

Bukan hal yang mudah untuk mencapai tingkatan karier dalam hitungan waktu 2.5 tahun semenjak ia menjadi staff kepercayaan di agency PR yang ia geluti sekarang. Jika ada kesempatan untuk lebih maju maka Elena tak akan melewatkannya sedikitpun.

Teringat sesuatu, Elena kemudian bangkit dari duduknya. Segera di bukanya tas belanjaan yang teronggok di dalam lemarinya. Hari istimewa tentu saja harus di imbangi dengan penampilan istimewa.

Saat mematut baju yang ada di tangannya, terdengar dering handphone pribadinya, tanda ada pesan masuk. Elena Cuma meliriknya sebentar. Ponsel itu adalah salah satu dari 3 ponsel yang memasang nomor lamanya yang jarang sekali Elena gunakan. Pun jarang juga ada yang masih menghubunginya ke nomor tersebut. Elena memutuskan untuk mengabaikannya, biasanya yang masuk Cuma sms-sms pemberitahuan tentang masa aktif yang hampir habis atau semacam blackmail.

Elena kembali menatap pantulannya di cermin, setelan ini akan membuatnya berwibawa. Dan penampilan adalah langkah awal yang penting dalam menciptakan image di mata rekan kerja dalam divisi barunya nanti. Elena tersenyum-senyum sendiri, baju ini akan menarik perhatian banyak orang. Elena bersyukur bisa mendapatkan setelan bagus yang ready to wear macam gini. Susah lho punya baju yang unik dan sesuai dengan personality tanpa harus pesan ke desainer terlebih dulu. Biasanya harganya pun mahal.

Kemarin kebetulan ada sejumlah transaksi masuk kedalam rekening Elena, tanpa keterangan. Jumlahnya lumayan, Elena menebak kalau itu adalah bonus yang diterimanya sehubungan dengan kenaikan jabatan nanti. sudah menjadi rahasia umum jika setelah pelantikan kali ini, bonus yang akan di terima lena akan berubah 3x lipat dari yang sekarang ia terima. Jadi Elena tak ambil pusing akan transferan tersebut.

Saat Elena hendak meraih kotak sepatu yang juga baru ia beli berbarengan dengan setelan tadi, terdengar bunyi telepon. Dari handphone yang memasang nomor lamanya. Elena meraih handphone tersebut dan melirik nama si penelepon yang tertera di layar. ?MyRANGGI ‘nyet, salah satu sahabatnya waktu kuliah dulu.

Elena mengulaskan senyum lebar, sudah berapa tahun terakhir mereka ngobrol bareng  ya semenjak wisuda? Elena sudah berulang kali ganti perkerjaan sebelum nyaman dengan kerjaannya sekarang.

“RANGGI GANTENG!!! Kemana aja lo nyet, kangen gue sama lo!!” sedikit berteriak, Elena menyapa Ranggi.
Diseberang terdengar Ranggi mengomel.
“Aduh buset, Lenaaa lo masih suka ngemilin terompet ya? Bisa budek nih gue sering-sering telepon lo” Elena terkekeh mendengar gerutuan Ranggi. Makin ngakak saat Ranggi menambahkan. “jangan tertawaaa, lena jeleeek. Dan gue engga ganteng tauk. Gue ini cute, you know?!” Elena membayangkan si imut Ranggi akan manyun di seberang. Dari dulu dia selalu ngambek kalo di panggil ganteng, ya abis mau gimana lagi. Dari pada cantik dia lebih cenderung ganteng dan manis sih dengan potongan rambut pendek yan tak pernah berubah model selama 4 tahun kuliah. Jadi berasa ngeliat cowok-cowok metroseksual yang androgini style gitu deh. 

“haha, iya lo udah pernah bilang gitu kok, jadi ada apa nih telepon? Kangen gue ya ganteng?” Elena masih menggoda Ranggi.

Ganti Ranggi yang beerteriak di ujung telepon sana, “ih lena ih, gue tutup nih kalo lo masih nyebut gue ganteng!!  Gue mo ngomong serius, monyet.”

Elena makin ngakak, ya ampuuun betapa kangennya dia sama salah satu bestiesnya ini. bersama Raisa, mereka bertiga punya gank kompak sewaktu masih kuliah dulu. D’mangkis, nama ini berasal dari kata monkey, monyet. Mereka punya kebiasaan saling manggil nyet  sebagai tanda keakraban.

“oke oke, gue ga nyebut ganteng lagi deh, jadi lo mo ngomong apa baby?” tanya lena “ih serius, gue kangen banget sama lo gilaaaakk, lo apa kabar nyet? Eh Raisa dimana ya sekarang?” lena melanjutkan dalam cerocosan.

Nada suara Ranggi berubah sedikit pelan, sepertinya yang hendak ia katakan benar-benar serius.
“itu dia yang mo gue rundingin sama lo, nyet. Lo dapet sms Raisa nggak, len?” Ranggi bertanya. Seketika Elena sedikit berpikir, lantas menggeleng, Raisa tak pernah menghubunginya selama ini. Elena masih menggeleng saat didengarnya Ranggi memanggil.

“halo-halo, bumi memanggil monyet pulang~”

Elena menepuk dahinya lalu terkekeh, “sori-sori nggi, gue udah geleng-geleng kepala tadi, gue kira lo liat tanggepan gue hihihi” ya iyalah Ranggi ngerasa di cuekin, mereka kan Cuma teleponan, mana liat kalo lena tadi geleng-geleng pala. Yang bodoh nih siapa sih? Elena masih saja terkekeh.

“hadeuuuu~ lo ga pernah periksa ke dokter len? Oon lo ga berkurang deh perasaan. Yakin udah sembuh belum sih lo?” celetuk Ranggi, terdengar sedikit gemas sambil tertawa di seberang.

“weis, udah dong. Gue uda dapet sertipikat lulus dengan peringkat summa cum laude malah dari RSJ yang dulu” sahut Elena ringan, menimpali ledekan Ranggi dengan banyolan.

“eh tapi serius gue engga dapet, kenapa emang nggi?” Elena kembali ke topik semula.

“yakin lo gadapet? Raisa mau nikah besok, dia minta gue dateng nih, dari bahasanya sih kalian, artinya lo sama gue kan? Gue kira lo juga dapet undangan juga” jelas Ranggi.

Elena terdiam, lantas teringat bunyi pesan masuk tadi. “bentar deh nggi, kayaknya tadi ada sms masuk sebelum lo telepon. Lo ga keberatan ngupil atau garuk-garuk sambil nyanyi bentar selama gue ngeliatin sms masuk kan? Jangan tutup teleponnya lho nyet.” Ancam Elena serius.

Ranggi cuma mendesis, “sableng ah lu mah~!” tapi tak urung terdengar senandung pelan dari seberang sana yang tandanya Ranggi benar-benar nyanyi, Elena tertawa tanpa suara sementara jari-jarinya sibuk membuka sms.

Conversation
New message
From ?Raisa Sayang ‘nyet’+0823797939xx
Hi d’Mangkis leader Lenaaa Georgeous >< Sehat kan lo? Sibuk ya? Sori kalo gue ganggu kerjaan lo. J
Eh, besok gue nikah loh. Sori ya cyiiin.. yang laku gue duluan nih kekeke~ kalian dateng ya plissss~ kalo pernikahan gue ibarat sayur asem, kalian ini terasi sama asem-nya. Bukan sayur asem kan kalo gada kalian? Plis dateng ya? Kasi jawaban dong, gue gamau nih ntar gue akad malah jamuran gegara nungguin balesan kalian, kalian ga setega itu kan sama guehhhh? L love love love :* <3 <3 <3

Elena ngakak, Raisa ini sama sekali ngga berubah. Ah~ gank mereka adalah salah satu kenangan yang paling manis sepanjang kuliah.

“heh, gue udah mo nelorin album nih. Lama amat lo, nyet? Ada kan smsnya Raisa. Besok gue kursusin baca deh bareng sama anaknya kakak gue. Kasian amat sih, the most elegant and briliant bachelorete masih gagap aja baca sms” Ranggi menyudahi senandungnya saat mendengar Elena ngakak tadi.

“hahaha buruan nelor deh lo, gue laper nih. Nyeplok telor asik kali ya?” sahut Elena asal.
“ih, monyet sableng” Ranggi menjawab ketus. Masih saja Elena terkekeh.
“salaaahhh, ganteng. Adanya wira sableng.”
Ranggi ngamuk, wira adalah nama mantannya dulu pas semester 2, masa-masa yang buruk deh. “lenaaaaa~ serius nyeeet.. gue botakin juga nih rambut lo kalo ketemu” terdengar Ranggi merajuk sekaligus mengancam. “gausah sebut wira lagi deh, masih merinding gue kalo inget dia”

Elena menyudahi kekehannya, “nggi, kita sayang sama Raisa kan?” tanya Elena tiba-tiba.
“yaiyalah, lo kenapa sih? Aneh banget nanya gituan.” Ranggi menyahut cepat.
Elena menghela nafas berat. “lo dateng nggi?”

Sepii sebentar. “itu dia yang mo gue omongin sama lo, lo bisa dateng?” Ranggi balik tanya.

“lusa gue kenaikan jabatan nih nggi, kayaknya gue ngga bisa dateng deh. Patungan yuk, kita ngasi kado honeymoon yang paling mahal aja ke dia. Lo ada duit berapa?” celetuk Elena, dia menghenyakkan pantatnya ke ranjang sembari melepas stilleto yang dia pakai dengan satu tangan.

“gue sih limaan ada, cadangan tak terduga. Mo ngasi honeymoon kemana nih? Paris seminggu? Atau italia?” sahut Ranggi.

“yah lima juta mah bisa kemana nggi, gue bisa kali kalo ngasi sepuluhan. Gue sepuluh lo sepuluh gimana? Ntar cari tujuannya sambil jalan~” Elena menawarkan.

“humm~ oke deh. Gue juga gabisa sih sebenernya, ada training buat pegawai baru.. gue kan HRD, gila aja kalo gue mangkir dari tugas” Ranggi menyahut sehati.

“iya gitu aja deh. Ntar kalo kita dapet ponakan baru deh kita pilih hari libur yang engga ngeganggu kantor buat ngunjungin Raisa, gimana?” 

“ih nyet, suka deh gue sama lo. Ide lo solutif banget gilaaaakkk” terdengar Ranggi menimpali dengan gembira. Elena nyengir bangga.

“eh solutif apaan btw?”

“elaaahh itu tuuh, bersifat solusi banget kekeke bahasa temuan gue, sakti ngga?” Ranggi menjawab sambil ngakak.

“errr~ ” Elena memutar matanya demi mendengar jawaban Ranggi. Ih kadang Ranggi nih maksa banget garingnya~

“oke, jadi gimana kita ngasi tau Raisanya nih? Besok tau hari H-nya. Adoooh nih Raisa juga ngasi kabarnya mendadak banget lagi” Elena tiba-tiba saja menggerutu.

“loh, elo baru dikasi tau Raisa sekarang emang? Gue uda dapet special invitation dari sekitar 6 bulan lalu deh kayaknya via email. Kemana aja lo nyet? Idup di gua ya?” Ranggi menyela

“iya, gue idup di gua tapi bareng cowok-cowok ganteng haha, ngiri ngga lo?”balas Elena sambil ikut tertawa. 

“engga lah, ganteng-ganteng tapi makhluk purba macem flinstone, selera lo doang itu mah wakwakwak” ledek Ranggi

“ahahaha siaul lu ah nyett~” Elena sedikit bersungut “eh, kayaknya ada sih mail yang no subject berkali-kali masuk di notif bb gue, gue kira junkmail gitu, ya ga gue buka kalo no subject mah” lanjut Elena, mengelak dan memberi alasan.

“wooo iya deh madam lena yang super sibuk kekeke~ yuk conference ke Raisa, gue telp dia ya? Sekalian kita kasi tau, takutnya besok kelupaan” ujar Ranggi mengusulkan.

Elena mengangguk antusias, tak peduli jika Ranggi ngga bisa ngeliat tanda persetujuannya.
Tak berapa lama keterangan hold teralih dan muncul nomor Raisa di layar Elena. 

“NYEEEEETTT!!! Lo dateng kan?!!” Raisa tiba-tiba teriak, nada suaranya terdengar sedikit berlebihan.

“woy woy woy, mana nih Raisa gue yang anggun? Masa lo ketularan blangsaknya lena sih sayang?” Ranggi menyahut sedikit dongkol, mungkin dia juga kaget, sama kaya lena yang otomatis menjauhkan handpone dari telinganya.

“RAISA SAYAAAAANG~!!! Ada juga yang mau sama lo, nyet! Akhirnyaaa, terharu nih gue haha” Elena menyeletuk, agak bingung sebenarnya kenapa Raisa bisa overacting gitu.

“eh, ini madam leader kita ya? Waaaa curang nih Raisa pasti belakangan di sambunginnya. Hayooo Ranggi~ lenaa~ ngomongin apaan tadi di belakang guee..” todong Raisa langsung.

“idihh, nyeeet narsis lo makin expert tuh ye kaaan hahaha” Ranggi yang menjawab.

“aaah, Raisa kangen sama kalian, uuuu~ ini lagi pada ga sibuk ya? Gue suka ragu kalo mo telepon kalian nih, kalian kan ud jadi wanita karier ga kaya Raisa yang cuma buka warung eskrim hihihi” seloroh Raisa, ada sedikit nada pahit dalam ucapannya.

“elaaah, warung? Ya kali warungnya uda buka cabang di banyak mall~ suka gitu deh..” timpal Elena, ini Raisa kenapa sih?

“haha~” Raisa cuma tertawa,- yang kering banget kedengarannya.

“ra, lo bahagia kan?” celetuk Elena tiba-tiba. Ranggi yang diseberang terdiam seketika, dia merasa Elena membaca sesuatu yang tidak beres, kebiasaan naturalnya dari dulu.

“ih Raisa bahagia lah, mo nikah juga haha.. kenapa len? iri kan? Iri kaann? Susul gue makanya. Sana minta egi buruan ngelamar lo” Raisa menjawab, suaranya masih terdengar kering.

Elena hampir tersedak, dia lupa kalau dia belum cerita tentang egi.
“ra, gue udah engga sama egi lagi~ ” pelan Elena mengucapkan kalimat tersebut
.
Terdengar seruan kaget, baik dari Ranggi maupun Raisa sama-sama menyecar pertanyaan.
“Len, serius? Kapan?! Egi ngehianatin lo?”

“Kalian ngga cocok lagi? Kenapa? Kok lo ga cerita?”

Elena mengela nafas berat. “luka lama ah, lo pada nih~” Elena menjawab dengan sendu.
Semua terdiam. Lalu Elena kembali buka suara.

“ra, gue maunya elo bahagia. Ga kaya gue. Kalo lo seneng gue juge seneng” susah sekali rasanya Elena hendak menyampaikan apa yang dia ingin ucapkan.

“tapi soriiii banget ra, gue gabisa dateng ke nikahan lo. Bukan karena jarak, tapi lusa gue mau upacara naik pangkat, semua bos besar hadir, tapi doa sama kado gue bakal nyampe buat lo kok. Gue sayang sama lo ra” kelu, Elena mengucapkan semuanya. Dia harus berhati-hati, diantara mereka bertiga Raisa adalah yang paling sensitif.

“iya nih ra, gue juga gabisa. Ntar kalo lo akad, kita skype-an aja gimana?” Ranggi menyeletuk. Aduh ni si Ranggi malah ngomong ginian sih, keluh Elena dalam hati.

Lama sekali tak ada terdengar jawaban Raisa. Elena takut, nih anak jangan-jangan nangis lagi. Sebenarnya Elena juga gamau kayak gini sih, tapi ya gimana lagi kan. 

“ra, lo ga marah kan?” Elena masih berhati-hati menanyakannya.
Terdengar isak, benar dugaan Elena, Raisa nangis.

“Raisa udah nyangka kalian bakalan ngomong gini~” Raisa bicara disela sedakan tangisnya. Ranggi dan lena jadi merasa sangat bersalah.
“karena itu selama ini Raisa udah jaga-jaga, seharii aja.. Raisa pengen beli waktu kalian. Ini hari bahagia Raisa. Kalo gada kalian, gada yang bisa Raisa anggep hari bahagia.” Tersedu Raisa menjelaskan, “kemaren Raisa udah transferin masing-masing 3 jutaan ke rekening kalian. Raisa bener-bener pengen kalian hadir. Maafin gue, Raisa tau ini berlebihan tapi kalau ga gini, kita ga akan pernah bisa kumpul lagi” lanjut Raisa, sedu sedannya makin keras. Elena terkesiap, jadi transaksi yang kemaren itu dari Raisa?

“ra, ya ga gitu juga sih. Kita sayang sama lo. Gue sayang sama lo, lena juga bisa dibilang sayangnya dia ke elo tuh udah kayak emak ke anaknya. Lo tau itu kan? Kita masih akan ketemu lagi kok, ngga usah dramatis gitu deh. Apaan sih lo, pake transfer-transfer segala. Lo kira lo bisa beli persahabatan kita apa, hah?” Ranggi angkat bicara, dari nada suaranya terdengar Ranggi sedikit tersinggung.

“RANGGI! Besok tuh gue nikah nggi, NIKAH!! Upacara sakral buat gue, yang gue harap sekali seumur hidup!” tiba-tiba saja Raisa meledak. Elena masih diam, tak enak hati. “gue ga pernah niat buat ngebeli persahabatan kita, gue Cuma pengen ngebeli satuu aja hari kalian yang penting itu buat gue, buat hadir ke pernikahan gue,  LO NGERTI NGGAK SIH, NGGI!!”

“Eh kok lo nyolot sih, nyet?! Makanya kurangin nonton drama! Lo tuh hiperbolis banget sih ra? Kita bakalan tetep dateng, tapi engga pas besok.. kita milih weekend, hari dimana wanita kantoran senggang, gue jelasin kalo lo ga tau!” Ranggi menyahut ketus. Elena merasa sudah saat nya ikut andil, Ranggi tuh emang suka emosian. Ranggi sama Raisa juga sering banget cekcok dulu.

“CUKUP!!” Elena menengahi. Dia mendesah panjang sebelum bicara lagi, nada suaranya sudah mulai bergetar.

“Ra, bukannya kita ngga mau dateng, tapi buat besok emang mendadak banget. Sori juga, gue gapernah buka imelan dari lo, gue gatau kalo lo ngirim invitation kalo bukan Ranggi yang tadi ngebilangin. Tolong mengerti keadaan kami, ra.” Elena menahan nada suaranya agar tidak meninggi, ngomong sama Raisa itu kudu sabar tingkat pol.

“kami ngerintis karir dengan susah payah ra, jatuh bangun, gabisa dong kita seenaknya cabut gitu aja. Birokrasi itu masih selalu berkuasa, lo juga tau kan itu?” kembali Elena menjelaskan. Ranggi Cuma mendengus. Isak Raisa masih terdengar satu-satu.

“Raisa tauu itu, Raisa tauu~ tapi ijinin Raisa buat egois sekali ini aja. Raisa tuh pengen kalian ada buat Raisa” kembali Raisa memohon.
 
“lo tuh emang selalu egois ra, ga Cuma sekali ini aja. Lo nyadar ga sih, gue sama lena tuh SELALU memaksakan diri ada buat lo. Lo nya aja yang buta!!” Lagi, Ranggi meledak. Elena juga sudah menahan emosi hingga ubun-ubun sebenarnya.

“oh, jadi gini ternyata. Lo masih peritungan buat semua permintaan tolong dari Raisa yang dulu-dulu, nggi? Lo ini sahabat Raisa bukan sih nggi!!” nada suara Raisa kembali meninggi. Elena mengatupkan gerahamnya, jengkel.

“Lo yang mulai duluan, ra.. nyesel gue-” ucapan Ranggi terputus dengan bentakan Elena.
“LO BERDUA BISA TENANG NGGA SIH, HAH?! Kita omongin baik-baik semua ini. umur kalian itu udah bukan hitungan belasan lagi, ergh!”

Keduanya diam. Elena juga. Hanya isak, helaan nafas dan dengusan yang terdengar dari semua line.

“Raisa udah ngumpulin duit, Raisa bakal ngeganti semua kerugian kalian. Raisa juga bakalan nyediain dan ngebayarin semua keperluan kalian nanti buat hadir ke nikahan Raisa ini. cuma sehariii aja, Raisa pengen beli waktu kalian sehari. Apa itu permintaan yang terlalu tinggi?” ucapan Raisa yang terdengar lelah ini membuat Elena tersedak. Halus sekali perasaan monyet satu ini.

“kalo kalian mau Raisa memohon sama kalian, Raisa bakal bersujud di kaki kalian besok. Memohon. Dan jika uang yang Raisa transfer masih kurang, Raisa bakal cicil seumur hidup Raisa nanti. insyaalloh Raisa sanggup. Kalian ga usah bawa apa-apa, gausah ngeluarin biaya apa-apa. Kalian tinggal dateng, Cuma kehadiran kalian yang Raisa harepin, sungguh” Raisa kembali luluh salam tangis. Elena menggigit lidahnya keras, entah kenapa ucapan Raisa ini membuat dadanya sesak. Elena merosot ke kaki ranjang, duduk menekuk lutut sambil sebelah tangan menutup mulutnya, tangis Elena tak terbendung.

“Raisa mau, detik terakhir sebelum Raisa jadi seorang istri itu ada kalian. Kalian ini orang penting, bukan cuma sekedar Elena atau Ranggi. Kalian ini adalah otak dan hati Raisa, huhuhu apa itu berat?”
Elena masih tersaruk mengumpulkan ketenangannya, tangis ini tak bisa berhenti. Jahat banget rasanya. Pelan, Ranggi pun mulai terdengar mengisak. Ada apa dengan persahabatan mereka sebenarnya?

“sekali lagi Raisa mohon. Lena, Ranggi. Atau bilang aja, apa yang kudu Raisa lakuin supaya kalian mau dateng? Raisa bakalan lakuin apa aja buat kalian. Raisa tau, sayang kalian ke Raisa ini ga bisa terbeli walo seluruh dunia ditukar dengan uang, tapi kalao dengan begitu bisa mengganti kerugian kalian,  maka Raisa akan lakuin. Janji, Raisa bakalan cicil kekurangannya seumur hidup Raisa, tak terbatas. Buat sehariii besok saja. Bisa kan?”

“cukup ra, cukup. Lo gaperlu ngelakuin ini semua. Duit dari lo bakaln gue transfer balik ke rekening lo” Elena berusaha sekuat tenaga mengatakannya, susah karena dia harus menggigit lidahnya supaya engga meledak dalam rasa bersalah.

“maksudnya apa lena? Lo tetep gabisa dateng? Kalian gabakalan dateng? Tega lo pada!” Raisa salah menangkap maksud kaliat lena.

“engga ra, gue bakalan dateng. Tapi lo gaperlu ngelakuin itu semua buat kita. Kita yang terlalu jahat sama lo, kita yang egois ra. Janji, kita bakalan dateng, ya kan nggi?” leena meminta kesepakatan dari Ranggi. Ini sudah bukan hal yang lucu lagi kalau Ranggi masih saja keras kepala. 

Lama tak terdengar sahutan Ranggi, sepertinya Ranggi luluh dlm isak juga. “lo juga bakalan dateng kan nggi?” Elena kembali bertanya, meyakinkan Raisa.
“Ra, maafin gue huhuhu” Ranggi menjawab dengan sedu sedan “iya, gue dateng len, gue dateng ra ke nikahan lo, malem ini juga gue lgsg beli tiket di tempat” tutur Ranggi, suaranya sedikit ngga jelas karena bercampur dengan tangisan. Lena pun makin tak kuasa menahan semuanya, dia menangis hingga tergugu. Semua larut dalam haru.

“makasih semuanya, makasih bangett.. Raisa sayang kalian huhuhu” pelan, Raisa terbata mengucapkan semuanya. Lena Cuma mengangguk, tak sadar jika baik Ranggi maupun Raisa ga bakalan melihat tanggapannya.

-kkeut-


ini adalah kisah nyata yang saya fiksikan, sengaja saya membuat gaya percakapan model begitu, hanya untuk meng-anonimkan karakteristik tokoh. jika saya tulis sesuai apa yang ada maka mungkin beberapa dari kalian bakalan bisa menebak siapa tokoh asli dari pemeran yang saya tuliskan tersebut :p cerita ini sebenarnya terinspirasi dari sebuah mimpi buruk. mungkin ada beberapa yang kurang nyaman saat membaca gaya penulisan saya, saya minta maaf. pun juga tulisan ini masih banyak sekali typo, huhu saya blm ada waktu buat ngedit. ini aja ditulisnya pas kebangun dari mimpi langsung di ketik, butuh waktu kurang lebih 1 jam buat writing-down smua kejadiannya. 
waktu masih dalam bentuk mimpi saya sampe nangis pas bangun, tapi entah kenapa pas udah ditulis lengkap gini jadi terasa gantung dan seolah engga selesai :(

inti dari cerita ini adalah, semoga orang-orang dekat yang dianggap penting bisa tetap penting dan tetap dekat^^ mereka yang seperti itu bukan cuma sekedar nama-nama tapi rasa. 

salam

snaiL

Senin, 12 Maret 2012

syuting hari ketigabelas^^

Cerita dari negeri diatas awan. Karangseneng  H 13

Gegara malamnya tidur sekitaran setengah 1 kami semua kesiangan, jam 4 baru bangun.. Puasa pertama nihhh.. padahal kami masih harus ngehangatin sayur semalem lagi, belum juga nyuci piring sisa makan malem.. tapi alhamdulillah kami bisa melaluinya dengan baik 

haha sempet shock lagi, di sini ngga ada pengumuman batas imsya'nya.. tau-tau udah subuh aja T.T

Dan puasa pertama kami semua jadi penidur, seabis subuh kami tidur lagi dan baru bangun jam setengah sebelas siang haha..
Ketinggalan tukang sayur lagi deh, udah bingung aja kita mau masak apa ntar buat buka..

Tapi sumpah ya seharian kami jadi pemalas semua, sempet panik gegara Dicky yang lagi di Semarang minta dikirim copy proposalnya yg buat Dinperindag. Gimana ngirimnya? Modem ngga bisa jalan di sini, kalo ke warnet berarti harus turun ke kota Kecamatan yang jaraknya sekitaran 2 jam. Si Dicky katanya buru-buru jadi saya coba ngirim via ovi nokia email, alhamdulillah bisaaaa~ tp pulsa saya langsung ludes soalnya pake xl huhuhu..

Siang ini budhe Aya puulaaangg, hehe dianterin mama papanya dan dibawain tahu bakso aye!! Lagi juga kami dikasih labu siam dan daun singkong sama ibu sebelah, subhanallah baik bangettt kan masyarakat sini? Jadi terharu huhu..

Pas buka puasa kami shock lagi, ngga ada adzan maghrib disini.. kami smua bingung mo buka puasa jam berapa, akhirnya jam 18.10 kami baru buka puasa alhamdulillah.

Menu buka puasa kami adalah tumis labu siam dan tempe, goreng tempe tepung sm tahu bakso.. kami juga bikin sirup sm agar-agar sebagai menu pembukanya..

Waktu tarawih Aya yg baru pertamakali tarawih di sini kaget juga sementara saya udah lumayan menyesuaikan gitu, sepulang tarawih kami ngelembur bikin kartu kontrol  1 2 3 sm R 1 2 huaaahhh..

Smoga besok pagi kami nggak kesiangan lagi, masih ada 22 hari lagi. Karseners cemungut^^

Syuting hari ke duabelas^^


Cerita dari negeri diatas awan. Karangseneng  H 12

Hari ini Papah Dicky, Papah Yuda dan Mamah Berlin pulang ke Semarang T^T
Rumah sepiiiiii banget~

mood saya terasa buruk.
Pagi-pagi udah nyuci piring lagi, lagi lagi lagi.. arrgh, saya bosen T____________T

Kami sarapan bihun goreng sama telur dadar, sarapan terakhir sebelum puasa nih. Toppingnya tetep dooong macem-macem haha ada abon, kecap, serundeng daging, kering kentang balado, kering tempe, teri dan bawang goreng.

Oiya, besok udah mulai puasa ya? Kira-kira ntar malem mo masak apaan ya buat sahur? Yg kek gini nih yg selalu jadi pikiran kami, apa yang bisa dimasak buat hari ini? Masalahnya disini tukang sayur kalo dateng juga udah kosongan doang, paling tempe.. kami jaraaaaang banget makan sayur, makan ayam, makan ikan T^T. Maklum dusun ini yg paling ujung. Hadehhh~~

Hari ini saya sama Dewi yg di rumah sendirian, ngabisin waktu nonton drama korea lagi sampe sore.
Ngobrol sama Ibunya Fandi, dapet cerita bahwa 15 tahun beliau berumahtangga baru dapet anak Fandi. Sempet mungut anak kelas 4 SD dari Wonosobo sekarang udah 17 tahun, 

saya tuh pengen bisa ngobrol lebih jauh sama warga tapi kadang suka bingung sama bahasanya, saya jawa asli tapi logat dan dialek serta kata-kata tertentu di daerah sini ngga saya pahami T___T

Culture Shock, tarawih malam pertama, pengucapan amin setelah Al-Fatihah terdengar seolah menggertak.  waktusholat tarawih yg cepat, bayangin aja nih ya saya baru  ngucap asyhadu alla illa ha illallah di tahiyat akhir, eh imamnya udah ngucap salam cobak T.T jujur saya ngga khusyu sama sekali.. saya resah T.T


Ini bukan tempatku, bukan rumahku, pengen pulaaaaang... td pas baca Al-Quran seabis maghrib mewek sampe nyesek, berangkat tarawih aja masih nyeri nahan tangis T___T
Semuanya beda, semuanya aneh, nothing’s going right T____T
Pengen puulaaang..

Jam 10.45 Yusuf, Mujib, sama Rina baru pulang, sementara saya sama Dewi masih proses masak. Kebetulan Yusuf sama Mujib pengen makan lagi, jadi sekalian aja saya siapin, selain numis buncis bakso sm wortel, kami juga ngegoreng tempe. Rina ngebikinin susu hangat buat mereka berdua.

Masih bertanya-tanya seperti apa sahur puasa pertama kami di negeri orang? Tapi mata kami udah ngantuk, kita lihat aja deh besok jadinya kek apaan.
Masih ada 23 hari lagi karseners. Cemungut ^^

jahat

apa aku termasuk orang yang jahat?

12/03/2012 14:56

baru saja aku buka acc-mu. iseng sebenarnya. tapi..

gimana aku harus ngejelasin semua?
kamu dulu selalu ada saat aku kehilangan orang-orang berharga.

sekarang memang bukan aku yang disana, semoga yang sekarang bisa mendukungmu dengan segenap ketulusan. kamu orang baik sebenarnya. cuma caramu yang terlalu egosentris.


kalopun aku nuntut, kenapa ngga cerita ke aku? toh juga jawaban gamblangnya ada. "emang kamu siapa?" itu akan aku terima bukan, aku tau kok.

tapi *sigh*

argh, rumit. aku beruntung pernah ngobrol dengan beliau sekali. walaupun itu kaku.
turut berduka cita buat papah-nya kaka yang ud di panggil alloh.

maav jika ini termasuk kategori jahat. bukannya aku uda ngga peduli lagi, tapi~ ah sudahlah.. tak usah saling menyalahkan. kita sudah punya dunia sendiri-sendiri.

kaka, semoga selalu sehat. semoga seluruh keluarga kaka selalu dalam lindungan alloh.
salam buat mamah, candra, ajeng sama bayu *kalo mereka masih ingat sama aku :')*

Random 5 kekeke~

saya naksir nih.

cuma naksir sebenarnya. belum yang tahap berat juga sih. saya baru inget kalo saya naksir dia pas saya kebetulan ketemu dia *dhuagh! xixixi*

jadi dia ini..
eng..
dia ini..

oh ya ampun, saya bahkan baru ingat kalo saya engga tau apa-apa tentang dia!!! aduh, saya ini naksir dia engga sih? :3

abisny acuma suka ketemu doang. saya cuma tau dia suka warna merah dan ungu. kami punya jaket bola AC Milan yang kembar!! *such a fate, isn't it? lol* sneakersnya addidas tapi suka ganti-ganti model (yang saya lihat cuma logo addidas walo ganti-ganti sepatu) dia ngerokok. mobilnya kadang pake honda jazz putih kadang sedan warna ungu. motornya satria yang di modifikasi ungu silver dan dia tipe cowok hura-hura kalo diliat dari sekilas curi denger saya atas obrolan dia bareng temen-temennya.

semua itu saya tarik kesimpulan cuma sekali dua kali lihat. serius, soalnya kita cuma papasan ato ketemu di parkiran ato di lobi. :(

saya engga tau dia itu angkatan berapa. *kemungkinan sih dari analisa saya dia anak 2009*

saya engga tau dia jurusan apa *kemungkinan anak D3 PR*

saya engga tau dia anak semarang atau ngekost *kayaknya dia anak semarang asli soalnya sering ganti-ganti motor dan ganti-ganti mobil gitu, tapii sekilas kalo kami papasan dia suka ngobrolin ttg kosan deh :( jadi yang mana dong?huhu*

saya engga tau dia udah punya cewek ato belum *kemungkinan udah, soalnya saya pernah papasan sama dia di SPBU dan dia lagi boncengin cewek gitu. cakep gilaaak ceweknya :p*

 dan paling parah, saya tidak tau siapa namanya. TIDAK TAHU NAMA DIA!!

jadi sebenarnya saya ini naksir engga sih? >w<


saya suka senyum-senyum sendiri tiap ngeliat dia dari kejauhan, masih jauh aja udah salting banget gitu deh. kalo deket malah pura-pura galiat hahaha cewek banget ya, eh emang saya cewek kan -___-

kalo papasan sama dia suka nyium wangi parfum, sayangnya saya engga tau merek dan tipenya :(, yang bercampur dengan wangi sabun dan asep rokok. wao. bilang saya gila, tapi kenapa saya ngerasa itu seksi ya *dhuagh! di gampar xixixii*

kadang dia ngga acuh kalo papasan sama saya *diem-diem saya ngelirik lewat ujung mata sih hihihi*

sering juga kami tukeran pandang kalo ketemu, aih sumpah saya sengaja engga kedip nih biar tetep halal saya nikmati sbg pandangan penuh nikmat *eh?* hihihi

mungkin saya emang delusional, tapi kayaknya itu cuma pas papasan sama dia juga sih. soalnya kalo dia udah lewat dan kita udah jauh saya langsung bahas hal lain sama temen yang tadinya jalan bareng saya ato mikirin hal lain kalo kebetulan saya lagi sendirian.

etau ngga sih, dia ganteng. eh mungkin juga engga ganteng sih, soalnya itu kan subyektifitas saya doang hihihi
mukanya engga bule, engga indo, tapi juga engga jawa. dia sipit tapi dibilang chinese juga engga. dia putih. kalo dibilang mirip cowok korea juga engga. jadi yang mana dooong? ><

susah nih ngejelasin gimana dia, pengen deh saya punya kamera di kornea mata biar bisa motoin dia secara diam-diam hihihi.. berasa spy  gituuu deh :p

daaan kenapa akhirnya saya mutusin tentang dia di sini adalah karena... JENG JENG JENG!!!

hari ini kami papasan lagi, di belakang gedung B pas saya mo pulang dna dia baru berangkat, baru dari parkiran. dari jauh pas masih di tangga dia udah ngeliat lurus ke arah saya *perasaan saya dooaaang mungkin, iya saya nyadar kok* dan semakin deket semakin deket deket dekettt.. saya salting, tanpa sadar saya memainkan bibir saya *belagak inosen eeaaa xixixi aduh saya malu nih ngaku di sini :p* curi pandang lewat ekor mata, dan oh ya ampuuun >w<  pas di udah di depan saya pas. dia senyum sama saya !!! *mungkin saya daydreamer tapi tadi beneran dia senyum sama saya. serius.* saya hampir lupa bernafas ><

sa-saya bales senyum, AAAAAA~!!!! apa dia nyadar ya kalo saya sering curi-curi pandang ke dia? hihihi sumpah malu bangeeetttt... untung tadi panas jadi lumayan bisa jadi alibi buat nutupin merah muka gegara malu :p


setelah dia jauh, saya beraniin nengok kebelakang. di belakang saya nggada siapa-siapa. jadi saya yakin kalo tadi dia senyum sama saya hihihi. aih, saya senang hari ini :)

grining ear to ear deh kekeke~


semoga sebelum lulus saya bisa tau nama dia ?:p


aminin dongg hahaha~