Rabu, 31 Oktober 2012

masih tentang B

bukan tentang pada siapa kau jatuh cinta dan mengapa kau jatuh cinta padanya yang harus kau pertanyakan, tetapi bagaimana.

bagaimana cinta itu bisa kau nikmati apa-adanya dan hendak kau bawa ke arah mana ia.


begini caraku memaknai kamu, B.





mencintai kamu bukanlah kesalahan, dan aku bersyukur karenanya. kutemukan sosok imam di dalam dirimu. :3 aku bangga bisa mengenalmu. would you be my man? halah~ *seeessshhhh.. macem bola kempes xixixi* apasih saya ini -_____-

Senin, 29 Oktober 2012

rasa dalam kata

 Kau bertanya tentang puisi yang indah / Berulang aku bilang tak tahu batas-batasnya / Aku hanya tahu puisi yang begitu terbacakan, tiba-tiba hatiku terisi penuh sekaligus kosong / Benderang sekaligus syahdu / Gejolak sekaligus redam / Bagaimana aku bisa menggambarkannya dengan pisau analisa? -Sapardi Djoko Damono-


buat saya, puisi yang indah itu hanyalah rasa yang tertidur nyenyak dalam kata-kata. yang indah itu rasa, bukan kata yang dibaca.

aihh, ngomong-ngomong kenapa jadi melankolis sekali saya malam ini. sudahlah sudah. hendak saya sudahi.
mungkin dengan satu surat, malam ini bisa nyenyak dalam kantuk saya.

saya selalu membacakan al-a'araaf buatmu, B.  semoga tempatmu selalu tinggi di mata Alloh :) seperti tempatnya orang-orang yang mulia lainnya.^^
 

rasa~

sekali lagi saja, ku cuplikan sekeping rasaku. yang kutemukan mengkristal di dalam puisi karya pak SDD ini. semoga kau bisa tau.

Sonet 12

Perjalanan kita selama ini ternyata tanpa tanda baca,

tak ada huruf kapital di awalnya. Yang tak kita ingat

aksara apa. Kita tak pernah yakin apakah titik mesti ada;

tanpa tanda petik, huruf demi huruf berderet rapat –

dan setiap kali terlepas, kita pun segera merasa gerah lagi

dihimpitnya. Tanpa pernah bisa membaca ulang dengan cermat

harus terus kita susun kalimat demi kalimat ini –

tanpa perlu merisaukan apakah semua nanti mampat

pada sebuah tanda tanya. Tapi, bukankah kita sudah mencari

jawaban, sudah tahu apa yang harus kita contreng

jika tersedia pilihan? Dan kemudian memulai lagi

merakit alinea demi alinea, menyusun sebuah dongeng?

Tapi bukankah tak ada huruf kapital ketika kita bicara?

Bukankah kisah cinta memang tak memerlukan tanda baca?
Sapardi Djoko Damono.



sungguh, B. menceritakanmu rasa tentangmu dalam puisi itu tak pernah bisa cukup. tak ada batas selesai. :)

Dalam Doaku

(Sapardi Joko Damono, 1989, kumpulan sajak
“Hujan Bulan Juni”)

Dalam doaku subuh ini kau menjelma langit yang
semalaman tak memejamkan mata, yang meluas bening
siap menerima cahaya pertama, yang melengkung hening
karena akan menerima suara-suara
Ketika matahari mengambang tenang di atas kepala,
dalam doaku kau menjelma pucuk-pucuk cemara yang
hijau senantiasa, yang tak henti-hentinya
mengajukan pertanyaan muskil kepada angin
yang mendesau entah dari mana
Dalam doaku sore ini kau menjelma seekor burung
gereja yang mengibas-ibaskan bulunya dalam gerimis,
yang hinggap di ranting dan menggugurkan bulu-bulu
bunga jambu, yang tiba-tiba gelisah dan
terbang lalu hinggap di dahan mangga itu
Maghrib ini dalam doaku kau menjelma angin yang
turun sangat perlahan dari nun di sana, bersijingkat
di jalan dan menyentuh-nyentuhkan pipi dan bibirnya
di rambut, dahi, dan bulu-bulu mataku
Dalam doa malamku kau menjelma denyut jantungku,
yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya, yang setia mengusut rahasia
demi rahasia, yang tak putus-putusnya bernyanyi
bagi kehidupanku
Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan
keselamatanmu


inilah karya dari seorang bapak yang huruf-hurufnya menjadi rumah bagi tangan saya. serupa Newton, beliaulah yang memantik rasa berpuisi dalam kepribadian saya semenjak belia. beliau tak mengenal saya, pun juga saya hanya mendeskripsikan beliau dari pengetahuan apa yang saya pahami dalam rasa-rasa tulisan beliau.

namun kali ini, saya ingim memposting salah satu karya indah beliau di sini.  tulisan tersebut punya beliau, tapi rasa yang ada di dalam tulisan tersebut sama dengan rasa saya malam ini buat kamu, B.

Minggu, 28 Oktober 2012

there's t on 'secret', but you're my B.

hah! menyedihkan. saya pathetic ya kalo saya menuliskan tentang kamu di sini. ada revisi skripsi yang harus saya kerjakan tapi malam ini saya malah kangen sama kamu :(

I know it ain't easy for the two of us
That's right man but you know what? What's up?
Sometimes I just don't care what people say, man
Things are goin' crazy all the time, you know?
I got no choice, let me just do this for love

* Without anyone knowing, I love you
Without anyone knowing, I think of you
It's a love that only you and I know in this world
All day, I remember you
All day, I love you
Even if I'm in jail, it's okay - if only I have you, I can live

In case anyone recognizes us, we can't walk comfortably in the streets of Kangnam
Only the neon signs and streetlights in the dark night
Are blessing our relationship, making my heart ache
In front of many people, I can't express my greetings or a single word to you, making me anxious
We're trapped in a box called reason, rather than a box called emotion

This feeling like I'm walking on ice
This feeling like I'm flying in the sky
My hot heart is pounding rub dub rub dub love

You are hotter than the sun,
I am colder than ice
You and I, we can't speak of this love

* repeat

You Don’t Know Me. Never Ever Ever Know.
You Don’t Know Me. Never Ever Ever

It's hard to talk on the phone with you so every day
We secretly talk through texting as I cautiously look around me
Instead of saying I love you, saying I miss you
Is more familiar in our conversation so my heart aches
Every day, I am love sick over you
Everywhere I look, I see you - so do you know how much more I miss you?
Even if you're next to me, because of your pushed down hat
I can't even look at your eyes - who will know this feeling?

This feeling like I'm walking on ice
This feeling like I'm flying in the sky
Whether this is electrifying or just pathetic
I can't tell which one is right

You are hotter than the sun,
I am colder than ice
Again today, with a message that only you would know
I tweet about my current status with a nervous feeling

* repeat

Wherever we go, we always sit in the farthest corner
Whatever we do, we can't even take a single picture
What's so important about that? I'm next to you
Whatever we do, our time together is more precious
Even if we lock eyes for a moment, we get surprised
We get nervous and scared in case someone figures out our secret
What's so important about that? You are next to me
And our time together is more precious

Still, I only love you
Still, I only think of you
It will never change forever, the love of you and I
I love you more than myself
I think of you more than myself
No one needs to know, if only I have you, I can live
*lyrics translation for BAP-secret love.


sudahlah, saya tak ingin lebih menyedihkan lagi.
semoga malam ini kamu juga merasakan apa yang saya rasa, B. *sedikit bermimpi engga dosa kan? ehehehe*
saya sayang kamu, B. sekarang dan insyaalloh sampai nanti. nanti kapan? nanti saat alloh memberi penjelasan apakah yang akan mendampingi saya hingga tua nanti kamu, atau bukan kamu. :')

hingga saat itu tiba, kamu akan selalu ada disini. di sudut terdalam hati saya. memberi semangat dalam kenangan buat hari-hari saya ke depan.
selamat malam, B. semoga harimu besok barokah :)

someone B!

saya (masih) menyimpan kamu di dalam sini, B. apa kamu tau?


saya mencintaimu dalam doa. dalam tangis di penghujung sholat. karena saya tak tahu harus cerita kesiapa, punn juga saya tak tau apakah yang seperti ini harus diceritakan.

saya mencintaimu dalam ayat-ayat alquran yang saya baca. yang di dalamnya saya bisa menjahit sobekan-sobekan patah hati karena kau tak pernah melihat saya selama ini. begitulah saya menyembuhkan diri.

saya mencintaimu dalam diam. dalam kenangan. dalam setiap tulisan-tulisan. saya membawamu di sela-sela kisah. disela-sela bacaan, disela-sela cerita.

kau istimewa, B. hanya saja kau tak pernah tau.

saya mencintaimu dalam setiap bayanganmu yang ada di dalam batas ingat saya. senyum itu. tawa itu. sifat itu. postur itu. ucapan itu.

saya menyimpan semuanya dalam cinta.

apa kau juga masih menyimpan ucapan cinta saya 5 tahun yang lalu?

kau mendapat kata itu dalam waktu setahun, tapi lebih dari yang kau tau. saya terjerat dalam huruf-hurufnya lebih dari 7 tahun hingga malam ini, B.

kapan kau akan mengerti?:'(

kamu mungkin hanya seseorang bagi dunia ini, tapi bagi saya, kamulah dunia.

Rabu, 24 Oktober 2012

sahabat untuk selamanya *pinjem judul lagunya padi*


Selemah-lemah manusia ialah orang yg tak boleh mencari sahabat dan orang yang lebih lemah dari itu ialah orang yg menyia-nyiakan sahabat yg telah dicari.
(Ali bin Abi Thalib)

hei :)
apa kabarmu hari ini?

aneh kah jika aku menyapamu lewat tulisan?
harusnya tak begini bukan, tapi aku tak bisa jika tak begini. be a coward, i was ignoring you T.T

kamu adalah mata, mulut, pikiran dan hati pertama buatku. tapi lihat sekarang? selayaknya pengecut, aku hanya membiarkanmu wara-wiri di depanku tanpa ada sedikitpun teguran.

apa kau juga merasakannya?

jika apa yang di ungkapkan Ali bin Abi Thalib itu benar adanya, maka aku adalah orang terlemah dari yang paling lemah. sejak kapan aku mengabaikanmu seperti ini?

mulanya sumber kecil, lalu melebar dan berkawan sesama air. 
 
dari sungai terjebak muara lalu melenggang menuju laut buta.
 
seselokan kecil di kubangan lumpur, mencari sisa-sisa beningnya dan berusaha mengalir jauh menuju masa depannya di tangan pantai.
 
cekungan sisa hujan, menunggu panas menguapkan jernihnya menuju langit. pelukan langit membuatnya hidup kembali dan dihargai.
 
ceceruk rawa yang keruh memercik-mercik tiap makhluk. ada tempat lain yang lebih baik dari ini.
 
lalu semuanya berkenalan. 
 
 
tawar dan tawar yang lantas kembali ditawarkan. gumpalan asin menengahi.
 
disini. kita akhirnya menjadi laut. saat gulungan ombak pulang pada pantainya, kita yang sekarang terburai di sekat-sekat pasir. 
 
sejujurnya, adakah yang peduli?
 
 
ada ribuan mata air mengalir, mati lalu menderas kembali setiap harinya.
 
jadi, apa kau peduli?
 
 
 
*tak perlu menjadi langit untuk merasa jumawa. jika pada akhirnya cuaca hari ini tetap saja mendung dan hujan akhirnya melunturkan semua rasa, mungkin kita kurang bersyukur pada hari-hari bermatahari yang telah lewat. kita cukup menjadi air maka kita akan mengenali segalanya. dalam segelas air ini aku menyapamu, apa aku masih mengenalimu yang dulu?*
 
 
semarang, senin 02/07/2012 18:21
tulisan ini aku buat untuk orang, namun aku tak pernah mengira jika akhirnya dia kembali padaku. seolah tiap-tiap kalimatnya menjadi pisau yang disediakan untuk menusuk diriku sendiri.


orang-orang bilang aku ini sahabatmu. tapi aku tak berani mengiyakannya. kau memang sahabatku, tapi apa yang telah kulakukan untukmu hingga aku bisa disebut sebagai sahabat untukmu? T.T

kita menyatu karena kita ini sama-sama orang aneh, meski dengan kemasan yang berbeda. dengan  tulisan, dengan cerita, dengan segala tawa.

aku yang bodoh, aku yang salah. tak pernah sekalipun aku menanyakan keadaanmu, tak pernah aku menanyakan kabarmu dalam sehari. tak pernah aku berusaha mencari tau kenapa kau selalu aktif di sosial media. tak pernah aku sekedar mengirimkan pesan sehari sekali, demi memperkuat apapun yang sudah ada bertahun-tahun di antara kita.

aku ini pengecut, aku tak tahu ada berapa rahasia yang msih aku punyai hingga kini yang tak kamu tau. beberapa sudah aku buka lebar tapi beberapa terasa pahit jika aku ucapkan T.T harusnya tak begini.
semua peristiwa masalaluku membuatku punya kepribadian yang aneh. tak bisa hidup tanpa orang banyak tapi cenderung menarik diri saat dituntut untuk membuka diri. apa yang harus aku lakukan?

orang-orang melihatku ekstrovert, tapi ada banyak kotak-kotak terkunci yang aku simpan rapat ketika di hadapan orang. termasuk itu kamu.

aku hanya ingin menjadi sahabat yang baik buatmu, seperti kamu yang selalu ada buat aku. tapi semua cara yang aku jalani terasa salah untuk menuju ke sana. buta dan tak pernah mau bertanya, itu aku. T.T

bukankah aku pernah bercerita mengenai wanita berkepala gengsi? itulah aku. jika saja aku mau bertanya, jika saja aku mau lebih perhatian, jika saja ah.... aku tak tau bagaimana caranya T.T

jadi, apa aku masih menjadi batu buatmu saat ini, gabus?

Kapan 'kita' lahir? Sepertinya memang ngga pernah ada kau dan aku. Semenjak yg bisa kuingat, sudah begini.
 
Kita.Percakapan-percakapan bodoh. Lelucon-lelucon frustasi. Obrolan sok serius. Mimpi-mimpi. Pencapaian. Perjuangan. Segala cerita. Tangisan. Sakit hati. Marah. Tawa riang. Angin dengan laut dan penjaga dengan jejak pengembara. Itu kita.
Ngga cukup kalo kubilang aku mengenalmu. Ajaib. Hari-hari telah lewat, tp masi saja kupelajari jutaan hal tentang kamu.
 
Kita beda. Batu dan gabus. Laut dan pantai. Selatan dan utara. Tapi saat ada 'kita' semua terasa pas adanya. Rajin dan malas. Teliti dan ceroboh. Pendiam dan aktif. Cerdas dan konyol. Taktis dan spontan. Rapi dan berantakan. Optimis dan opportunis. Kalem dan meledak-ledak. Beauty and the beast. Lembut dan kasar. Pemurah dan pemarah. Nice dan galak.
 
Ah.. Masi banyak lagi. Tapi semua mata rantai dr aku dan kamu, terkait dalam 'kita'.
 
Keberadaanmu seperti udara. Seperti 'tak tik tok' jam dinding. Seperti aroma kala hujan.
 
Ngga selalu terlihat. Tapi saat kamu ngga ada, justru ada beda. Mengerti? Kita laut dan pantai. Tapi kita punya langit berpurnama yg sama.
 
Meski kelam. Meski ngga terbaca. Meski tinggi. Meski terlalu luas. Selalu akan dapat kita temukan. Kita buat purnama sejauh itu, jadi jeruk jingga di genggaman. Manis. Dengan semua gembira beserta cucuran tangis.Semua pemenang, sayang. Aku. Kamu.
 
Jika finish itu tiba di di ujung kaki salah satu dr kita, akan selalu ada tangan yg terulur, menggenggam sama kuat. Menarik dan terpacu. Sama-sama. Itulah kita.
 
Bukan gelembung. Dan kita ngga akan pernah jadi gelembung. Bersinar sebelum lenyap seketika. Kita ini sinar matahari. Selalu regenerasi pada putaran waktu. Ngga sepenuhnya hilang tertelan. Tapi ada dlm wujud lain.
 
Kita istimewa. Kita adalah rahasia. Dan kita selalu bisa berucap, 'kita sempurna bukan karena kita. Segala kesalahan itu, pembelajaran itu, langkah menuju purnama, aku, kamu.
Itulah yang sempurna'. Luv ya dear, gabus. Sahabat dunia akhirat. Happy milad^^
tulisan itu dua tahun yang lalu, tapi apakah masih bisa berlaku sekarang? aku sedikit ragu.. karena kurasa aku telah mengacaukannya.

aku yang menjauh, aku yang pengecut, aku yang tak peduli T.T aku minta maaf.
aku merasa kita jauh, tapi sesuangguhnya aku yang menjauhkan diri. mengasingkan semuanya dari kebiasaan kita. T.T aku tak tau harus bagaimana. aku kangen kamu, tapi rasa-rasanya smua yang aku lakukan untuk itu salah. aku cuma menunggu, aku tak pernah menghampiri. aku tak pernah menyapamu saat kamu wara-wiri di twitter, apa aku ini masih bisa disebut sahabat? kamu selalu ada tapi rasa-rasanya telah lama sekali terakhir kalinya aku mendukungmu. yang aku ingat, semua yang aku ucapkan padamu saat kamu bercerita hanyalah celaan T.T aku seolah menuntutmu untuk berubah seperti apa yang aku ingin, aku minta maaf T.T

besok kamu kompre kan? semangat ya, jangan pernah lagi berdoa di sosial media, Alloh ada di mana-mana tapi bukan di sosial media. mereka cuma mesin, berdoa sendiri dengan hati yang bersungguh-sungguh akan lebih baik.

aku sayang kamu, aku cuma tak tau bagaimana menyampaikannya. aku minta maaf. T.T
semoga Alloh senantiasa melindungimu dan memberkahi semua hari-harimu :')

Kamis, 04 Oktober 2012

lima detik dan lima hari.

ouwfff, jangan ketawakan saya. saya tau perbedaan antara lima menit dan lima hari itu jauhnya melebihi tinggi 63 building-tower di korea sana. tapi bukan itu yang hendak saya tuliskan di sini sekarang.

tulisan ini mulai saya ketik saat para pekerja proyek milik FISIP, yang kebetulan berada di depan rumah kost saya, membakar berbagai macam limbah bangunan yang tak lagi terpakai *mungkin sebenarnya masih bisa dipakai sih, tapi tak taulah apa yang mereka rencanakan* seperti bambu, potongan-potongan kayu, papan, dan beberapa limbah proyek yang lain.

karena saking banyaknya benda yang dibakar, api yang di hasilkan lumayan besar hingga udara panasnya terasa di beranda kost. namun itu tidak lama, entah kenapa apinya tiba-tiba mengecil dan menyisakan asap tebal yang sangat mengganggu.

asap ini mengepul hingga sampai masuk ke dalam rumah dan stuck di koridor kamar anak kost. karena saya sesorean di dalam kamar jadi saya tidak tahu apa yang terjadi di luar. jadi ketika saya mulai terbatuk-batuk dan sesak nafas hingga keluar airmata, Elin, roommate saya berbicara mengenai sesuatu seperti asap dan mengganggu. saya tidak terlalu paham apa yang dia bicarakan sehingga saya bertanya apa yang terjadi. dia menjelaskan jika saat dia pulang dari kampus tadi didekat proyek sedang ada bakar-bakaran limbah proyek hingga menyebarkan asap kemana-mana.

rasanya sangat menyiksa, seolah tak bisa lagi bernafas dan megap-megap. dengan masih terbatuk-batuk saya keluar dari kamar untuk memeriksa keadaan di luar. ugh! saya tidak tahu siapa orangnya tapi ada yang mengunci rumah. mungkin untuk menghalau agar asap tidak masuk. tapi bukankah itu tindakan bodoh? asap akan tetap masuk melalui ventilasi dan justru stuck di dalam karena tak ada jalan untuk keluar. dengan sedikit menggerundel saya membuka pintu lebar-lebar. oh seperti yang saya bayangkan. di luar angin berhembus kencang. bukan kah jika seharusnya tadi pintunya di buka ada angin yang masuk dan membawa pergi asap-asap yang telah ada di dalam rumah sebelumnya?

pantas saja seluruh penghuni kost terbatuk-batuk -___-

adakah yang pernah mengalaminya? uwaaahh bersyukur sekali ya jika kita bisa bernafas dengan lega dan tanpa halangan. cuma asap saja bisa membuat kita kelabakan karena minimnya persediaan oksigen. pun juga kita harus bersyukur karena kita bisa bernafas dengan gratis. bayangkan saja susahnya mereka-mereka yang sedang sakit dan terbaring di Rumah Sakit hingga untuk bernafas pun harus di bantu alat dan bahkan membeli oksigen. astaghfirulloh, betapa kita harus selalu bersyukur tentang segala hal apapun dan sekecil apapun.

berbicara mengenai tak bias bernafas, tadi siang saya baru saja mengalami kejadian lupa bernafas paling lama dalam hidup saya. lima detik. lima detik saya lupa caranya bernafas.

anggap saja saat ini saya akan menceritakan tentang drama. drama kecil dalam hidup saya haha. :p

dulu saya pernah memposting tentang sesuatu disini. bisa dikatakan tentang jatuh cinta *eciyeeeee :D*
saya sering bertemu seseorang di kampus. yang secara kebetulan kami selalu memakai warna baju yang sama dan bahkan mempunyai jaket bola yang sama :D AC Milan.

tapi sampai sekarang saya masih saja tidak tahu namanya, belum, hihihi. entahlah, saya juga tak ada keinginan untuk mencari tahu. jika pertemuan kami serba kebetulan dan disertai dengan berbagai macam kebetulan yang lain, maka biarlah sesuatu sesederhana nama pun menjelma dengan kebetulan tanpa kami harus bersusah payah.

dan hari ini, setelah sekian lama. saya bertemu dengan dirinya lagi. dulu setelah postingan yang pertama tulisan saya yang menceritakan tentang dia, kami sebenarnay masih sering bertemu secara kebetulan. namun seperti yang sudah saya tuliskan pula, saya selalu lupa. kami hanya sekilas bertemu di tangga atau di koridor atau di parkiran atau di lobi dan cuma sekedar saling menatap tidak lebih.

hari ini entah rasanya berbeda. saya bertemu dengan dia di parkiran lagi. saya sedang di atas motor bareng sari, hendak keluar dari area kampus dan dia duduk di post satpam seperti biasa dengan teman-temannya.
saya sedang tertawa tadi karena menceritakan hal yang lucu pada sari, saat tatapan mata saya bertemu dengan matanya. ugh! dan sisa tawa saya masih ada dan kami masih saling tatap. lima detik saya lupa cara bernafas. dia tersenyum, mungkin mengira saya sedang tertawa padanya. lima detik yang terasa seperti lima hari. saya lupa berkedip, saya lupa bernafas. kami masih saling menatap hingga motor sari membelok di tikungan jalan depan Arsitek. lima detik saja. tapi itu adalah lima detik paling lama.

dlam lima detik tadi saya sempat mengamati banyak hal, bahwa dia memakai tas yang berbeda hari ini. sepatunya juga kelihatannya baru, saya baru sekali ini lihat. dia juga terlihat segar dengan potongan rambut yang berbeda, namun wajahnya masih seputih saat saya melihatnya berulang kali dalam bulan-bulan lalu.
yang terpenting, hari ini kami pun memakai baju dengan warna yang sama. heii, kebetulan yang lain?
hari ini saya memakai warna cokelat, dengan kerudung cokelat tua. dan dia memakai kaos cokelat.

hihihi saya pengen tersenyum terus tadi selama lima detik yang beku dalam pikiran saya. tapi..

seperti biasa, saat saya berkedip dan tatapan kami terputus, saya seperti tak merasakan apa-apa. aneh. tapi memang selalu begini. saat saya masih bisa menatapnya, saya bisa saja berpikir bahwa saya sedang jatuh cinta. saya tak tahu namanya, saya tak tahu identitasnya, semua tentang dia yang ada dalam pengetahuan sya hanyalah kira-kira. apa yang bisa saya harapkan dari yang kira-kira ini? :p
lalu yang lima detik paling lama tadi terasa seperti sudah lima hari yang lalu. hilang dan hambar saja. saya bahkan lupa seperti apa senyumnya. sekarang saat saya menuliskan ini, saya hampir lupa seperti apa wajahnya tadi dengan potongan rambut baru. sungguh.

jadi apakah yang seperti ini cinta? saya merasa mati rasa dan berdepar kencang seperti hendak pingsan saat menemukan matanya, tapi ketika dia tak lagi terlihat mata saya melupakan dia. bukan hendak sengaja, tapi memang terlupa.

lima detik yang terasa lamanya hingga lima hari, lalu lima detik yang telah hilang dan rasanya seperti telah terjadi selama lima hari yang telah lewat.

saya tak pernah mengharapkan kebetulan yang lain, tapi ketika kebetulan lain kembali terajadi saya akan menikmatinya dengan senang hati.

hei, tuan warna ungu. sebenarnya namamu siapa?

terima kasih atas lima detik dan lima harinya :)) saya bersyukur kita bertemu lagi hari ini hihihi

another random lines yang saya tuliskan di sini XD ah lega rasanya kalo sudah menulis :p
terima kasih sudah berkenan membaca cerita 'setengah cinta ceritanya' milik saya hihihi *itupun jika ada yang baca :p*


salam
little snaiL