Characters: Lee Chaeri & Jung soora
Tags: OC, Friendship, School-life, angst,
Family, Hurt, Hate.
Description: teman bisa membuat hidupmu lebih
baik atau juga makin buruk.
Foreword:
chiqux si author amatir yang biasanya hanya
bikin FF untuk dikonsumsi dan sebagai pelampiasan frustasi imajinasi sendiri
atas bias kini menggandeng author populer Kim Taena atau yang lebih dikenal
sebagai Thena Taena untuk menulis sebuah fic friendship *tepuk tangan*
kisah ini sama-sekali OC, jadi misalkan ada
beberapa idola yang ikut bermain di dalam ceritanya maka dia bermain seperti
yang diplotkan oleh author dan bukan sebagai idola seperti yang kita lihat
sehari-hari.
Kami bergiliran menuliskan pov dari Chaeri
dan Soora, untuk chap pertama ini karena diawali dengan pov Soora maka
pengenalan karakter lebih ke sisi kehidupan Soora. Untuk beberapa karakter
tambahan lain akan di cantumkan di chapter yang selanjutnya.
Di sini kami memakai pict yang dipergunakan
untuk mempermudah pembaca membayangkan plotnya. We dont own anything but the
story. Selamat membacaaaaa~!!!!
Plot:
Lee Chaeri
Usia: 17 tahun
kelas 2 di
KyungHee Senior High School
anak tunggal, dibesarkan dalam keluarga yang
masih menganut berbagai macam aturan membuatnya menjadi seorang pendiam dan
penyendiri. Tak berminat menjalin relasi apapun dengan sesama murid di sekolah
yang sama dan belum pernah mempunyai seorang teman pun. Bersedia berinteraksi
dengan orang sepanjang hanya masalah akademis seperti tugas atau project kelas.
Irit berbicara sehingga kadang-kadang orang menganggap dia tak ada. Dia benci
sesuatu yang bising dan sama sekali tak punya selera humor. Rajin dan tepat
waktu. Tak pernah berhura-hura seperti gadis seusianya. Pintar bermain piano
dan menyukai musik. Dia sangat menyukai dance tapi kedua orang tuanya tidak
pernah menyetujui Chaeri menjadi seorang dancer. Selalu membawa headphone
kesayangan kemanapun dia pergi. Dia menyukai benda-benda atau sesuatu yang
lucu/imut.
Usia: 17 tahun
Kelas 2 di KyungHee Senior High School
Gadis yang ceria, anak bungsu dari empat
bersaudara. Semua kakak-kakaknya perempuan. Dia selalu di tindas saat di
sekolah tapi tak pernah ambil peduli. Takut dengan gelap dan benci keadaan
sepi. Slogan andalannya adalah “Make Some Noises!!” meskipun selalu di tindas
tapi dia menganggap semua orang di sekolah adalah temannya. Ketiga kakak dan ibunya
sangat memanjakannya, tapi dia sangat ceroboh. Dia bahkan bisa tersandung
kakinya sendiri. Bersama kakak keduanya dia punya seribu ide jahil. Suka
berkata tajam saat dia merasa kesal. Suka bermain piano. Suka makan dan punya
rasa ingin tahu yang tinggi. Meskipun dia anak yang ceria tapi sebenarnya Soora
adalah kotak rahasia tanpa kunci. Dia menyimpan semuanya untuk dirinya sendiri.
Dia tak mempercayai orang lain kecuali kakak keduanya; Jooyeon, bahkan dia tak
mempercayai ibunya sendiri. Dia punya masa lalu yang suram. Dia benci jika tak
bisa menebak apa yang orang pikirkan.
Ibu kandung Jung Soora. Alasan kenapa marga soora
dan kakak keduanya Jung adalah ketika Umma dan Appa Soora bercerai
masing-masing mendapat hak pengasuhan 2 dari 4 anak perempuan mereka. Umma
Soora mendapat anak pertama; Sooyoung dan ketiga; Jinry sedangkan Appa Soora
mendapatkan anak kedua; Jooyeon dan anak bungsu; Soora, sehingga marga Soora
dan Jooyeon adalah Jung seperti appanya. Saat mantan suaminya meninggal karena
kecelakaan, hak asuh putri kedua dan Soora kembali ke tangannya, tapi mereka
tetap bermarga Jung. Umma soora dulu adalah seorang model, kini dia menjadi
seorang desainer baju untuk merknya sendiri The choi’s. Di antara seluruh
putrinya, Soora yang sangat ia sayangi. Masa lalu Soora yang kelam lah yang
menjadi penyebabnya. Dia tak akan pernah membiarkan Soora lepas dari
pengawasannya sedetik pun. Tapi dia tak pernah tau kalau Soora selalu di tindas
saat di sekolah.
Putri sulung dari Nyonya Choi. Usianya 26
tahun. Seorang model dunia untuk merek desain ummanya sendiri. Menyukai
kerapian dan tidak suka wilayah privasinya di usik orang, bahkan oleh adiknya
sendiri. Benci ramen atau mie instan. Pintar memasak, terutama makanan untuk
diet. Dia sering bertengkar dengan Jooyeon. Aegyo machine di keluarga Choi
meskipun dia adalah anak sulung.
Putri kedua dari nyonya choi. Usianya 23
tahun. Selalu berpakaian seperti seorang pria dan bahkan memotong rambutnya
pendek seperti seorang pria. Dancer dan Rapper terkenal di sebuah klub malam
tapi punya Florist atau toko bunga ketika siang hari. Dia juga termasuk anak
yang introvert sama seperti Soora tapi selalu terbuka kepada Soora. Seperti
halnya Soora yang hanya mempercayai dirinya maka dia pun hanya mempercayai
Soora. Bersama soora, mereka pernah punya masa lalu buruk saat masih bersama
Appa dan umma tiri mereka. Menyayangi Soora lebih dari siapapun. Jahil. Dan
menolak dipanggil dengan nama lengkap, dia hanya mau dipanggil dengan nama J
(diucapkan dengan ‘Jee’) dan orang-orang klub mengenalnya sebagai “Double-J”
Putri ketiga nyonya Choi. Usianya 20 tahun.
Penyanyi solo dengan nama panggung Sulli. Terkenal karena nada-nada tingginya.
Mengoleksi make up dan tidak suka jika seseorang menyentuh benda koleksinya.
Tidak bisa memasak dan sama cerobohnya seperti Soora. Karena usianya dan sora tidak terlalu jauh
maka dia yang paling sering bertengkar dengan Soora. Dia benci jika Soora
memanggilnya dengan sebutan Soli-Soli.
Queenka di KyungHee Senior High School.
Sewaktu kelas 1 dia sekelas dengan Soora, ketika naik ke kelas 2 mereka
berpisah kelas. Dia selalu menganggap Soora adalah budaknya. Dia benci Soora
yang selalu tersenyum, karena itu dia selalu mencari cara untuk membuat Soora
menderita. Kadang karena terlalu percaya diri dan angkuh, dia tak sadar jika
dirinya sedang dijahili oleh Soora. Dia benci soora yang sok akrab terhadapnya,
menganggapnya teman meskipun dia selalu menindas Soora. Dia juga membenci
Chaerin yang menjadi orang pertama yang berani membantahnya di depan umum.
Ibu tiri Jooyeon dan Soora. Seperti nyonya
Choi, di waktu muda dia adalah model dan menjadi saingan nyonya choi dengan
nama panggung Kim Shin Yeong. Menikah dengan Appa Soora setelah nyonya Choi dan
suaminya bercerai, dia menyayangi Jooyeon dan Soora seperti anaknya sendiri,
namun setelah kematian suaminya dia berbalik menjadi sangat membenci Soora.
Karena itulah hak asuh Jooyeon dan Soora kembali kepada Nyonya Choi. Saat ini
tinggal di Inggris.
“Kau
yakin?”
“Kenapa? kau terdengar khawatir.”
“Hanya
memastikan”
“ Tapi penuh rasa khawatir, kan?”
“Apa kau
merasa tersanjung?”
Chaeri heran, kenapa di dunia ini Tuhan
menciptakan manusia seberisik Soora. Dengan perawakannya yang kecil mungil dia
seolah petasan caberawit yang harus selalu meledak, serius deh, apa dia pernah
menelan radio di kehidupannya yang lalu? Chaeri juga tak mengerti kenapa dia
harus merasa selalu tergerak untuk membela saat Soora sedang di bully oleh Kim
Sunhee? Juga kenapa Soora terlihat tak pernah punya beban? Chaeri ragu Tuhan
memberikan dia otak atau tidak, sepertinya dia tak pernah memikirkan sesuatu.
Hidupnya selalu dipenuhi dengan senyum, bahkan saat dia sedang ditindas oleh
Sunhee.
Soora heran, kenapa di dunia ini Tuhan masih
memelihara orang yang tak tau terimakasih atas anugerah seperti Chaeri. Banyak
sekali orang bisu yang berusaha untuk bicara, tapi seperti orang kaya yang
pelit Chaeri tak pernah membagikan suaranya kepada orang dengan mudah. Bahkan
dia sepertinya telah lupa caranya tersenyum dilihat dari betapa kakunya bentuk
mulutnya itu. Soora bersumpah untuk terus mengganggu Chaeri dan membuatnya
berbicara seperti orang normal. Soora
pikir dia terlihat seperti manusia biasa ketika sedang marah. Orang-orang tak
pernah tau dia ini ada atau tidak jika dia hanya diam seperti kura-kura. Duh,
serius deh, suara paling keras yang
pernah dia bikin mungkin hanya pada saat matanya mengedip. Apa kerennya coba
jika manusia hanya berkedip sepanjang hari?
***
CHAPTER 1
“SOORA-YA,
IRREONAAA!!!”
Soora bangun
seketika dengan mata terbuka lebar karena kaget. Dia mimpi buruk, seorang nenek
sihir menghukumnya dengan kutukan sejuta teriakan gara-gara dia mencuri sebutir
apel. Dia masih belum benar-benar bangun, tapi dia merasa telinganya
berdenging.
“IRREONAAAA~
IIIIIIIIIRREOOOOOOOONAA~!!”
Kembali
Soora terkesiap, jika teriakan pertama tadi hanya membuatnya kaget dan masih
setengah sadar, maka untuk kali ini Soora sudah benar-benar bangun. Dia menyumpal telinganya untuk mengurangi
dengingan sembari memeriksa sekelilingnya dengan tatapan terganggu.
Dia
menemukan kakak ketiganya, Jinri yang sedang berkacak pinggang menghadapinya
dengan muka penuh make-upnya yang menyebalkan. Aroma parfumnya hampir membuat
Soora muntah, dia mandi air atau mandi parfum sih sebenarnya?
“Jadi itu kau?!”
ujar Soora dengan nada jengkel, “Harusnya aku bisa menebaknya..” Soora
menambahkan dalam gumaman tak jelas, telinganya masih berdenging.
“Apa?!”
Jinri menantang, sebelah tangannya tetap di pinggang sementara sebelah yang
lain sibuk merapikan poni.
“Nenek
sihir..” sahut Soora sembari menendang selimutnya keras.
“APA KAU
BILANG?!!!!” mata Jinri melebar mendengar sahutan Soora tadi.
“Kau nenek
sihir bermake-up tebal!!” Soora mengulanginya dengan berani.
“TUTUP
MULUTMU, KURCACI CEBOL!!” Jinri membalas dengan sengit.
“KALAU KAU
TAK MAU MUNCUL DI MIMPIKU SEBAGAI NENEK SIHIR, BERHENTI MENJADIKAN TELINGAKU
SEBAGAI TEMPAT LATIHAN VOKALMU SETIAP PAGI!!!” balas Soora tak kalah sengit,
“DAN AKU TAK SEPENDEK KURCACI!!” lanjut Soora sembari melangkah malas menuju pintu.
Lagi pula, yang namanya kurcaci tentu saja cebol. Buat apa Jinri susah-susah
menyebutkan spesifikasinya, buang-buang energi, duh.
“KAU PIKIR
AKU SUKA?! KALAU BUKAN KARENA UMMA YANG MENYURUHKU, AKU JUGA TAK AKAN SUDI
UNTUK MEMBANGUNKANMU SETIAP PAGI!” Jinri mengikuti Soora keluar dari kamarnya, tetap
dengan berteriak.
Soora
mengorek telinganya yang masih berdenging, dia menuruni tangga dengan malas.
“Then, dont! Buat apa kau buang-buang
waktumu untuk menganggu tidur indahku” Soora masih saja menanggapi.
“Poor you, little dimwit. Kau masih butuh
sekolah, kuingatkan kalau kau lupa, Kurcaci!” Jinri menyahut pedas.
“Aku LEBIH
tinggi dari kurcaci. Jadi berhenti memanggilku kurcaci, Nenek sihir!!” Soora
berbalik kebelakang dan membentak Jinri, keduanya sekarang saling menatap dan
berkacak pinggang. Mereka saling membelalakan mata dan beradu tatap hingga di
pecahkan oleh suara Jooyeon dari arah dapur.
“SIAPAPUN
YANG TIDAK SEGERA MENEMPATI KURSI MASING-MASING AKAN MENEMUKAN ULAT PALING
GEMUK DARI TOKO BUNGAKU DI PIRING PANCAKENYA~~~!!!”
Terdengar
Sooyoung terkekeh.
Serentak
Jinri dan Soora memutuskan adu saling tatap tadi dan menghambur ke dapur yang
juga tergabung dengan meja makan.
“NOOOOOO~!!!”
“JANGAN DI PIRINGKUUUUUU~!!!!”
Beginilah
suasana pagi di rumah Soora setiap hari. Tak pernah tidak ramai. Tapi memang
yang ramai ini yang membuat Soora nyaman, dia benci keheningan. Dia benci
gelap. Jika ada keributan dia merasa ada kehidupan. Beruntungnya memang seluruh
anggota keluarga Soora adalah orang-orang yang ramai, bahkan termasuk umma
dengan candaan-candaan garingnya.
“Umma
kemana, Soo-eon?” Soora memotong pancakenya tanpa minat, bagaimanapun juga
Jinri sudah merusak tidurnya yang berkualitas.
“Berhenti
memanggilku begitu, Soora-ya. Kau membuat namaku terdengar seperti merek Mie
Instan atau ramen..” gerutu Sooyoung.
Jooyeon dan
Soora tergelak, bahkan Jinri pun menggigit bibirnya menahan senyum.
“Umma tidak
pulang semalam, hari ini adalah hari dimulainya Korea Fashion Week bulan Februari.
Masih ada banyak hal yang harus dilakukan.” Jawab Sooyoung sembari melepas
apron yang dia kenakan.
“Habiskan
sarapanmu dan siap-siap untuk pergi sekolah Soora-ya. Aku harus bersiap-siap
juga untuk hari ini. Kau berangkat bersamaku.” Sooyoung melanjutkan ucapannya
sambil lalu.
“Ugh, aku mengutuk
siapapun yang menciptakan kewajiban bersekolah jika itu hanya menjadi alasan
Soli-Soli untuk berlatih vokal di telingaku~” Soora masih menggumam tak jelas,
dia mulai menyendok potongan-potongan pancakenya.
“Aku
mendengarnya!” Jinri menendang lutut Soora di bawah meja dari seberang.
“Ouch! J,
dia menyakitiku~” Soora mengadu pada Jooyeon dengan merengek, garpunya menunjuk
ke arah Jinri yang menjulurkan lidahnya.
“Hentikan
apapun yang sedang kau lakukan pada Soora, Jinri baby~” Jooyeon menyahut tanpa
mengangkat wajahnya dari piring pancake yang sedang dia hadapi.
“Ini juga
kesalahanmu, J! Kau membiarkan Soora memanggilmu seenaknya tanpa embel-embel
eonnie~” Jinri mengacak-acak potongan buah dalam piring pancakenya.
“Kau juga
memanggilku dengan J saja~” Jooyeon mengangkat kepalanya dan memberi Jinri
tatapan polos.
“AAARGH~!
Lupakan, dan kau Soora-ya setidaknya panggil namaku dengan benar. S-U-L-L-I..
SULLI!!!”
“Soli-Soli?”Soora
mengerjabkan matanya dengan muka datar ke arah Jinri.
“S-U-L-L-I~!!!”
“Whatever~”
“YAHHH~!!!”
Soora dan
Jooyeon terkikik melihat Jinri bermuka frustasi karena kejahilan mereka, hingga
terdengar teriakan Sooyoung dari lantai atas..
“YAHHH~! J,
BERHENTI MENCURI PAKAI EYELINERKU!!!!!!!”
Soora dan
Jooyeon meledak dalam tawa keras. Pagi yang sempurna di keluarga Soora.
***
“Cepat
keluar dari mobil, aku harus segera pergi.” Ujar Sooyoung tegas ketika mereka
telah sampai di depan gerbang sekolah Soora.
Soora
menutup puntu mobil dengan tersenyum lebar dan melambaikan tangan dengan
semangat.
“Sukses buat
peragaan busana hari ini, Soo-eon. Hwaiting!”
Sooyoung
tersenyum dan menirukan ucapan hwaiting dari Soora.
“Ini hari
pertamamu di kelas dua, dan kau tak boleh terlambat. Jangan buat masalah di
sekolah. Nanti siang J yang akan menjemputmu~ !!” Sooyoung berpesan sambil
melajukan mobilnya, Soora menyahut dengan tanda oke dari jempol dan telunjuk
tangan kirinya.
Selepas
kepergian Sooyoung, Soora menghela nafas dalam, diliriknya jam tangan spongebob
yang melingkar di pergelangan tangan kanannya.
“Telat
apanya, ini MASIH TERLALU PAGI untuk masuk kelas. Dasar orang dewasa~” keluh
Soora.
Dia berjalan
perlahan, tangannya mengeratkan pegangan ranselnya di pundak hingga tiba-tiba
ada yang menariknya ke belakang. Soora menoleh lantas tersenyum..
“Sunhee-ah,
annyeong!”senyum Soora sangat lebar sambil mengangkat telapak tangan kanannya
menyambut Sunhee.
“Kim! Sun!
Hee! Panggil namaku secara lengkap, kita ini sama sekali tidak akrab!” gertak
Sunhee sambil menyibak salah satu ikal rambutnya ke belakang pundak.
“Sunhe-ah,
bukankah kita teman?”
Sunhee
memutarkan matanya mendengar pertanyaan dari Soora, dia segera menyodorkan
tasnya ke tangan Soora dengan kasar.
“Bawakan
tasku, dan ikuti aku ke kelas~”
Setengah jam
kemudian, Soora melangkah menuju kelasnya dengan lunglai. Dari jauh terlihat
dia sedikit menggerutu.
“Betapa
baiknya Tuhan padaku, aku bilang masih terlalu pagi untuk masuk kelas dan dia
memberiku pekerjaan untuk membunuh waktuku. Ugh~ ”
Beberapa
saat yang lalu ketika Sunhee mengajak Soora mengikutinya ternyata dia memaksa
Soora untuk membenarkan ikal rambutnya dan merapikan cat kuku tangan kirinya
sebelum membiarkan Soora memasuki kelasnya. Karena itulah 5 menit sebelum bel
masuk kelas berbunyi, Soora baru memasuki kelasnya.
“Oh, kelas
baru. Uhumm, dengan siapa aku duduk sebangku kali ini?” Soora mengedarkan
pandangan ke seluruh penghuni kelasnya yang ramai, matanya tertuju ke bangku
yang terletak di pojok belakang. Satu-satunya tempat yang dihuni cuma oleh satu
orang. Soora melangkahkan kakinya ke sana dengan semangat, senyum lebar sekali
lagi terulas di bibirnya.
“Ouff~!”
Seluruh
kelas menatapnya. Soora yang terlalu bersemangat berjalan tidak melihat ke
bawah, kemana kakiknya melangkah. Sehingga dia tersandung salah satu kaki meja
dan terjungkal kedepan dengan lutut menghantam lantai. Ouch, nyeri pastinya.
“Ehehe, aku
tidak apa-apa. Tidak apa-apa~” Soora berulang-ulang mengucapkannya sambil
menatap sekeliling. Hampir seluruh kelas menahan tawa melihat kecerobohannya,
kecuali gadis yang duduk sendirian tadi.
Soora
membanting ranselnya dengan sedikit keras untuk menarik perhatian gadis
tersebut setelah dia sampai di dekatnya.
“Hai, boleh
aku duduk di sini?”
Gadis itu
hanya meliriknya sekilas lalu kembali menekuri iPodnya dalam diam. Soora
ternganga, apa dia sedang mengacuhkanku? Pikirnya.
Soora
menghempaskan pantatnya ke bangku di sebelah gadis itu. Dia menjulurkan tangan
ke arah teman barunya, dengan tersenyum tentu saja.
“Namaku Jung
Soora, dangshineun nugu?”
Gadis itu
masih tak menanggapi, dia malah menempatkan headphone yang sedari tadi
mengalung di leher ke telinganya. Soora melihat dia justru mengeraskan volume
dari apapun yang sedang dia dengarkan sekarang.
Kening Soora
berkerut, dia menoleh ke gadis yang ada di samping bangkunya.
“Ssst, apa
kau tau siapa namanya?” Soora mengarahkan jempolnya pada gadis teman
sebangkunya.
Gadis yang
Soora tanyai tadi diam sejenak, seolah berpikir. “Aku kurang yakin, apakah
namanya Lee Cherry atau Lee Sheerin~” jawabnya sepintas.
Soora
mengangguk-angguk, mulutnya membentuk tanda ‘O’ lebar.
“Apa dia
Bisu?” Soora kembali bertanya. Gadis tersebut mengangkat bahunya,
“Mungkin..”sahutnya sambil berpaling dari arah Soora.
Mendengar
hal tersebut Soora kembali menghadapkan wajahnya ke arah teman sebangkunya. Dia
mendekatkan wajahnya dengan penuh antusias. Belum pernah ada orang yang
mengabaikan dia sebelumnya.
Soora
menyolek pundak teman sebangkunya tadi hingga menoleh dengan tatapan tak suka.
“Kau bisa
bertahan berapa lama tidak mengedip? Kalau aku sih yakin kuat satu menit..”
Soora mengerjapkan matanya dengan polos.
Soora masih
saja penasaran. dia kembali mencolek pundak gadis tersebut hingga dia menoleh
kembali ke arah Soora.
“Apa kau
suka karakter Angry Bird?” tanya Soora polos.
Gadis tadi
tak menanggapi dan mengacuhkan Soora.
Soora tak
menyerah, dia kembali mencolek pundak si gadis dengan semangat. Namun rupanya
kali ini kesabaran si gadis sudah mencapai batasnya.
“Namaku
bukan Lee Cherry atau Lee Sheerin, tetapi Lee Chaeri! Aku tidak pernah
melakukan permainan bodoh sepertimu sehingga aku tak peduli berapa lama mataku
mampu tak berkedip dan aku benci Angry Bird!” Dia menarik nafasnya pelan lalu
berteriak, “DAN AKU TIDAK BISU SEHINGGA BERHENTI MENGGANGGUKU!!!”
Tepat ketika
Chaeri meneriakkan kalimatnya yang terakhir, seorang guru yang nampaknya adalah
guru yang akan mengajar di kelas mereka, memasuki ruangan.
“Pelankan
suaramu , Nona Lee! Aku tak peduli apakah kau benci Angry Bird atau tidak.”
Guru tersebut menegur Chaeri dengan keras sebelum melanjutkan. “..oh, dan
kupikir selama ini kau tak bisa bersuara” ujarnya dengan nada heran. Seluruh
kelas meledak dalam tawa termasuk Soora. Sementara Chaeri mukanya memerah
menahan marah sekaligus malu.
Gadis ini
lucu, pikir Soora.
-TBC-
yang jadi jung shin yeong, itu nama nya ulzzang apa ya? nama asli maksudnya
BalasHapusaduh maaf lupa dulu dapetnya di thread apa, apa Min Hyorin apa ya? lupa serius.. maaf banget
BalasHapus