Selasa, 20 November 2012

[Fanfic] Two Moons Chapter 1 => Noise







Characters: Lee Chaeri & Jung soora

Tags: OC, Friendship, School-life, angst, Family, Hurt, Hate.

Description: teman bisa membuat hidupmu lebih baik atau juga makin buruk.

Foreword:
chiqux si author amatir yang biasanya hanya bikin FF untuk dikonsumsi dan sebagai pelampiasan frustasi imajinasi sendiri atas bias kini menggandeng author populer Kim Taena atau yang lebih dikenal sebagai Thena Taena untuk menulis sebuah fic friendship *tepuk tangan*
kisah ini sama-sekali OC, jadi misalkan ada beberapa idola yang ikut bermain di dalam ceritanya maka dia bermain seperti yang diplotkan oleh author dan bukan sebagai idola seperti yang kita lihat sehari-hari.
Kami bergiliran menuliskan pov dari Chaeri dan Soora, untuk chap pertama ini karena diawali dengan pov Soora maka pengenalan karakter lebih ke sisi kehidupan Soora. Untuk beberapa karakter tambahan lain akan di cantumkan di chapter yang selanjutnya.
Di sini kami memakai pict yang dipergunakan untuk mempermudah pembaca membayangkan plotnya. We dont own anything but the story. Selamat membacaaaaa~!!!!

Plot:

Lee Chaeri






Usia: 17 tahun
kelas 2 di  KyungHee Senior High School
anak tunggal, dibesarkan dalam keluarga yang masih menganut berbagai macam aturan membuatnya menjadi seorang pendiam dan penyendiri. Tak berminat menjalin relasi apapun dengan sesama murid di sekolah yang sama dan belum pernah mempunyai seorang teman pun. Bersedia berinteraksi dengan orang sepanjang hanya masalah akademis seperti tugas atau project kelas. Irit berbicara sehingga kadang-kadang orang menganggap dia tak ada. Dia benci sesuatu yang bising dan sama sekali tak punya selera humor. Rajin dan tepat waktu. Tak pernah berhura-hura seperti gadis seusianya. Pintar bermain piano dan menyukai musik. Dia sangat menyukai dance tapi kedua orang tuanya tidak pernah menyetujui Chaeri menjadi seorang dancer. Selalu membawa headphone kesayangan kemanapun dia pergi. Dia menyukai benda-benda atau sesuatu yang lucu/imut.


Jung SooRa




Usia: 17 tahun
Kelas 2 di KyungHee Senior High School
Gadis yang ceria, anak bungsu dari empat bersaudara. Semua kakak-kakaknya perempuan. Dia selalu di tindas saat di sekolah tapi tak pernah ambil peduli. Takut dengan gelap dan benci keadaan sepi. Slogan andalannya adalah “Make Some Noises!!” meskipun selalu di tindas tapi dia menganggap semua orang di sekolah adalah temannya. Ketiga kakak dan ibunya sangat memanjakannya, tapi dia sangat ceroboh. Dia bahkan bisa tersandung kakinya sendiri. Bersama kakak keduanya dia punya seribu ide jahil. Suka berkata tajam saat dia merasa kesal. Suka bermain piano. Suka makan dan punya rasa ingin tahu yang tinggi. Meskipun dia anak yang ceria tapi sebenarnya Soora adalah kotak rahasia tanpa kunci. Dia menyimpan semuanya untuk dirinya sendiri. Dia tak mempercayai orang lain kecuali kakak keduanya; Jooyeon, bahkan dia tak mempercayai ibunya sendiri. Dia punya masa lalu yang suram. Dia benci jika tak bisa menebak apa yang orang pikirkan.


Choi Han Byul





Ibu kandung Jung Soora. Alasan kenapa marga soora dan kakak keduanya Jung adalah ketika Umma dan Appa Soora bercerai masing-masing mendapat hak pengasuhan 2 dari 4 anak perempuan mereka. Umma Soora mendapat anak pertama; Sooyoung dan ketiga; Jinry sedangkan Appa Soora mendapatkan anak kedua; Jooyeon dan anak bungsu; Soora, sehingga marga Soora dan Jooyeon adalah Jung seperti appanya.  Saat mantan suaminya meninggal karena kecelakaan, hak asuh putri kedua dan Soora kembali ke tangannya, tapi mereka tetap bermarga Jung. Umma soora dulu adalah seorang model, kini dia menjadi seorang desainer baju untuk merknya sendiri The choi’s. Di antara seluruh putrinya, Soora yang sangat ia sayangi. Masa lalu Soora yang kelam lah yang menjadi penyebabnya. Dia tak akan pernah membiarkan Soora lepas dari pengawasannya sedetik pun. Tapi dia tak pernah tau kalau Soora selalu di tindas saat di sekolah.


Choi Sooyoung




Putri sulung dari Nyonya Choi. Usianya 26 tahun. Seorang model dunia untuk merek desain ummanya sendiri. Menyukai kerapian dan tidak suka wilayah privasinya di usik orang, bahkan oleh adiknya sendiri. Benci ramen atau mie instan. Pintar memasak, terutama makanan untuk diet. Dia sering bertengkar dengan Jooyeon. Aegyo machine di keluarga Choi meskipun dia adalah anak sulung.


Jung Jooyeon







Putri kedua dari nyonya choi. Usianya 23 tahun. Selalu berpakaian seperti seorang pria dan bahkan memotong rambutnya pendek seperti seorang pria. Dancer dan Rapper terkenal di sebuah klub malam tapi punya Florist atau toko bunga ketika siang hari. Dia juga termasuk anak yang introvert sama seperti Soora tapi selalu terbuka kepada Soora. Seperti halnya Soora yang hanya mempercayai dirinya maka dia pun hanya mempercayai Soora. Bersama soora, mereka pernah punya masa lalu buruk saat masih bersama Appa dan umma tiri mereka. Menyayangi Soora lebih dari siapapun. Jahil. Dan menolak dipanggil dengan nama lengkap, dia hanya mau dipanggil dengan nama J (diucapkan dengan ‘Jee’) dan orang-orang klub mengenalnya sebagai “Double-J


Choi Jinri





Putri ketiga nyonya Choi. Usianya 20 tahun. Penyanyi solo dengan nama panggung Sulli. Terkenal karena nada-nada tingginya. Mengoleksi make up dan tidak suka jika seseorang menyentuh benda koleksinya. Tidak bisa memasak dan sama cerobohnya seperti Soora.  Karena usianya dan sora tidak terlalu jauh maka dia yang paling sering bertengkar dengan Soora. Dia benci jika Soora memanggilnya dengan sebutan Soli-Soli.



Kim Sunhee






Queenka di KyungHee Senior High School. Sewaktu kelas 1 dia sekelas dengan Soora, ketika naik ke kelas 2 mereka berpisah kelas. Dia selalu menganggap Soora adalah budaknya. Dia benci Soora yang selalu tersenyum, karena itu dia selalu mencari cara untuk membuat Soora menderita. Kadang karena terlalu percaya diri dan angkuh, dia tak sadar jika dirinya sedang dijahili oleh Soora. Dia benci soora yang sok akrab terhadapnya, menganggapnya teman meskipun dia selalu menindas Soora. Dia juga membenci Chaerin yang menjadi orang pertama yang berani membantahnya di depan umum.



Jung Shin Yeong





Ibu tiri Jooyeon dan Soora. Seperti nyonya Choi, di waktu muda dia adalah model dan menjadi saingan nyonya choi dengan nama panggung Kim Shin Yeong. Menikah dengan Appa Soora setelah nyonya Choi dan suaminya bercerai, dia menyayangi Jooyeon dan Soora seperti anaknya sendiri, namun setelah kematian suaminya dia berbalik menjadi sangat membenci Soora. Karena itulah hak asuh Jooyeon dan Soora kembali kepada Nyonya Choi. Saat ini tinggal di Inggris.

“Kau yakin?”

                        “Kenapa? kau terdengar khawatir.”

“Hanya memastikan”

                        “ Tapi penuh rasa khawatir, kan?”

“Apa kau merasa tersanjung?”


Chaeri heran, kenapa di dunia ini Tuhan menciptakan manusia seberisik Soora. Dengan perawakannya yang kecil mungil dia seolah petasan caberawit yang harus selalu meledak, serius deh, apa dia pernah menelan radio di kehidupannya yang lalu? Chaeri juga tak mengerti kenapa dia harus merasa selalu tergerak untuk membela saat Soora sedang di bully oleh Kim Sunhee? Juga kenapa Soora terlihat tak pernah punya beban? Chaeri ragu Tuhan memberikan dia otak atau tidak, sepertinya dia tak pernah memikirkan sesuatu. Hidupnya selalu dipenuhi dengan senyum, bahkan saat dia sedang ditindas oleh Sunhee.

Soora heran, kenapa di dunia ini Tuhan masih memelihara orang yang tak tau terimakasih atas anugerah seperti Chaeri. Banyak sekali orang bisu yang berusaha untuk bicara, tapi seperti orang kaya yang pelit Chaeri tak pernah membagikan suaranya kepada orang dengan mudah. Bahkan dia sepertinya telah lupa caranya tersenyum dilihat dari betapa kakunya bentuk mulutnya itu. Soora bersumpah untuk terus mengganggu Chaeri dan membuatnya berbicara seperti orang normal.  Soora pikir dia terlihat seperti manusia biasa ketika sedang marah. Orang-orang tak pernah tau dia ini ada atau tidak jika dia hanya diam seperti kura-kura. Duh, serius deh, suara  paling keras yang pernah dia bikin mungkin hanya pada saat matanya mengedip. Apa kerennya coba jika manusia hanya berkedip sepanjang hari?

                                                                     ***

CHAPTER 1

“SOORA-YA, IRREONAAA!!!”

Soora bangun seketika dengan mata terbuka lebar karena kaget. Dia mimpi buruk, seorang nenek sihir menghukumnya dengan kutukan sejuta teriakan gara-gara dia mencuri sebutir apel. Dia masih belum benar-benar bangun, tapi dia merasa telinganya berdenging.

“IRREONAAAA~ IIIIIIIIIRREOOOOOOOONAA~!!”

Kembali Soora terkesiap, jika teriakan pertama tadi hanya membuatnya kaget dan masih setengah sadar, maka untuk kali ini Soora sudah benar-benar bangun.  Dia menyumpal telinganya untuk mengurangi dengingan sembari memeriksa sekelilingnya dengan tatapan terganggu.

Dia menemukan kakak ketiganya, Jinri yang sedang berkacak pinggang menghadapinya dengan muka penuh make-upnya yang menyebalkan. Aroma parfumnya hampir membuat Soora muntah, dia mandi air atau mandi parfum sih sebenarnya?

“Jadi itu kau?!” ujar Soora dengan nada jengkel, “Harusnya aku bisa menebaknya..” Soora menambahkan dalam gumaman tak jelas, telinganya masih berdenging.

“Apa?!” Jinri menantang, sebelah tangannya tetap di pinggang sementara sebelah yang lain sibuk merapikan poni.

“Nenek sihir..” sahut Soora sembari menendang selimutnya keras.

“APA KAU BILANG?!!!!” mata Jinri melebar mendengar sahutan Soora tadi.

“Kau nenek sihir bermake-up tebal!!” Soora mengulanginya dengan berani.

“TUTUP MULUTMU, KURCACI CEBOL!!” Jinri membalas dengan sengit.

“KALAU KAU TAK MAU MUNCUL DI MIMPIKU SEBAGAI NENEK SIHIR, BERHENTI MENJADIKAN TELINGAKU SEBAGAI TEMPAT LATIHAN VOKALMU SETIAP PAGI!!!” balas Soora tak kalah sengit, “DAN AKU TAK SEPENDEK KURCACI!!” lanjut Soora sembari melangkah malas menuju pintu. Lagi pula, yang namanya kurcaci tentu saja cebol. Buat apa Jinri susah-susah menyebutkan spesifikasinya, buang-buang energi, duh.

“KAU PIKIR AKU SUKA?! KALAU BUKAN KARENA UMMA YANG MENYURUHKU, AKU JUGA TAK AKAN SUDI UNTUK MEMBANGUNKANMU SETIAP PAGI!” Jinri mengikuti Soora keluar dari kamarnya, tetap dengan berteriak.

Soora mengorek telinganya yang masih berdenging, dia menuruni tangga dengan malas.

Then, dont! Buat apa kau buang-buang waktumu untuk menganggu tidur indahku” Soora masih saja menanggapi.

Poor you, little dimwit. Kau masih butuh sekolah, kuingatkan kalau kau lupa, Kurcaci!” Jinri menyahut pedas.

“Aku LEBIH tinggi dari kurcaci. Jadi berhenti memanggilku kurcaci, Nenek sihir!!” Soora berbalik kebelakang dan membentak Jinri, keduanya sekarang saling menatap dan berkacak pinggang. Mereka saling membelalakan mata dan beradu tatap hingga di pecahkan oleh suara Jooyeon dari arah dapur.

“SIAPAPUN YANG TIDAK SEGERA MENEMPATI KURSI MASING-MASING AKAN MENEMUKAN ULAT PALING GEMUK DARI TOKO BUNGAKU DI PIRING PANCAKENYA~~~!!!”

Terdengar Sooyoung terkekeh.

Serentak Jinri dan Soora memutuskan adu saling tatap tadi dan menghambur ke dapur yang juga tergabung dengan meja makan.

“NOOOOOO~!!!”

“JANGAN DI PIRINGKUUUUUU~!!!!”

Beginilah suasana pagi di rumah Soora setiap hari. Tak pernah tidak ramai. Tapi memang yang ramai ini yang membuat Soora nyaman, dia benci keheningan. Dia benci gelap. Jika ada keributan dia merasa ada kehidupan. Beruntungnya memang seluruh anggota keluarga Soora adalah orang-orang yang ramai, bahkan termasuk umma dengan candaan-candaan garingnya.

“Umma kemana, Soo-eon?” Soora memotong pancakenya tanpa minat, bagaimanapun juga Jinri sudah merusak tidurnya yang berkualitas.

“Berhenti memanggilku begitu, Soora-ya. Kau membuat namaku terdengar seperti merek Mie Instan atau ramen..” gerutu Sooyoung.

Jooyeon dan Soora tergelak, bahkan Jinri pun menggigit bibirnya menahan senyum.

“Umma tidak pulang semalam, hari ini adalah hari dimulainya Korea Fashion Week bulan Februari. Masih ada banyak hal yang harus dilakukan.” Jawab Sooyoung sembari melepas apron yang dia kenakan.

“Habiskan sarapanmu dan siap-siap untuk pergi sekolah Soora-ya. Aku harus bersiap-siap juga untuk hari ini. Kau berangkat bersamaku.” Sooyoung melanjutkan ucapannya sambil lalu.

“Ugh, aku mengutuk siapapun yang menciptakan kewajiban bersekolah jika itu hanya menjadi alasan Soli-Soli untuk berlatih vokal di telingaku~” Soora masih menggumam tak jelas, dia mulai menyendok potongan-potongan pancakenya.

“Aku mendengarnya!” Jinri menendang lutut Soora di bawah meja dari seberang.

“Ouch! J, dia menyakitiku~” Soora mengadu pada Jooyeon dengan merengek, garpunya menunjuk ke arah Jinri yang menjulurkan lidahnya.

“Hentikan apapun yang sedang kau lakukan pada Soora, Jinri baby~” Jooyeon menyahut tanpa mengangkat wajahnya dari piring pancake yang sedang dia hadapi.

“Ini juga kesalahanmu, J! Kau membiarkan Soora memanggilmu seenaknya tanpa embel-embel eonnie~” Jinri mengacak-acak potongan buah dalam piring pancakenya.

“Kau juga memanggilku dengan J saja~” Jooyeon mengangkat kepalanya dan memberi Jinri tatapan polos.

“AAARGH~! Lupakan, dan kau Soora-ya setidaknya panggil namaku dengan benar. S-U-L-L-I.. SULLI!!!”

“Soli-Soli?”Soora mengerjabkan matanya dengan muka datar ke arah Jinri.

“S-U-L-L-I~!!!”

“Whatever~”

“YAHHH~!!!”

Soora dan Jooyeon terkikik melihat Jinri bermuka frustasi karena kejahilan mereka, hingga terdengar teriakan Sooyoung dari lantai atas..

“YAHHH~! J, BERHENTI MENCURI PAKAI EYELINERKU!!!!!!!”

Soora dan Jooyeon meledak dalam tawa keras. Pagi yang sempurna di keluarga Soora.


***

“Cepat keluar dari mobil, aku harus segera pergi.” Ujar Sooyoung tegas ketika mereka telah sampai di depan gerbang sekolah Soora.

Soora menutup puntu mobil dengan tersenyum lebar dan melambaikan tangan dengan semangat.

“Sukses buat peragaan busana hari ini, Soo-eon. Hwaiting!”

Sooyoung tersenyum dan menirukan ucapan hwaiting dari Soora.

“Ini hari pertamamu di kelas dua, dan kau tak boleh terlambat. Jangan buat masalah di sekolah. Nanti siang J yang akan menjemputmu~ !!” Sooyoung berpesan sambil melajukan mobilnya, Soora menyahut dengan tanda oke dari jempol dan telunjuk tangan kirinya.

Selepas kepergian Sooyoung, Soora menghela nafas dalam, diliriknya jam tangan spongebob yang melingkar di pergelangan tangan kanannya.

“Telat apanya, ini MASIH TERLALU PAGI untuk masuk kelas. Dasar orang dewasa~” keluh Soora.

Dia berjalan perlahan, tangannya mengeratkan pegangan ranselnya di pundak hingga tiba-tiba ada yang menariknya ke belakang. Soora menoleh lantas tersenyum..

“Sunhee-ah, annyeong!”senyum Soora sangat lebar sambil mengangkat telapak tangan kanannya menyambut Sunhee.

“Kim! Sun! Hee! Panggil namaku secara lengkap, kita ini sama sekali tidak akrab!” gertak Sunhee sambil menyibak salah satu ikal rambutnya ke belakang pundak.

“Sunhe-ah, bukankah kita teman?”

Sunhee memutarkan matanya mendengar pertanyaan dari Soora, dia segera menyodorkan tasnya ke tangan Soora dengan kasar.

“Bawakan tasku, dan ikuti aku ke kelas~”

Setengah jam kemudian, Soora melangkah menuju kelasnya dengan lunglai. Dari jauh terlihat dia sedikit menggerutu.

“Betapa baiknya Tuhan padaku, aku bilang masih terlalu pagi untuk masuk kelas dan dia memberiku pekerjaan untuk membunuh waktuku. Ugh~ ”

Beberapa saat yang lalu ketika Sunhee mengajak Soora mengikutinya ternyata dia memaksa Soora untuk membenarkan ikal rambutnya dan merapikan cat kuku tangan kirinya sebelum membiarkan Soora memasuki kelasnya. Karena itulah 5 menit sebelum bel masuk kelas berbunyi, Soora baru memasuki kelasnya.

“Oh, kelas baru. Uhumm, dengan siapa aku duduk sebangku kali ini?” Soora mengedarkan pandangan ke seluruh penghuni kelasnya yang ramai, matanya tertuju ke bangku yang terletak di pojok belakang. Satu-satunya tempat yang dihuni cuma oleh satu orang. Soora melangkahkan kakinya ke sana dengan semangat, senyum lebar sekali lagi terulas di bibirnya.

“Ouff~!”

Seluruh kelas menatapnya. Soora yang terlalu bersemangat berjalan tidak melihat ke bawah, kemana kakiknya melangkah. Sehingga dia tersandung salah satu kaki meja dan terjungkal kedepan dengan lutut menghantam lantai. Ouch, nyeri pastinya.

“Ehehe, aku tidak apa-apa. Tidak apa-apa~” Soora berulang-ulang mengucapkannya sambil menatap sekeliling. Hampir seluruh kelas menahan tawa melihat kecerobohannya, kecuali gadis yang duduk sendirian tadi.

Soora membanting ranselnya dengan sedikit keras untuk menarik perhatian gadis tersebut setelah dia sampai di dekatnya.

“Hai, boleh aku duduk di sini?”

Gadis itu hanya meliriknya sekilas lalu kembali menekuri iPodnya dalam diam. Soora ternganga, apa dia sedang mengacuhkanku? Pikirnya.

Soora menghempaskan pantatnya ke bangku di sebelah gadis itu. Dia menjulurkan tangan ke arah teman barunya, dengan tersenyum tentu saja.

“Namaku Jung Soora, dangshineun nugu?”

Gadis itu masih tak menanggapi, dia malah menempatkan headphone yang sedari tadi mengalung di leher ke telinganya. Soora melihat dia justru mengeraskan volume dari apapun yang sedang dia dengarkan sekarang.

Kening Soora berkerut, dia menoleh ke gadis yang ada di samping bangkunya.

“Ssst, apa kau tau siapa namanya?” Soora mengarahkan jempolnya pada gadis teman sebangkunya.

Gadis yang Soora tanyai tadi diam sejenak, seolah berpikir. “Aku kurang yakin, apakah namanya Lee Cherry atau Lee Sheerin~” jawabnya sepintas.

Soora mengangguk-angguk, mulutnya membentuk tanda ‘O’ lebar.

“Apa dia Bisu?” Soora kembali bertanya. Gadis tersebut mengangkat bahunya, “Mungkin..”sahutnya sambil berpaling dari arah Soora.

Mendengar hal tersebut Soora kembali menghadapkan wajahnya ke arah teman sebangkunya. Dia mendekatkan wajahnya dengan penuh antusias. Belum pernah ada orang yang mengabaikan dia sebelumnya.

Soora menyolek pundak teman sebangkunya tadi hingga menoleh dengan tatapan tak suka.

“Kau bisa bertahan berapa lama tidak mengedip? Kalau aku sih yakin kuat satu menit..” Soora mengerjapkan matanya dengan polos.

Gadis tadi memandanginya seolah Soora sudah gila. Lalu kembali melengos dan memalingkan wajahnya.

Soora masih saja penasaran. dia kembali mencolek pundak gadis tersebut hingga dia menoleh kembali ke arah Soora.

“Apa kau suka karakter Angry Bird?” tanya Soora polos. 

Gadis tadi tak menanggapi dan mengacuhkan Soora.

Soora tak menyerah, dia kembali mencolek pundak si gadis dengan semangat. Namun rupanya kali ini kesabaran si gadis sudah mencapai batasnya.

“Namaku bukan Lee Cherry atau Lee Sheerin, tetapi Lee Chaeri! Aku tidak pernah melakukan permainan bodoh sepertimu sehingga aku tak peduli berapa lama mataku mampu tak berkedip dan aku benci Angry Bird!” Dia menarik nafasnya pelan lalu berteriak, “DAN AKU TIDAK BISU SEHINGGA BERHENTI MENGGANGGUKU!!!”

Tepat ketika Chaeri meneriakkan kalimatnya yang terakhir, seorang guru yang nampaknya adalah guru yang akan mengajar di kelas mereka, memasuki ruangan.

“Pelankan suaramu , Nona Lee! Aku tak peduli apakah kau benci Angry Bird atau tidak.” Guru tersebut menegur Chaeri dengan keras sebelum melanjutkan. “..oh, dan kupikir selama ini kau tak bisa bersuara” ujarnya dengan nada heran. Seluruh kelas meledak dalam tawa termasuk Soora. Sementara Chaeri mukanya memerah menahan marah sekaligus malu.

Gadis ini lucu, pikir Soora.
                                                                        -TBC-

2 komentar:

  1. yang jadi jung shin yeong, itu nama nya ulzzang apa ya? nama asli maksudnya

    BalasHapus
  2. aduh maaf lupa dulu dapetnya di thread apa, apa Min Hyorin apa ya? lupa serius.. maaf banget

    BalasHapus