Kamis, 04 Oktober 2012

lima detik dan lima hari.

ouwfff, jangan ketawakan saya. saya tau perbedaan antara lima menit dan lima hari itu jauhnya melebihi tinggi 63 building-tower di korea sana. tapi bukan itu yang hendak saya tuliskan di sini sekarang.

tulisan ini mulai saya ketik saat para pekerja proyek milik FISIP, yang kebetulan berada di depan rumah kost saya, membakar berbagai macam limbah bangunan yang tak lagi terpakai *mungkin sebenarnya masih bisa dipakai sih, tapi tak taulah apa yang mereka rencanakan* seperti bambu, potongan-potongan kayu, papan, dan beberapa limbah proyek yang lain.

karena saking banyaknya benda yang dibakar, api yang di hasilkan lumayan besar hingga udara panasnya terasa di beranda kost. namun itu tidak lama, entah kenapa apinya tiba-tiba mengecil dan menyisakan asap tebal yang sangat mengganggu.

asap ini mengepul hingga sampai masuk ke dalam rumah dan stuck di koridor kamar anak kost. karena saya sesorean di dalam kamar jadi saya tidak tahu apa yang terjadi di luar. jadi ketika saya mulai terbatuk-batuk dan sesak nafas hingga keluar airmata, Elin, roommate saya berbicara mengenai sesuatu seperti asap dan mengganggu. saya tidak terlalu paham apa yang dia bicarakan sehingga saya bertanya apa yang terjadi. dia menjelaskan jika saat dia pulang dari kampus tadi didekat proyek sedang ada bakar-bakaran limbah proyek hingga menyebarkan asap kemana-mana.

rasanya sangat menyiksa, seolah tak bisa lagi bernafas dan megap-megap. dengan masih terbatuk-batuk saya keluar dari kamar untuk memeriksa keadaan di luar. ugh! saya tidak tahu siapa orangnya tapi ada yang mengunci rumah. mungkin untuk menghalau agar asap tidak masuk. tapi bukankah itu tindakan bodoh? asap akan tetap masuk melalui ventilasi dan justru stuck di dalam karena tak ada jalan untuk keluar. dengan sedikit menggerundel saya membuka pintu lebar-lebar. oh seperti yang saya bayangkan. di luar angin berhembus kencang. bukan kah jika seharusnya tadi pintunya di buka ada angin yang masuk dan membawa pergi asap-asap yang telah ada di dalam rumah sebelumnya?

pantas saja seluruh penghuni kost terbatuk-batuk -___-

adakah yang pernah mengalaminya? uwaaahh bersyukur sekali ya jika kita bisa bernafas dengan lega dan tanpa halangan. cuma asap saja bisa membuat kita kelabakan karena minimnya persediaan oksigen. pun juga kita harus bersyukur karena kita bisa bernafas dengan gratis. bayangkan saja susahnya mereka-mereka yang sedang sakit dan terbaring di Rumah Sakit hingga untuk bernafas pun harus di bantu alat dan bahkan membeli oksigen. astaghfirulloh, betapa kita harus selalu bersyukur tentang segala hal apapun dan sekecil apapun.

berbicara mengenai tak bias bernafas, tadi siang saya baru saja mengalami kejadian lupa bernafas paling lama dalam hidup saya. lima detik. lima detik saya lupa caranya bernafas.

anggap saja saat ini saya akan menceritakan tentang drama. drama kecil dalam hidup saya haha. :p

dulu saya pernah memposting tentang sesuatu disini. bisa dikatakan tentang jatuh cinta *eciyeeeee :D*
saya sering bertemu seseorang di kampus. yang secara kebetulan kami selalu memakai warna baju yang sama dan bahkan mempunyai jaket bola yang sama :D AC Milan.

tapi sampai sekarang saya masih saja tidak tahu namanya, belum, hihihi. entahlah, saya juga tak ada keinginan untuk mencari tahu. jika pertemuan kami serba kebetulan dan disertai dengan berbagai macam kebetulan yang lain, maka biarlah sesuatu sesederhana nama pun menjelma dengan kebetulan tanpa kami harus bersusah payah.

dan hari ini, setelah sekian lama. saya bertemu dengan dirinya lagi. dulu setelah postingan yang pertama tulisan saya yang menceritakan tentang dia, kami sebenarnay masih sering bertemu secara kebetulan. namun seperti yang sudah saya tuliskan pula, saya selalu lupa. kami hanya sekilas bertemu di tangga atau di koridor atau di parkiran atau di lobi dan cuma sekedar saling menatap tidak lebih.

hari ini entah rasanya berbeda. saya bertemu dengan dia di parkiran lagi. saya sedang di atas motor bareng sari, hendak keluar dari area kampus dan dia duduk di post satpam seperti biasa dengan teman-temannya.
saya sedang tertawa tadi karena menceritakan hal yang lucu pada sari, saat tatapan mata saya bertemu dengan matanya. ugh! dan sisa tawa saya masih ada dan kami masih saling tatap. lima detik saya lupa cara bernafas. dia tersenyum, mungkin mengira saya sedang tertawa padanya. lima detik yang terasa seperti lima hari. saya lupa berkedip, saya lupa bernafas. kami masih saling menatap hingga motor sari membelok di tikungan jalan depan Arsitek. lima detik saja. tapi itu adalah lima detik paling lama.

dlam lima detik tadi saya sempat mengamati banyak hal, bahwa dia memakai tas yang berbeda hari ini. sepatunya juga kelihatannya baru, saya baru sekali ini lihat. dia juga terlihat segar dengan potongan rambut yang berbeda, namun wajahnya masih seputih saat saya melihatnya berulang kali dalam bulan-bulan lalu.
yang terpenting, hari ini kami pun memakai baju dengan warna yang sama. heii, kebetulan yang lain?
hari ini saya memakai warna cokelat, dengan kerudung cokelat tua. dan dia memakai kaos cokelat.

hihihi saya pengen tersenyum terus tadi selama lima detik yang beku dalam pikiran saya. tapi..

seperti biasa, saat saya berkedip dan tatapan kami terputus, saya seperti tak merasakan apa-apa. aneh. tapi memang selalu begini. saat saya masih bisa menatapnya, saya bisa saja berpikir bahwa saya sedang jatuh cinta. saya tak tahu namanya, saya tak tahu identitasnya, semua tentang dia yang ada dalam pengetahuan sya hanyalah kira-kira. apa yang bisa saya harapkan dari yang kira-kira ini? :p
lalu yang lima detik paling lama tadi terasa seperti sudah lima hari yang lalu. hilang dan hambar saja. saya bahkan lupa seperti apa senyumnya. sekarang saat saya menuliskan ini, saya hampir lupa seperti apa wajahnya tadi dengan potongan rambut baru. sungguh.

jadi apakah yang seperti ini cinta? saya merasa mati rasa dan berdepar kencang seperti hendak pingsan saat menemukan matanya, tapi ketika dia tak lagi terlihat mata saya melupakan dia. bukan hendak sengaja, tapi memang terlupa.

lima detik yang terasa lamanya hingga lima hari, lalu lima detik yang telah hilang dan rasanya seperti telah terjadi selama lima hari yang telah lewat.

saya tak pernah mengharapkan kebetulan yang lain, tapi ketika kebetulan lain kembali terajadi saya akan menikmatinya dengan senang hati.

hei, tuan warna ungu. sebenarnya namamu siapa?

terima kasih atas lima detik dan lima harinya :)) saya bersyukur kita bertemu lagi hari ini hihihi

another random lines yang saya tuliskan di sini XD ah lega rasanya kalo sudah menulis :p
terima kasih sudah berkenan membaca cerita 'setengah cinta ceritanya' milik saya hihihi *itupun jika ada yang baca :p*


salam
little snaiL

Tidak ada komentar:

Posting Komentar