Jumat, 25 Juni 2010

versi lengkap, ...dan seperti hujan, yg mencari lautnya..

ME write:
Aku pun mencarimu.


Meniti butiran pasir yg menjebak, trhipn0tis pecahan l0kan..

Cahaya ditanganku semu memerah..
* Eh, ini bukan punya ku.. Kau salah..

Kemarin matahari bertamu, dia titipkan suluh dr serpih dirinya..

Dan aku terluka..
Cahaya ini buatmu..

Aku mencarimu sejauh ini..
Terburu..
Sebelum titipan ini menipis.

Dan (lagi-lagi) seperti hujan, yg merasa berbeda setelah bertemu laut..

Aku malah mencari dinding, ketika kulihat kau dikejauhan..

Maaf..
Titipannya padam.
Airmataku pelakunya...

Kulihat langit, beliau tau..
Tak ada tempat sembunyi,
aku hny ingin lari..

Dan seperti hujan (lagi), yg kembali ke langit dlm bentuk uap..
Aq berdiri didEpanmu, cem0ng muka bekas tangis, dalam wujud berbeda..

Kau tertawa..
Tiba-tiba aku berharap punya seribu kaki..
Kau membuatku malu.

Aku ingin jadi batu saja.

Ah, tidak.
Aku ingin menjadi air telaga.
Saat matahari marah menagih janji.
Aku jatuh cinta pada lautnya.

Aku bingung.
Aku hny ingin jadi aku.
Perkenalkan, namaku angin.
Hujan, laut dan matahari, hanyalah t0k0h rekaan.
Tapi aq adalah angin.
Kau bisa melihatku?


(andai aku ini hujan, yg berj0d0h dEngan lautnya)

NOEY write..
nelayan diujung teluk berkaca pada angin, angin yang tak lengkung atau terbalik sperti cermin

angin telah membawanya pada pulau dengan sorai bunga rumput yang menggeliat hatinya telah menetap pada muara jalannya masing-masing

laut dsana jauh lebih menyejukkan, kata nelayan dg bijak...
angin mendesis, ia pertemukan dengan laut yang bersahabat dengan nelayan penggenggam angin

ia bukanlah laut rupawan dengan pasir putih menawan,
namun ia hanya laut yang semprna karena angin telah menyejukkan penghuninya



ME:
Angin ini amat mencintai laut milik matahari.
Tak pernah berhenti ia harap pada langit, agar menjadikannya hujan yg menjadi teman laut dan matahari.
Angin ini terluka.
Dalam.
Hny bisa menyampaikan setiap hujan, agar sampai kepada lautnya..

Dan namaku angin.
Kau siapa?
:)


NOEY write:
kau bertanya siapa aku?
mgkin jika aq berkata jujur -meski tidak yakin-, sebutlah jejak berdaki dari pengelana telah menyempurnakanku

ia goreskan fosil yg rapuh diatas pasir tak berlapis, ia biarkan aq menjadi penjaga, meski tak bertuan, karena aq tak butuh upah
bagaimanapun, aq ingin kau, angin, taburkan pasir2 ini kembali padanya...
aq telah senja dan bukan tugasku lagi berdiri disini untuknya

aq ingin beranjak, angin aku akan mengikuti nelayan itu kepulau lain, akankah kau ikut? :)



ME write:
Tidak kah kau luka wahai penjaga?
Jejak ini tlh kau miliki smenjak pengelana it menitipkan padamu.
*spt halnya serpih matahari, titipan yg kuemban, dan padam ditanganku.

Jika jejak ini kau titipkan lg padaku (utk mengembalikan padanya), tidak kah kau tahu? Aq tak bertangan....
Jejak (pasir) ini hny akan terburai, dan msg2 akan merindukan butir-demi butir jodohnya..
Inikah inginmu?
.
Apa kau pernah rindu, wahai penjaga?
Taukah kau rasanya?
Aq pernah.
Dan butiran pasir tempat jejak (titipan) milikmu dsemayamkan, terlalu murni jika hny dibuang-buang oleh ktidakmampuan.

Namaku angin.
Dan aq berlari kemanapun lajuku.
Aq tak ingin menggenggam siapapun, aq tak ingin mengikuti siapapun.
Aq hny ingin jadi hujan, yg bebas bertemu lautnya.
:)



NOEY write:
bukankah badai yg tertambat ddermaga telah menahan hujan
...
berbisiklah pd hujan,berharap tnp mengemis...
engkau angin,jngan berkelebat diantara jeruji jarum air yg membentur bumi itu karena ia sulit melihatmu...
hujan hanya ingin jatuh krn pengusiran langit, ia takpaham tmpat yg nyaman,ia tak peduli hati yg menantinya...

tahanlah hujan wahai angin,barang sejenak untuk mengingat kant0ng yg ia titipkan...

tahan ia sebelum membaur bersama laut,dan engkau tak bs menjadi sang pembeda diantaranya :)



ME write:
Ah..
Aku sedih.
.
Wahai penjaga..
Hujan yg kutahan, hny akan melarutkan titipanmu jauh-jauh....
Dia hny air, yg tentu saja tak akan berhenti sblm bertemu lautnya ato brguna utk lainnya.
Dan hujan belum menitipkan apa-apa.

.
Penjaga..
Apa kau lelah?
Apa senja ini menyakitimu?
Aq tak bisa mengusap keluh yg kau simpan.. Maaf..
Aku ini angin, memang.
Tapi, jejak itu..

Aq tak ingin bersalah lagi..
Aq telah mencintai laut milik matahari, dan memadamkan suluh yg jd titipannya.
Aq tak ingin jatuh cinta lg pada pengembaramu, dan melenyapkan jejaknya.

Tetaplah berdiri,wahai penjaga.
Pantai adalah tempatmu.
Senja ini bukan apa-apa, justru fajar esok yg akan membebat lukamu.
Saat aq (angin) telah sampai pada laut, aq akan menemuimu.
KukenalKan kau pada matahari, dan mungkin aq akan mencintaimu pula.

Sejauh ini aq (hujan), telah mencari laut..
Aq hny ingin melebur, dan larut dalam pelukannya.
Saat arus mengantarku naik, mungkin aq akn jd perahu.
Jd siapkan dErmaga sedErhana..
Kujemput kau kepantai, ku kenalkan pada matahari dan kuantar kau menuju pulau milik nelayan.
Mungkin saat it kau bukan lg penjaga..
Kau layar dan aq perahunya.
.

*angin kembali berlari, dan pergi menuju matahari.
tp jendEla milik menara suar mencekal langkah yg ia terbangkan.
Anginpun terluka kembali (dg cara yg brbeda).
Dia tersangkut kincir yg terus memutar.
dan lumpuh.
.
Angin menyesali janjinya pada sang penjaga.
Yg mungkin masi menanti ditepi pantai.
dan membangun dErmaga.
Angin menangis.
Langit memanggilnya pulang.

Angin telah merindukan penjaga, dan lautnya (mereka masi terlihat dibawah sana)*
"mungkin sebaiknya, aq terus berharap jd hujan saja, dan mencari laut dg khusyu'...."


NOEY write:
telah sampaikah kisah ernest hamingway, yang dengan sentuhan aku pernah dengar tentang the old man and the sea?

generasi terdahulu, (sebelum aq menjadi penerus sang penjaga)penjaga tualah yg melatihku mencintai pengelana.
sebuah cerita ttg gadis polos dg tangis pecah saat terluka duri landak
...
demam yang mengusik berbaur dalam percikan garam dan aq merindukan punggung itu.

aku kalah...

akankah aku menampik bahwa aku setolol si idiot itu?

meski ia hanya menjinjingku sementara apa yg ia sembunyikan dibalik jubah tak sanggup q temukan oleh mata

mengapa masih saja aku melewatkan rain...

hingga aku baru menyadari ia telah hilang, saat hujan telah kembali kepangkuan langit

apakah begini cara berpuas itu?

maaf, maaf, maaf namun aku hanyalah penjaga yang kehilangan pekerjaan karena tuanku telah berpulang


Me write:
penjaga..
angin itu telah mati..
kemana kau bicara kini?

*dan langit yang renta, tak tega akan pilu angin yang terus meratap dan merindu lautnya (dan mungkin juga penjaga)...

langit mentasbihkannya menjadi lembab, dan mengijinkannya memagut awan yang terapung dipunggungnya.

angin menemui cita-citanya.
ah, aq salah..
namanya kini gerimis.*

mataku berkelana, kutelusuri segenap selimut langit..
kau dimana penjaga?

ahh..aq menemukan lautku..
aq ingin penuhi janjiku.

namaku kini hujan, apa kau tak mengenaliku wahai penjaga?

kutemukan jejakmu mengering dipantai..
dan kularutkan menuju peluknya (lautku).

ternyata aq tak bisa mnjadi perahu..
karena kau (layarnya) telah lelap terlebih dulu.

NOEY write:
Bilik-bilik telah berlarian menganyam diri,
Ketika kata sang pengelana kembali kepada muaranya.
Saat peluh terpenjara dan mengering di sangkarnya,
Punggung itu sungguh menyilaukan, menjauh, dan
Menghilang tiada terdekap...

Penjaga tak sedang bermain sauh,
Bukan ingin melenguh pada dermaga kelabu.
Hanya menunggu bersama ratakan kayu yang
Berkeretak menanggung keberadaannya.
Entah kapan ia kan berangkat. Kini pun perahu
tak segera merapat. Enggankah engkau...

Bukan...bukan begitu...

Kemungkinan takut pada badai senja kini.
Jangan-jangan karang menelikung laju
Saat menara suar telah lelap.



ME write:
Sejuk melemparqu dg ringan, kini aq brnama hujan.
Belum lg laut dan km (pnjaga) yg qkejar.
.
Mnyedihkan.
Utk kmbali pada laut dan padamu, aq (angin) hrz memutar jauh. Merengek pada langit yg tlh menjadikanqu hujan....

Angin-angin lain yg tlh kutakLukan, brpadu dg tanganku(hujan). Aq tau mereka menamainya badai.
Bukankah ksalahan (lagi), jika utk membuat api pun hrz menikam pe0h0nan?
.
*Sebodolah, t0h aq jg bkn kebaikan.*
.
Lelah mengeluh, akhrnya kuserahkan perjuangan pd rindu. Kuhabiskan tiap tetes yg tercecer. (langkah menyapu. Sia-sia mengejar laju angin)
.
Dulunya dy aku.
Argh.. T0l0l.
Kucari angin hingga ke negeri pagi, mengumpat siang & brtemu laut kmbali,
kini aq tlh smpai pd menara suar, dmana kincirnya pernah membunuhqu (angin).
Geram.
Skrg aq hujan.
Dan ia hny perlu ku tendang. Biar lukaku mengering. Darahnya tak pnh surut sbg airmata. (pnh dngar hujan yg menangis? It aq skarang..)
*hujan tak pnh sadar, ek0r beningnya menghempas dermaga milik pnjaga, yg menunggu janji angin utk datang sbg perahu*
.
Lega.
.
Aq ingin jd angin kembali.
Lari.
Berenang dkedalaman senja, menebar basah pd tiap2 yg brmata.
Aq tidak marah, sungguh.
Hny perlu mengamuk. Lantas smbunyi. Langit terlampau tua utk ku khianati.
.
Stlh jd hujan, tnyt aq merindu angin, maka kukejar ia.
Sdg pd dasarnya bukankah angin it dulunya aq? Tak menggenggam siapapun, tak mengikuti siapapun.

Kakiku (hujan) akhrnya tandas diakar rerumputan.
Biar.
Cukuplah aq disini membumi.
Mungkin memang seharusnya aq tetap angin, yg brmimpi jd hujan dan brj0d0h dg lautnya.

Dan kisah ini pun berakhr di wajah malam. Ada yg tsenyum lebar dilangit sana. (bulan separuh penuh)

*aq masi tetap brbentuk hujan, yg mengejar angin dan sedikit muak pd laut yg jumawa*






ENDING

se0rg nelayan mendarat dg ikan ditangan. Laut sdg bersuka gembira.
*nelayan yg sm dg nelayan y pnh membujuk angin agar beranjak menuju pulau*
hasil tangkapan hr ini mungkin cukup pula buat menambal layar yg s0bek, badai diujung teluk tadi ganas menghempas....

Dimulut pantai, nelayan terkejut.
Ada manula terg0lek di sisa dErmaga hancur, tangannya memeluk laut dan kibasan duka menampar-nampar kain yg ia sematkan di leher. Angin bersedih mengerudunginya dg haru. Sepertinya angin yg berbeda.

Nelayan brgegas merapat, namun tnyt ia telah terlanjur lelap.
Dibahunya tercium basah yg masih muda. Mungkin td hujan sempat memeluknya..
Dy trlalu buru-buru dijemput.

Lantas, nelayan se0lah sedang diminta utk ingat.
Pada angin yg bermimpi jd hujan dan mencintai laut. Pada angin yg jatuh cinta pada penjaga. Pada angin yg akhrnya jd hujan.
Lama kisah-kisah itu surut. Kini ia didEpan mata. Nelayan tak tau harus apa..
Dia berlalu..
Langit menghela sesal.

"aku berkawan angin, aku tak suka hujan, dan aku amat mencintai laut. Aku hidup dr aroma pasir pantai, jd aku hndak bela siapa?"

pr0tes terakhir dr suara nelayan bergema. Dan meninggalkan sepi di buih ombak,
perahunya terayun sendirian.
Giliran langit yg menangis, pilu.

*TAMAT*




*Sdikit epil0g* (lagi? :p)
matahari dan laut senantiasa menyatu lewat fajar dan senja.
Hujan dan angin saling mengejar satu dan lainnya.
Sang penjaga akhrnya tetap disebut setia, pada jejak yg jd titipan diatas pasir, dan pada janji angin utk pulg menuju dErmaga sbg perahu.
Lagi-lagi ada yg tersenyum lebar dilangit.... Dan kita juga.


^^-

2 komentar:

  1. chikuq,,,,
    saranku,,,
    buat blog yang baik itu bukan hanya isinya yang baik,,,
    tapi juga nyaman dibaca,,,

    BalasHapus
  2. oyaya..wokeh pak..tenkiuu yaaa..=)

    BalasHapus