Jumat, 18 Juni 2010

Pesan Tanpa Nama (suara sayup untuk Papa)


Sisa taburan hujan melembutkan serpih-serpih,
tawa menua di pagi kemarin
Mengenang riak-riak,
tepian sungai ketika kau hadapkan punggung,
membayang jingga hangat

Itulah airmata,
darah dari luka yang kau gali pada lekuk senyumku
Meski telah terlajur ribuan kisah masa, langit yang terdengar bertepuk gembira pun miris pilu
Bumi yang disini terpaksa belajar
pemaaf naïf lugu menurutmu
Hanya malam ini saja,
pelangi bersedia jadi bantal
Pelelap mimpi-mimpi kisah selipan
Setiap saat kau eja
Bintang yang pernah menjadi cintamu,
hari ini menangis hingga serak diujung kantuk
Sayap tipis yang baru belajar terbang tercabik,
tajam dari lembar angin yang kau cipta
Akankah salah?
Aku yang terus menerus sembunyi,
bersedia tertusuk diantara bayang-bayang panjang kakimu
Bolehkah?
Kata keadilan ini kubawa-bawa
Aku kian malu pada matahari terang yang terus saja lahir
nyatanya aku tak pernah punya alasan



** puisi ini untuk salah seorang teman..
be strong, boy!

just be you...
and everything will be fine...^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar