Kamis, 08 Juli 2010

tak apa..

teriakan ombak memanggilku. berkali-kali. setelah itu sepi.

aku termangu, galau.
edelweis yang ditangan belumlah sepelukan penuh, dan awan yang terjangkau kepalaku pun masih gemuk menggumpal-gumpal.

angin lantas turut menyusulku. terengah lelah dan sampaikan titah buru-buru, bahwa laut sedang rindu pada senandungku.

baik. baik. aku akan segera datang.

masi sempat kupetik lagi beberapa kuncup muda edelweis, barangkali pantai hendak mengasuhnya hingga dewasa.
dan aku kembali lena.

terdengar lagi panggilan, kali ini siut camar berkoar penuh jumawa.
pun rintik hujan yang terlempar sampai di rambutku memekik ngeri.
dia bilang aku harus segera pulang, badai mengikis pantai yang tak tahu kemana pergiku. serta leburkan karang tandas hingga palungnya. benar-benar murka.

aku segera berlari. edelweis sia-sia tercecer dibelakang, dan para awan lambaikan selamat jalan.

ketika aku sampai pantai, laut telah tertidur kembali. kuapungkan kelopak edelweis yang tersisa dan segera aku bernyanyi.

sepintas kemudian laut kembali bergolak, namun kini beserta aku yang tenggelam di dalamnya.
*padahal aku hanya terlambat pulang*

1 komentar: