Sabtu, 28 Mei 2011

unbelievable

Pernah merasa kecewa? Sering sakit hati? Seperti apa rasanya? Kalo menurutku sih, seolah seisi dunia nggak berpihak padaku sama sekali. Apapun yang aku lakukan selalu salah, apapun yang aku lakukan selalu akhirnya ku sesali, kenapa aku memilih jalan ini?



Aku punya cerita nih sob, tentang yang seperti ini...


Ada waktu dimana saat tekanan tugas menghimpitku,tetapi aku disalahkan teman-teman yang dekat denganku karena mereka merasa diabaikan dan menuduhku nggak perhatian. Makan siang yang aku pesan terasa asin. Kebetulan perpustakaan yang selalu baik padaku kini tiba-tiba saja ngga bisa mentolerir kesalahan perubahan susunan buku yang aku lakukan. Ujian yang nga bisa aku kerjakan sama sekali, bahkan untuk mengarang jawaban pun ngga muncul sedikitpun bayangan hingga laptop yang tiba-tiba memusuhiku dengan mogok ngga mau dioperasikan tanpa sebab.


aku merasa kacau, seolah pengen teriak sekencang-kencangnya, dada sesak tapi nggak ada tangis yang keluar, hingga ekstrim aku putuskan untuk menyakiti diri sendiri. Ngga tahu anggapan bodoh ini muncul dr mana bahwa mungkin saja sakit fisik bisa mengurangi sakit batin yang sedang aku derita. Lebai banget ya? Haha emang.


Tapi lantas ada kejutan, seseorang yang ngga pernah aku perdulikan, yang tiap sms Cuma buat membuang sisa bonusan, serta isi smsnya ngga penting tiba-tiba membuka mataku dengan salah satu sms yang dia kirim.

terererereeeengg Tada~!!!



“10 arti hidup:
1. Hidup adalah anugerah, terimalah

2. Hidup adalah tantangan hadapilah

3. Hidup adalah penderitaan, atasilah

4. Hidup adalah pertandingan, menangkanlah

5. Hidup adalah kewajiban, lakukanlah

6. Hidup adalah kesukaan, nikmatilah

7. Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah

8. Hidup adalah kesempatan, gunakanlah

9. Hidup adalah keindahan, syukurilah

10. Hidup adalah perjuangan, berusahalah



Sepuluh kata itu bisa membuat ku menangis tersedu, segala sakit yang dirasakan menguap bersama tangisan. Dikirim oleh seseorang yang tak pernah aku perhitungkan sebagai teman bicara atas persoalanku, sms itu justru berhasil menguatkan aku.



sebenarnya isi smsnya sederhana banget kann, banget banget banget.. tapi yyaa, hal sederhana pun jika datang di waktu tepat akan terasa sebagai keajaiban kan? apalagi jika sengaja dicocok-cocokkan haha,, apa deh saya :P


Siapa orang itu? Salah seorang sodara jauh. Om andry. Sodara jauh yang belum tentu bisa kutemui setahun sekali, bahkan pernah 5 tahun sekali saat lebaran saja. Dan aku kembali bangkit. =) whoaaa~ miracle! :D *bling-bling*


Mungkin bagi kalian, ada beberapa yang tidak setuju dengan isi sms itu, tapi sms itu mencerminkan dan memberi jalan keluar atas apa yang kurasakan.

Hidup itu anugerah, terimalah. Menamparku yang seolah menggugat arti hidup yang telah tuhan berikan padaku. Aku sedang terpikir ketika aku hendak berkata. Mengapa harus aku yang mengalaminya? Kenapa? Jawabannya adalah, bahwa hidup yang diberikan untukku adalah anugerahku sendiri dan aku harus menerimanya. Bukan orang lain. Kenapa harus membandingkan dengan hidup orang lain yang terlihat mulus? Apakah ada jaminan bahwa memang iya hidup yang mulus milik orang lain itu penuh kebahagiaan yang ku cari?


Hidup adalah tantangan, hadapilah. Jika aku lari dari segala tekanan yang kurasakan, lantas siapa yang akan menyelesaikannya? Nggak mungkin orang lain mau susah-susah menyelesaikan persoalan pribadiku, memangnya aku pikir diriku ini siapa? Anak raja? Cih. 



Hidup adalah penderitaan, atasilah. Bahwa sakit, kecewa, derita yang kurasa ini adalah sesuatu yang harus diatasi. Dinikmati. Ditemukan esensinya. Lantas disuatu saat nanti aku nggak perlu lagi merasakan sakit yang sama karena kesalahan yang sama pula. Pembelajaran kan?



Hidup adalah pertandingan, menangkanlah. Aku bertanding melawan kelemahanku sendiri. Melawan keras kepalaku sendiri. Melawan keegoisanku sendiri, maka musuhku adalah diriku sendiri. aku harus memenangkan pertandingan melawan diriku sendiri bukan?


Hidup adalah kewajiban, lakukanlah. Apapun yang aku gerutui, apapun yang aku protes, sekeras apapun aku menolak. Apa yang menjadi tugasku tetap harus kulakukan sendiri bukan? dengan aku menundanya, dengan aku bersandar pada orang lain, dengan aku bersembunyi dibalik orang lain tak akan merubah cerita. Ini hidupku. Kewajiban yang harus kulakukan pada akhirnya akan tetap menjadi kewajibanku, tak ada yang bisa merubah cerita. Dengan melakukan apa yang harusnya kulakukan, bukankan setelah itu aku bisa menikmati hak yang menjadi milikku? Kepuasan bahwa ternyata aku bisa, dan aku akan melakukan yang lebih baik jika yang telah kulakukan itu belum sempurna.


Hidup adalah kesukaan, nikmatilah. Susah senang sakit sehat adalah anugerah, aku hanya perlu menikmati saja. Kalau ngga aku nikmati lantas apa yang kudapat dari hidup? Menghabiskan usia hanya dengan berpikir, menggerutu, iri, protes dengan yang telah aku dapat? Ish, betapa sia-sia.



Hidup adalah teka-teki, pecahkanlah. Persoalan tak berujung yang menimpaku, bukan diciptakan untuk membuat aku menjadi pengecut dengan mengindarinya, tapi harus aku pecahkan solusinya. Tuhan tak akan memberi cobaan yang kiranya tak mampu ditanggung oleh hambanya. Apapun yang telah dirancang tuhan, telah diperhitungkan dengan cermat sesuai kemampuan yang kita miliki. Semakin kita rasa sulit, maka harusnya kita semakin percaya bahwa Tuhan yakin kita bisa menyelesaikannya. Semangat!! 


Hidup adalah kesempatan, gunakanlah. Menunda memecahkan persoalan tak akan membuatku bebas dari persoalan tersebut. Akan ada satu momen yang langka, persoalan itu bisa kuselesaikan sendiri, maka aku harus menggunakannya dengan sebaik-baiknya. Jika aku ngga bisa meraih moment tersebut, ya artinya aku harus berusaha lebih keras untuk memecahkannya. 



Fuahhh, setelah kejadian tersebut aku ngga pernah lagi meremehkan setiap sms yang aku terima. Walau aku ngga suka atau ngga kenal atau ngga respect sama pengirimnya maka minimal aku telah membaca smsnya 

Bagaimana dengan ceritamu? 
-ms.E-

Minggu, 22 Mei 2011

Buat ia. Kotak rahasiaku yg telah terkunci rapat.

Saat itu adalah hari ini. Matahari kelabu dimana-mana. Dunia mengasingkanku dalam hampa. Cahaya semu bias terakhir dr tatapmu di mata ini. Bukan perpisahan kupikir.

Terpekur dalam bus, perjalanan mengumpulkan serpih sisa runtuhnya aku dalam perjalanan menujumu. Berkali ku hela laju, cepat cepat kumohon. Bus itu cuma mesin, aku lari lebih dulu. Menuju kamu dalam apapun yg terbayang.

Udara tiba-tiba memadat, menjegal waktu yg kuderaskan. Rengkuhan itu darimu, lekat kuat memeluk tangisan yg entah keberapa kali dlm hari itu.

Toh, akhirnya aku tak mampu. Cuma kutemui sekelebat peti. Dengan kamu didalamnya. Pergi. Tak kulihat lagi.

Aku membatu. Dengan segenap air yg tak mau henti. Kuabadikan kamu yg masih hilir mudik cantik. Bukan kamu yg hari itu. Dan kurasa ada disana. Bersama aku dan kamu, berdiri melihat peti dan jasadmu pergi.

(kita semua sama-sama menunggu jemputan. Kau yg keretamu telah tiba lebih dulu, hendaklah turut kemana ia laju. Kau tetap ada. Inspirasi di tiap mata pena. RIP nopik)