Minggu, 22 Mei 2011

Buat ia. Kotak rahasiaku yg telah terkunci rapat.

Saat itu adalah hari ini. Matahari kelabu dimana-mana. Dunia mengasingkanku dalam hampa. Cahaya semu bias terakhir dr tatapmu di mata ini. Bukan perpisahan kupikir.

Terpekur dalam bus, perjalanan mengumpulkan serpih sisa runtuhnya aku dalam perjalanan menujumu. Berkali ku hela laju, cepat cepat kumohon. Bus itu cuma mesin, aku lari lebih dulu. Menuju kamu dalam apapun yg terbayang.

Udara tiba-tiba memadat, menjegal waktu yg kuderaskan. Rengkuhan itu darimu, lekat kuat memeluk tangisan yg entah keberapa kali dlm hari itu.

Toh, akhirnya aku tak mampu. Cuma kutemui sekelebat peti. Dengan kamu didalamnya. Pergi. Tak kulihat lagi.

Aku membatu. Dengan segenap air yg tak mau henti. Kuabadikan kamu yg masih hilir mudik cantik. Bukan kamu yg hari itu. Dan kurasa ada disana. Bersama aku dan kamu, berdiri melihat peti dan jasadmu pergi.

(kita semua sama-sama menunggu jemputan. Kau yg keretamu telah tiba lebih dulu, hendaklah turut kemana ia laju. Kau tetap ada. Inspirasi di tiap mata pena. RIP nopik)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar