YongRim
mengaduk-aduk ramyeon di depannya tanpa minat. Ekor matanya sesekali melirik ke
arah KyuHyun yang sedang bersemangat melahap ramyeon pesanannya sendiri di
samping kanannya. Lalu tatapannya kembali tertuju pada jemari tangan kirinya
yang dia sejajarkan dengan mata. Sebuah desahan frustasi terlolos tanpa sadar
dari YongRim, membuat KyuHyun menghentikan suapan dan memfokuskan perhatian
pada gadis yang sedang menggembungkan pipi tersebut.
“Kau
kenapa?” KyuHyun mendekatkan wajahnya sedikit ke arah YongRim. Yang ditanya
seolah tak mendengar dan makin mengaduk-aduk mangkuk ramyeonnya dengan wajah
ditekuk.
KyuHyun
menjauhkan mangkuk ramyeon tak bersalah tersebut dari tangan YongRim, yang
membuatnya mendapat lirikan tajam dan satu pout
kecil dari gadis itu. Dengan satu alis yang naik karena bingung, KyuHyun
menelengkan kepalanya sejajar dengan wajah YongRim. Dicoleknya pelan sebelah
pipi YongRim yang masih menggembung.
“Hei~”
YongRim
menepis tangan KyuHyun dengan kasar. Bibirnya makin mengerucut, sebal.
KyuHyun
memutar YongRim hingga berhadapan dengannya. Ditangkupnya wajah gadis tersebut
dengan kedua tangan sehingga bisa dipastikan matanya bertemu mata dengan YongRim.
“Ada sesuatu
yang mengganggumu? Apa kau marah padaku?” tanya KyuHyun dengan suara
dalam. YongRim menghindari tatap mata
dengan KyuHyun dan menggelengkan kepala, telinganya memerah.
“Aniyo~” jawab YongRim dengan amat pelan,
dia hendak melepaskan kedua tangan KyuHyun yang menangkup wajahnya tapi KyuHyun
menahan.
“Malhaebwa~ ada apa, umm?” KyuHyun mendekatkan
wajahnya ke arah YongRim dengan tatapan penuh perhatian.
YongRim
mengedipkan matanya dengan polos mendengar ucapan KyuHyun. Sambil mendongak ke
arah KyuHyun yang wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari matanya, YongRim
sedang memperhitungkan akan bicara padanya atau tidak. Sekali lagi, mata YongRim
berkedip tapi langsung menutup kuat-kuat karena terkejut. KyuHyun baru saja
meniup poni panjangnya dengan gemas.
“Jangan
bertingkah seperti itu atau aku akan memakanmu karena kau terlalu cute” ujar KyuHyun
sambil terkekeh, sebelah tangannya terulur untuk merapikan rambut YongRim yang
tadi ia tiup.
Berbeda dari
biasanya yang suka merengut ketika KyuHyun membuatnya terkejut, kali ini YongRim
hanya diam seiring dengan satu lagi helaan nafas berat yang lebih mirip desahan
pilu keluar darinya.
Kembali, YongRim
menyejajarkan jemari tangan kirinya dengan mata, melihatnya dari berbagai sudut
yang berbeda. KyuHyun terdiam melihat tingkah YongRim tersebut.
“Apa yang
kau pikirkan? Dunia terasa gelap jika kau sedang gloomy begini~” KyuHyun mencoba mencairkan suasana dengan menggoda YongRim.
Tapi tanggapan gadis itu jauh dari apa yang dia harapkan.
“..apakah
kau akan memberiku cincin?” kata YongRim pelan, matanya masih tak lepas dari
jemari-pianis-panjang miliknya.
KyuHyun
menemukan dirinya tersedak udara dengan tatapan horor tertuju ke YongRim.
Telinganya berdenging dan waktu berhenti di sekelilingnya.
“.. m-mworago?”
YongRim
menyandarkan kepalanya di meja sambil menatap KyuHyun dengan intens.
“Aku tau ini
aneh, tapi aku serius bertanya. Apakah kau akan memberiku cincin? Kapan kau
akan memberikannya padaku?”
KyuHyun
menyingkirkan kedua mangkuk ramyeon tadi jauh-jauh, dia berdehem sambil menarik
YongRim agar bangun dari meja dan kembali berhadapan dengannya. Pembicaraan ini
akan butuh konsentrasi tinggi dan pemikiran dalam.
“Kenapa kau
tanya seperti itu? Apa kau sedang didesak seseorang untuk menikah? Apa orang
tuamu menyuruhmu untuk cepat-cepat menikah?”KyuHyun bertanya lembut, matanya
tak pernah lepas dari mata YongRim.
YongRim
menggeleng, “Aniyo, hanya saja..”
ucapan YongRim belum sempat terselesaikan ketika KyuHyun memotongnya dengan
desisan terkejut.
“Seolma~ apa jangan-jangan kau hamil?!
Apa itu anakku?!! Tapi.. tapi aku tak pernah menyentuhmu lebih dari pelukan!!”
muka KyuHyun pucat tiba-tiba, matanya membelalak.
YongRim
menepuk dahinya sendiri, duh.
“Aigoo, neo pabbo-ya.. dengarkan alasanku dulu
makanya” YongRim menjitak pelan kepala KyuHyun yang masih membeku dalam horor.
“Kemarin
Vic-unnie bercerita padaku.. dia,
eng, Nichkhun-oppa memberinya cincin.
Kata nya itu cincin ummanya Nichkhun-oppa waktu menikah dulu, dan sekarang ummanya nichkhun-oppa bilang dia akan memberikan cincin itu kepada wanita yang akan
menjadi pendamping hidup putranya. Cincin itu adalah tanda kalau Vic-unnie sudah diterima di keluarga mereka.
begitulah” YongRim mengakhiri penjelasan panjangnya, dia menghembuskan nafas
panjang.
Raut wajah KyuHyun
berubah, dari shock, lalu melongo dan
akhirnya terkekeh geli.
“Karena itu
kau bertanya padaku kapan aku akan memberimu cincin?” ujar KyuHyun sambil
mengacak poni YongRim penuh sayang.
Muka YongRim
sedikit memerah, eye-smilenya muncul
karena malu “ehehehehe~”
“Jadi, apa
aku harus memberimu cincin pernikahan ummaku
juga?” kali ini KyuHyun bertanya dengan wajah serius.
“Keuromyeon.. bukankah itu terdengar
sangat romantis?” sahut YongRim.
KyuHyun
mencubit kedua pipi YongRim lembut, “Aigoo.. kau dan segala macam keromantisan
di kepalamu itu”
YongRim
terkekeh.
“Tapi kau
akan memberikannya padaku kan?” sekali lagi YongRim bertanya, matanya membulat
menatap KyuHyun seolah minta kepastian.
“Tentu saja.
Tapi hng~ aku takut ini akan sedikit
susah. Aku harus membujuk umma untuk
melepaskan cincinnya yang berharga” KyuHyun memegang dagunya sambil berpikir, “Apa
yang akan kau berikan untukku sebagai balasan, huh?” lanjutnya, muncul seringaian
tiba-tiba di wajah KyuHyun yang sangat YongRim kenali.
YongRim
membalas dengan tatapan oh-tuhan-plis-deh,
“Kau dan kepala pervertmu” sungutnya,
dia berusaha menjauhkan dirinya dari jangkauan KyuHyun.
KyuHyun
tidak membiarkan hal itu terjadi, dia meraih pinggang YongRim agar lebih
mendekat kepadanya dan merengkuhnya dalam pelukan hangat.
“Tapi
sejujurnya, aku lebih suka jika alasanmu meminta cincin adalah karena kau
mengandung anakku” bisik KyuHyun seduktif di telinga YongRim.
“YAH~!!
Dasar pervert..!” YongRim melepaskan
diri dari pelukan KyuHyun tiba-tiba dan menghardiknya keras. Sesaat lupa jika
mereka sedang berada di kedai ramyeon.
***
“YongRim-aaaaa~
IREONA!!!”
YongRim bangun
karena terkejut ketika seseorang memukulinya dengan bantal dan berteriak tepat
di telinganya. Dia menggeliat di balik selimut. Perlahan matanya terbuka.
“Apa ada
bencana alam? Perang?” gumamnya tak jelas sambil mengucek matanya, dia menguap
sekali.
“Ini sudah
pagi, kau harus bangun! Bukankah kau ada janji hari ini?” YongGuk menyibak
tirai kamar YongRim dan mematikan lampu.
“Aaah oppa, kau mengganggu tidurku. Ini kan
hari minggu, urusi saja urusanmu sendiri.” YongRim bergulung di bawah bedcover dan menutup matanya kembali,
berusaha untuk tidur lagi. “Sepuluh menit lagi~” gerutunya setengah terlelap.
YongGuk
meletakan kedua tangannya di pinggang sembari menggelengkan kepala, gemas
terhadap tingkah adik satu-satunya itu.
“Kau benar
tak mau bangun sekarang?” YongGuk bertanya dengan nada sedikit berbahaya.
“Mmm~” YongRim
menyahut asal, dia sudah hampir tenggelam dalam mimpi lagi.
“Kalau
begitu kusuruh KyuHyun untuk sekalian naik ke sini dan menunggumu bangun”
Samar-samar
terdengar ancaman YongGuk sembari dia meninggalkan kamar, membuat benak YongRim
berputar. KyuHyun? Naik ke sini? KyuHyun di sini sekarang? KYUHYUN DI SINI?! DI
RUMAH?!
Mata YongRim terbuka lebar seketika sambil dia
tersentak bangun ke posisi duduk. Kantuknya lenyap. Oh crap! Hari ini dia ada janji ngedate dengan KyuHyun ke kebun
binatang!
“OPPA..!! ANDWAEEE~!!” YongRim bergegas
memburu kakaknya yang sudah setengah jalan meninggalkan kamarnya menuju ruang
tamu di lantai bawah. “Aku sudah bangun sekarang, suruh dia duduk saja di bawah
sambil menunggu aku mandi.” YongRim melewati YongGuk begitu saja sembari
berteriak, dia menyambar handuk yang ada di depan kamar mandi dan buru-buru
masuk.
“Oppa, tolong sekalian beri dia
sarapaaaan~!! Kali ini aku akan mandi super kilat.. AUCH!!” YongRim mengaduh sambil
berteriak dari kamar mandi. “Kkeokjongma,
na gwaenchana~ aku tak apa-apa!” tambahnya, walau masih sesekali terdengar
dia mengaduh kesakitan dan menyumpahi sesuatu dengan pelan.
“Arasseo~ baiklah” YongGuk menyahut
santai, dia terkekeh geli membayangkan YongRim sedang kesakitan entah tersandung atau terbentur apa
di kamar mandi sana.
Satu jam
setelah itu, YongRim dan KyuHyun sudah berada di dalam bus menuju kebun
binatang. Sepanjang perjalanan tak
henti-hentinya KyuHyun protes kepada YongRim.
“Kau bilang
kita pergi jam 7? Kau bahkan baru bangun jam 8~!!” KyuHyun menunjukkan wajah
tak suka, walau tadi dia kenyataannya yang paling semangat saat menjemput YongRim.
“.....”
“Kenapa pula
kau harus memilih ngedate di kebun binatang? Tak ada tempat yang lebih romantis
lainnya kah?” kali ini KyuHyun mengeluh sambil menggaruk-garuk belakang
lehernya tak nyaman.
“.....”
“Kalau kau
mau, kita masih ada waktu untuk balik arah dan pergi nonton atau skating atau
bersenang-senang di Lotte World” tak
menyerah, KyuHyun mencoba menyarankan alternatif lain untuk mereka.
“Apa kau
bercanda? Mana ada tempat skating di musim panas begini~” YongRim menggelengkan
kepalanya sambil untuk pertama kalinya menanggapi keluhan KyuHyun.
KyuHyun
mengangkat bahu dengan acuh, “Paling tidak aku lebih kreatif saat mengusulkan
tempat romantis daripada kau~” dia melongokkan lehernya ke depan, pemberhentian
selanjutnya adalah halte dekat kebun binatang. “Aaaah.. kita sudah sampai~!!”
lanjut KyuHyun sambil menggamit tangan YongRim untuk turun. YongRim menggerutu
pelan, dia banyak protes tapi justru dia
yang antusias. Dasar aneh. YongRim memutarkan bola matanya melihat tingkah KyuHyun.
Saat mereka sudah
memasuki area kebun binatang, tak henti-hentinya YongRim berteriak kagum.
Mereka berputar ke semua stan (kandang) dan melihat aktivitas pagi para hewan
di sana.
“Whoaaa~
baby monkey sedang sarapan bersama ummanya!!”
“Whoaaaaa..
itu anak gajahnya mainan air. Lucuuuu~!! Ihihihi..”
“AAAAA~!
Lihat KyuHyun-nie, lihaaat~!! Dua kura-kura itu seperti kita.. eheheung..”
“Kyaaa~!!
Singa~ singa~ rrauwww~!!” KyuHyun terkekeh saat melihat YongRim heboh menirukan
auman singa sambil menggerak-gerakkan rambutnya seolah surai singa.
“Kalau ingin
menirukan singa, kau harus membuat rambutmu lebih mengembang lagi, sini aku bantu~”
KyuHyun mengacak-acak rambut YongRim hingga kusut dan megar seperti surai
singa.
“Aaaa~
jangaaan!” YongRim berusaha menghentikan tangan KyuHyun yang mengacak-acak
rambutnya “Yah.. YAAAAAH!! Hentikan!” YongRim berlari menghindar, namun tentu
saja sekarang rambutnya sudah kusut. KyuHyun tergelak hingga perutnya sakit, gadis
itu selalu saja terlihat cute apapun yang dia lakukan bahkan walau rambutnya
berantakan seperti ini.
YongRim
bersunggut sungut sambil masih menjaga jarak dengan KyuHyun. Tangannya sibuk
menyisir rambut kusutnya sebisa mungkin dengan jari. Namun tiba-tiba langkahnya
terhenti, dia memandang sesuatu yang menjulang di depannya dengan raut
terpesona.
“Uwaaaahh~!”
ujarnya pelan tanpa sadar.
KyuHyun
mengikuti arah tatapan YongRim lalu mendengus. Beruang. YongRim semakin
mendekat ke arah kandang beruang yang dipisahkan dengan tembok setinggi perut
dan sebuah sungai kecil tersebut. KyuHyun mendekati YongRim dan berdiri di
sampingnya ikut menatap ke arah yang sama.
“KyuHyun-nie,
Aku ingin menjadi baby bear itu~” ujar YongRim dalam bisikan, matanya masih
menatap takjub pada dua anak beruang yang sedang bermain didekat induknya.
KyuHyun
mengerutkan keningnya, “Wae?”
YongRim
menoleh ke arah KyuHyun tiba-tiba dengan muka cerah, “Karena aku bisa memeluk
induknya yang gendut dan berbulu itu setiap malam, kyaaaaa~ lucuuuu~” dia
menuntaskan kalimat tersebut dalam satu nafas dan berekspresi seperti seorang
fangirl yang histeris. Eye-smilenya
memancing senyum di wajah KyuHyun.
“Aigooo, dasar
aegyo monster, kalau kau ingin
memeluk teddy bear setiap malam, kau cuma perlu meminta, aku bersedia kok melakukannya
untukmu~” KyuHyun mengucapkannya dengan nada cheesy sambil mengedipkan sebelah matanya. YongRim tertawa, ditinjunya
lengan KyuHyun pelan.
“Mana bisa
aku tidur jika kau yang jadi teddy bear-nya, badanmu itu tulang semua..” Dengan
santai YongRim menyahuti chessy-line
dari KyuHyun tadi.
“Ohoho~ kau
belum bisa bilang begitu jika kau tidak mencobanya terlebih dahulu. Apa kau mau
membuktikannya nanti malam?” KyuHyun menatap YongRim dengan jahil.
YongRim
mendenguskan hidungnya, “Sepertinya kau tidak bisa mendengar jelas apa yang aku
ungkapkan. Jelas-jelas tadi aku bilang gendut dan berbulu, hah!” ucap YongRim
sengit.
KyuHyun
terkekeh.
“YongRim
sayang, kalau kau belum tau, aku ini juga ‘berbulu’ looh~.. apa kau mau
memeriksanya sendiri?” KyuHyun menekankan kata berbulu sambil matanya berkilat
nakal.
YongRim
melebarkan matanya mendengar sahutan KyuHyun, wajahnya memerah hingga ke
telinga. “YAH~ k-kau,.. apa yang kau maksudkan, hah? Dasar pervert!” YongRim memukul lengan KyuHyun dengan handbagnya.
KyuHyun
tertawa geli. Menyenangkan sekali menggoda kekasihnya ini.
“Yang aku
maksud tadi ini.. lihat ini.. bukankah yang di kepalaku ini juga termasuk dalam
kategori bulu, umm?” KyuHyun menunjuk ke arah rambutnya, masih sambil tertawa.
Mata YongRim
terlihat panik, dia berdehem beberapa kali sebelum menjawab, “Oh, eng.. ehehe..
aku pikir kau.. itu.. er.. ” YongRim tak melanjutkan ucapannya, kini wajahnya
sudah benar-benar merah sekarang. Dia sibuk mengipasi lehernya yang tiba-tiba
terasa gerah.
“Hooo~
ternyata kau juga bisa berpikir pervert,
uh? Kau selama ini selalu menuduh aku yang pervert~”
KyuHyun menyeringai, matanya masih berkilat-kilat jahil.
“A-aniyo.. anigoddeun!! Aku tidak berpikir apapun yang aneh~!” elak YongRim
heboh sambil menggerak-gerakkan tangannya menegaskan.
KyuHyun
tertawa, tapi lalu raut wajahnya terlihat serius. Tangannya terulur ke arah
dahi YongRim sementara gadis tersebut merasa terancam dan mundur selangkah.
“Yah~ apa
yang akan kau lakukan, hah?” tantang YongRim, walau suaranya masih terdengar
panik.
KyuHyun tak
peduli, tangannya tetap terulur lalu menyentil kening YongRim pelan. Gadis itu
mengaduh sambil menutup mata.
“OW~!!”
“Aigoo~ nae pure-princess, pikiranmu kotor, kau
harus dihukum. Kemarikan tangan kirimu~ aku akan memukulnya..”
YongRim
menyembunyikan kedua tangannya di belakang punggung. “Shireo..! Tidak mau..!”
“Ah pallihae.. lakukan saja apa yang aku
suruh!” KyuHyun memaksa, di tariknya tangan kiri YongRim ke arahnya. YongRim
memejamkan mata dan sedikit menghindar ke belakang mengantisipasi apa yang akan
terjadi dengan tangan kirinya. KyuHyun melakukan sesuatu dengan jemarinya.
Saat YongRim
membuka matanya lagi, dia melihat ada sebuah benang yang di ikatkan ke jari
manis tangan kirinya dengan ujung yang dipegang oleh KyuHyun.
“Yah, neo mwohae? Apa yang kau lakukan?” YongRim
protes.
KyuHyun
tersenyum, dia menatap YongRim dengan dalam. Tangannya memasukan sesuatu yang
bisa bergerak melewati benang yang terikat dengan ujung jari YongRim tersebut.
Mata YongRim
melebar saat melihat benda yang berkilau meluncur melewati benang dan terhenti
tepat di ruas jari manisnya. Cincin. Melekat pas, seolah memang terbuat untuk
tangannya.
Merasa tak
percaya, YongRim melongo dan tak mampu berkata apa-apa. KyuHyun masih
tersenyum, ada sesuatu yang hangat mengalir di punggungnya ketika melihat
ekspresi YongRim di depannya.
“Joha? Kau suka?” tanya KyuHyun ke YongRim.
YongRim
mendongakkan wajahnya, sebelah tangannya masih terulur kaku di depan mulutnya
yang melongo sementara jemari tangan kirinya masih terhubung dengan benang di
tangan KyuHyun.
Ada embun
yang merebak di mata YongRim, ekspresi gembiranya tak mampu dia sembunyikan.
Langsung dia menghambur ke arah KyuHyun, mengalungkan kedua tangannya ke leher
pria tersebut dengan hangat. KyuHyun meraih punggung YongRim dan membalas
pelukannya.
“Ini cincin ummaku, seperti yang kau inginkan. Kau
menyukainya atau tidak? Kenapa malah menangis?” KyuHyun bertanya ketika dia merasa
ada yang membasahi kaos depannya, YongRim terisak kecil.
YongRim
mengangkat wajahnya dari cekungan leher KyuHyun, mendongak. Matanya basah dan
hidungnya merah, “Neo pabbo, apa
perlu kau tanyakan lagi? Tentu saja menyukainya~” sahut YongRim, suaranya masih
sedikit gemetar. Kembali, dia menyurukkan wajahnya di leher KyuHyun dan
mempererat pelukannya.
Seringaian
jahil muncul di wajah KyuHyun sementara sebuah ide melintas di kepalanya.
“Benar kau
menyukainya?” desak KyuHyun.
YongRim
bergumam tak jelas di leher KyuHyun, “Sangat~”
“Kalau
begitu, ppoppo, umm?”
YongRim
mendongakkan wajahnya lagi, KyuHyun memajukan sebelah pipinya sambil tersenyum.
YongRim ikut tersenyum, kakinya berjinjit bersiap untuk mendaratkan bibirnya ke
pipi KyuHyun. Sedetik sebelum menyentuh kulit KyuHyun, YongRim merubah
tujuannya sehingga dia justru mendaratkan bibirnya tepat di bibir KyuHyun.
Sejenak KyuHyun
tampak shock, namun dengan cepat kemudian matanya kembali berkilat.
Sebenarnya YongRim
hanya berencana akan memberi butterfly
kiss pada KyuHyun, saat dia hendak menarik bibirnya lepas tiba-tiba KyuHyun
meraih belakang kepalanya dan menahannya dengan dua tangan. Dia mengambil alih
ciuman tersebut dan memperdalamnya. Sorot panik muncul di mata YongRim,
pikirannya berdesing keras. Dasar
Pervert.
***
“Pervert! Pervert! Pervert!” YongRim
menekankan kata perkata dengan pukulan handbagnya
ke punggung KyuHyun. Yang di pukul hanya terkekeh. Mereka telah meninggalkan
kandang beruang dan kembali berkeliling.
“Aku akan
mengadukanmu ke YongGuk-oppa, kau tau? Dasar pervert!”
KyuHyun
masih tertawa, “Tapi kau suka kan?” bisiknya ke telinga YongRim sambil
mengerling nakal. Wajah YongRim kembali memerah.
“Yah~ kau..”
YongRim merajuk, bibirnya mengerucut sebal.
KyuHyun
berusaha menghentikan tawanya, dia berhenti melangkah dan membungkuk ke arah YongRim,
menyejajarkan matanya dengan gadis tersebut.
“Mianhae~ apa aku menyakitimu? Apa
bibirmu terluka?” tanya KyuHyun penuh perhatian.
Blush!
Muka YongRim
kembali memerah, dia menggeleng dengan kikuk. Tatapannya tak mampu membalas
sinar dari mata KyuHyun. Dia menundukkan kepalanya.
Tangan KyuHyun
terulur ke jemari kiri YongRim, tempat di mana cincin sederhana ummanya yang berhias berlian putih kecil
dengan bentuk heart terpasang.
“Kau
menyukainya kan? Umma bilang maaf
jika ini terlalu kuno dan sederhana” ujar KyuHyun, diciumnya jemari tempat
cincin tersebut berada.
YongRim
menggeleng lagi. “Aniya, ini
merupakan benda terindah yang pernah aku lihat. Gomawo~” KyuHyun tersenyum mendengar ucapan YongRim.
“Tapi.. bagaimana
ummamu merelakannya untukku? Kau
bilang ini barang berharga yang umma
mu punya~?” tanya YongRim, wajahnya terlihat sedikit khawatir.
Raut wajah KyuHyun
berubah saat mendengar pertanyaan dari YongRim, dia menarik nafas berat sebelum
menjawabnya.
“Butuh
perjuangan yang lebih berat dari menyatukan Korea Selatan dan Utara saat aku
meminta cincin ini dari umma. Belum
lagi appa yang ikut memberi
intervensi. Kalau kupikir ciuman tadi cukup worth
it setelah apa yang ku lakukan untukmu~” KyuHyun menyeringai kembali, dia
mengusap bibirnya sendiri dengan jari. Gerakannya menggoda. YongRim memutarkan
bola matanya, oh-ya-ampuun.
“Kata umma kau harus menjaganya dengan baik,
sebaik kau menjaga putranya yang paling tampan ini.” KyuHyun mengucapkannya
dengan nada yang serius. YongRim tertawa dan melakukan posisi hormat.
Menyanggupi apa yang di pesankan oleh ummanya
KyuHyun.
“Ehehehe~” Karena
tak tau harus bicara apa, YongRim hanya tertawa. Eye-smilenya kembali terlihat. KyuHyun tersenyum sambil mengusap
rambut YongRim pelan. Tiba-tiba sesuatu menarik perhatian KyuHyun.
“Whoa~ lihat
itu. Koala. Wajahnya Lucu sekali~” KyuHyun menunjuk beberapa koala yang sedang
bergelantungan di pohon di dalam kandang sebelah kanan mereka.
YongRim
menolehkan kepalanya dan ikut terpesona.
“AAAA~ aku
mau koala jugaa~!!” YongRim mulai bertingkah seperti seorang fangirl lagi.
KyuHyun
terkekeh. Gadis ini cute sekali, makanannya apa sih?
Saat kembali
memusatkan perhatian pada koala tersebut, KyuHyun merasa ada sesuatu yang
mencolek pundaknya. Dia menoleh..
Blush!
Pipi KyuHyun
memerah dengan cepat saat melihat apa yang ada di depannya. YongRim memeragakan
diri menjadi seekor koala lucu, kedua telapak tangannya diatas kepala membentuk
telinga, dengan wajah pose pokerface,
YongRim menggerak-gerakkan hidungnya seperti koala yang sedang mengunyah daun
dan mengedipkan mata beberapa kali dengan polos. Gaawwd, this girls is just too cute to be resist..
YongRim
meledak tertawa saat melihat ekspresi KyuHyun, “Puhahaha~ lihat lihat.. wajahmu
seperti orang idiot, lucu sekali!” Dia terbungkuk-bungkuk sambil memegangi
perut.
Dengan muka merah,
KyuHyun bergegas pergi dari sana. Berjalan lebih dulu dan meninggalkan YongRim
yang masih tertawa hingga keluar airmata.
“Aku lapar~”
ucap KyuHyun tak jelas, dia terlihat salah tingkah.
“Seharusnya
kau melihat ekspresimu tadi~ puhahahaha~” YongRim masih saja tertawa di
belakang, berusaha mengikuti KyuHyun yang sudah jauh di depan.
“Ah, dwaesseo~ kalau kau masih membahasnya
aku akan menciummu sekali lagi” KyuHyun membalikkan badannya ke arah YongRim
dan mengancam. Tapi wajahnya masih saja
memerah.
YongRim
berusaha mengontrol tawanya, “Hmmpffft~ arasseo..
arasseo.. baiklah~”
KyuHyun
kembali melangkah meninggalkan YongRim di belakang.
Sisa tawa YongRim
masih terpeta di wajahnya, namun kali ini nampak ada sinar lain yang muncul
dari tatapan matanya ke KyuHyun. Dia melihat kembali cincin yang terpasang di
jemari kirinya tersebut, melihatnya dari berbagai sudut lalu kembali memandang
punggung KyuHyun yang ada di depannya. Hatinya terasa hangat, seolah ribuan
kupu-kupu hidup di perutnya. Menciptakan desir-desir aneh.
Tuhan, pria ini memang tak sempurna. Karena itu biarkan dia
menjadi sempurna bersamaku.
KyuHyun
berhenti berjalan di kejauhan, berteriak kepada YongRim.
“Apa lagi
yang kau tunggu? Aku lapar..!!”
“Nde, im
coming~!” sahut YongRim sambil berlari mengejar KyuHyun yang berhenti
menunggunya.
Setelah
dekat, YongRim menyelipkan tangannya ke lengan KyuHyun dan menggandengnya.
Disandarkan kepalanya ke bahu KyuHyun sambil mereka berjalan beriringan. KyuHyun
tersenyum dan menggunakan sebelah tangannya yang bebas untuk mengusap poni
panjang milik YongRim.
“Terima
kasih untuk hari ini karena telah bersamaku~”bisik YongRim, bibirnya tak henti
mengulas senyum. Tuhan, aku mencintainya.
Sungguh. YongRim menambahkannya dalam hati.
KyuHyun
melepaskan gandengan mereka berdua lalu melingkarkan lengan kanannya ke pundak YongRim,
meraihnya lebih dekat.
Terima kasih pula karena telah menerimaku dengan utuh hingga hari
ini. KyuHyun
membatinnya untuk dirinya sendiri.
-Kkeut-
ciyeeee kyuhyun, halah! XD gimana? gimana? terlalu fluff ya? XD jadii fanfiksi ini saya bikin sebagai kado ulang tahun untuk salah seorang teman gituu.. trs gasengaja ada temen yang ikut baca dan nyaranin buat di posting di blog. naaahh saya akhirnya minta ijin sama si temen yang saya bikinin ini fanfic, dia bilang okkee tapi kudu diganti nama. soalnya emang pas itu saya bikinnya pake tokoh dia dan biasnya XDD
aneh ya? uhuhu.. gapapa dehhh, yang penting ud usaha XD selamat menikmati yaaaa..!! annyeong! ppyeong~!
salam
Little snaiL