Sabtu, 15 Desember 2012

[OneShoot] [fanfiksi] Loving You~!!





YongRim mengaduk-aduk ramyeon di depannya tanpa minat. Ekor matanya sesekali melirik ke arah KyuHyun yang sedang bersemangat melahap ramyeon pesanannya sendiri di samping kanannya. Lalu tatapannya kembali tertuju pada jemari tangan kirinya yang dia sejajarkan dengan mata. Sebuah desahan frustasi terlolos tanpa sadar dari YongRim, membuat KyuHyun menghentikan suapan dan memfokuskan perhatian pada gadis yang sedang menggembungkan pipi tersebut.

“Kau kenapa?” KyuHyun mendekatkan wajahnya sedikit ke arah YongRim. Yang ditanya seolah tak mendengar dan makin mengaduk-aduk mangkuk ramyeonnya dengan wajah ditekuk.

KyuHyun menjauhkan mangkuk ramyeon tak bersalah tersebut dari tangan YongRim, yang membuatnya mendapat lirikan tajam dan satu pout kecil dari gadis itu. Dengan satu alis yang naik karena bingung, KyuHyun menelengkan kepalanya sejajar dengan wajah YongRim. Dicoleknya pelan sebelah pipi YongRim yang masih menggembung.

“Hei~”

YongRim menepis tangan KyuHyun dengan kasar. Bibirnya makin mengerucut, sebal.

KyuHyun memutar YongRim hingga berhadapan dengannya. Ditangkupnya wajah gadis tersebut dengan kedua tangan sehingga bisa dipastikan matanya bertemu mata dengan YongRim.

“Ada sesuatu yang mengganggumu? Apa kau marah padaku?” tanya KyuHyun dengan suara dalam.  YongRim menghindari tatap mata dengan KyuHyun dan menggelengkan kepala, telinganya memerah.

Aniyo~” jawab YongRim dengan amat pelan, dia hendak melepaskan kedua tangan KyuHyun yang menangkup wajahnya tapi KyuHyun menahan.

Malhaebwa~ ada apa, umm?” KyuHyun mendekatkan wajahnya ke arah YongRim dengan tatapan penuh perhatian.

YongRim mengedipkan matanya dengan polos mendengar ucapan KyuHyun. Sambil mendongak ke arah KyuHyun yang wajahnya hanya berjarak beberapa senti dari matanya, YongRim sedang memperhitungkan akan bicara padanya atau tidak. Sekali lagi, mata YongRim berkedip tapi langsung menutup kuat-kuat karena terkejut. KyuHyun baru saja meniup poni panjangnya dengan gemas.

“Jangan bertingkah seperti itu atau aku akan memakanmu karena kau terlalu cute” ujar KyuHyun sambil terkekeh, sebelah tangannya terulur untuk merapikan rambut YongRim yang tadi ia tiup.

Berbeda dari biasanya yang suka merengut ketika KyuHyun membuatnya terkejut, kali ini YongRim hanya diam seiring dengan satu lagi helaan nafas berat yang lebih mirip desahan pilu keluar darinya.

Kembali, YongRim menyejajarkan jemari tangan kirinya dengan mata, melihatnya dari berbagai sudut yang berbeda. KyuHyun terdiam melihat tingkah YongRim tersebut.

“Apa yang kau pikirkan? Dunia terasa gelap jika kau sedang gloomy begini~” KyuHyun mencoba mencairkan suasana dengan menggoda YongRim. Tapi tanggapan gadis itu jauh dari apa yang dia harapkan.

“..apakah kau akan memberiku cincin?” kata YongRim pelan, matanya masih tak lepas dari jemari-pianis-panjang miliknya.

KyuHyun menemukan dirinya tersedak udara dengan tatapan horor tertuju ke YongRim. Telinganya berdenging dan waktu berhenti di sekelilingnya.

“.. m-mworago?”

YongRim menyandarkan kepalanya di meja sambil menatap KyuHyun dengan intens.

“Aku tau ini aneh, tapi aku serius bertanya. Apakah kau akan memberiku cincin? Kapan kau akan memberikannya padaku?”

KyuHyun menyingkirkan kedua mangkuk ramyeon tadi jauh-jauh, dia berdehem sambil menarik YongRim agar bangun dari meja dan kembali berhadapan dengannya. Pembicaraan ini akan butuh konsentrasi tinggi dan pemikiran dalam.

“Kenapa kau tanya seperti itu? Apa kau sedang didesak seseorang untuk menikah? Apa orang tuamu menyuruhmu untuk cepat-cepat menikah?”KyuHyun bertanya lembut, matanya tak pernah lepas dari mata YongRim.

YongRim menggeleng, “Aniyo, hanya saja..” ucapan YongRim belum sempat terselesaikan ketika KyuHyun memotongnya dengan desisan terkejut.

Seolma~ apa jangan-jangan kau hamil?! Apa itu anakku?!! Tapi.. tapi aku tak pernah menyentuhmu lebih dari pelukan!!” muka KyuHyun pucat tiba-tiba, matanya membelalak.

YongRim menepuk dahinya sendiri, duh.

“Aigoo, neo pabbo-ya.. dengarkan alasanku dulu makanya” YongRim menjitak pelan kepala KyuHyun yang masih membeku dalam horor.

“Kemarin Vic-unnie bercerita padaku.. dia, eng, Nichkhun-oppa memberinya cincin. Kata nya itu cincin ummanya Nichkhun-oppa waktu menikah dulu, dan sekarang ummanya nichkhun-oppa bilang dia akan memberikan cincin itu kepada wanita yang akan menjadi pendamping hidup putranya. Cincin itu adalah tanda kalau Vic-unnie sudah diterima di keluarga mereka. begitulah” YongRim mengakhiri penjelasan panjangnya, dia menghembuskan nafas panjang.

Raut wajah KyuHyun berubah, dari shock, lalu melongo dan akhirnya terkekeh geli.

“Karena itu kau bertanya padaku kapan aku akan memberimu cincin?” ujar KyuHyun sambil mengacak poni YongRim penuh sayang.

Muka YongRim sedikit memerah, eye-smilenya muncul karena malu “ehehehehe~”

“Jadi, apa aku harus memberimu cincin pernikahan ummaku juga?” kali ini KyuHyun bertanya dengan wajah serius.

Keuromyeon.. bukankah itu terdengar sangat romantis?” sahut YongRim.

KyuHyun mencubit kedua pipi YongRim lembut, “Aigoo.. kau dan segala macam keromantisan di kepalamu itu”

YongRim terkekeh.

“Tapi kau akan memberikannya padaku kan?” sekali lagi YongRim bertanya, matanya membulat menatap KyuHyun seolah minta kepastian.

“Tentu saja. Tapi hng~ aku takut ini akan sedikit susah. Aku harus membujuk umma untuk melepaskan cincinnya yang berharga” KyuHyun memegang dagunya sambil berpikir, “Apa yang akan kau berikan untukku sebagai balasan, huh?” lanjutnya, muncul seringaian tiba-tiba di wajah KyuHyun yang sangat YongRim kenali.

YongRim membalas dengan tatapan oh-tuhan-plis-deh, “Kau dan kepala pervertmu” sungutnya, dia berusaha menjauhkan dirinya dari jangkauan KyuHyun.

KyuHyun tidak membiarkan hal itu terjadi, dia meraih pinggang YongRim agar lebih mendekat kepadanya dan merengkuhnya dalam pelukan hangat.

“Tapi sejujurnya, aku lebih suka jika alasanmu meminta cincin adalah karena kau mengandung anakku” bisik KyuHyun seduktif di telinga YongRim.

“YAH~!! Dasar pervert..!” YongRim melepaskan diri dari pelukan KyuHyun tiba-tiba dan menghardiknya keras. Sesaat lupa jika mereka sedang berada di kedai ramyeon.

***

“YongRim-aaaaa~ IREONA!!!”

YongRim bangun karena terkejut ketika seseorang memukulinya dengan bantal dan berteriak tepat di telinganya. Dia menggeliat di balik selimut. Perlahan matanya terbuka.

“Apa ada bencana alam? Perang?” gumamnya tak jelas sambil mengucek matanya, dia menguap sekali.

“Ini sudah pagi, kau harus bangun! Bukankah kau ada janji hari ini?” YongGuk menyibak tirai kamar YongRim dan mematikan lampu.

“Aaah oppa, kau mengganggu tidurku. Ini kan hari minggu, urusi saja urusanmu sendiri.” YongRim bergulung di bawah bedcover dan menutup matanya kembali, berusaha untuk tidur lagi. “Sepuluh menit lagi~” gerutunya setengah terlelap.

YongGuk meletakan kedua tangannya di pinggang sembari menggelengkan kepala, gemas terhadap tingkah adik satu-satunya itu.

“Kau benar tak mau bangun sekarang?” YongGuk bertanya dengan nada sedikit berbahaya.

“Mmm~” YongRim menyahut asal, dia sudah hampir tenggelam dalam mimpi lagi.

“Kalau begitu kusuruh KyuHyun untuk sekalian naik ke sini dan menunggumu bangun”

Samar-samar terdengar ancaman YongGuk sembari dia meninggalkan kamar, membuat benak YongRim berputar. KyuHyun? Naik ke sini? KyuHyun di sini sekarang? KYUHYUN DI SINI?! DI RUMAH?!

 Mata YongRim terbuka lebar seketika sambil dia tersentak bangun ke posisi duduk. Kantuknya lenyap. Oh crap! Hari ini dia ada janji ngedate dengan KyuHyun ke kebun binatang!

OPPA..!! ANDWAEEE~!!” YongRim bergegas memburu kakaknya yang sudah setengah jalan meninggalkan kamarnya menuju ruang tamu di lantai bawah. “Aku sudah bangun sekarang, suruh dia duduk saja di bawah sambil menunggu aku mandi.” YongRim melewati YongGuk begitu saja sembari berteriak, dia menyambar handuk yang ada di depan kamar mandi dan buru-buru masuk.

Oppa, tolong sekalian beri dia sarapaaaan~!! Kali ini aku akan mandi super kilat.. AUCH!!” YongRim mengaduh sambil berteriak dari kamar mandi. “Kkeokjongma, na gwaenchana~ aku tak apa-apa!” tambahnya, walau masih sesekali terdengar dia mengaduh kesakitan dan menyumpahi sesuatu dengan pelan.

Arasseo~ baiklah” YongGuk menyahut santai, dia terkekeh geli membayangkan YongRim sedang  kesakitan entah tersandung atau terbentur apa di kamar mandi sana.

Satu jam setelah itu, YongRim dan KyuHyun sudah berada di dalam bus menuju kebun binatang.  Sepanjang perjalanan tak henti-hentinya KyuHyun protes kepada YongRim.

“Kau bilang kita pergi jam 7? Kau bahkan baru bangun jam 8~!!” KyuHyun menunjukkan wajah tak suka, walau tadi dia kenyataannya yang paling semangat saat menjemput YongRim.

“.....”

“Kenapa pula kau harus memilih ngedate di kebun binatang? Tak ada tempat yang lebih romantis lainnya kah?” kali ini KyuHyun mengeluh sambil menggaruk-garuk belakang lehernya tak nyaman.

“.....”

“Kalau kau mau, kita masih ada waktu untuk balik arah dan pergi nonton atau skating atau bersenang-senang di Lotte World” tak menyerah, KyuHyun mencoba menyarankan alternatif lain untuk mereka.

“Apa kau bercanda? Mana ada tempat skating di musim panas begini~” YongRim menggelengkan kepalanya sambil untuk pertama kalinya menanggapi keluhan KyuHyun.

KyuHyun mengangkat bahu dengan acuh, “Paling tidak aku lebih kreatif saat mengusulkan tempat romantis daripada kau~” dia melongokkan lehernya ke depan, pemberhentian selanjutnya adalah halte dekat kebun binatang. “Aaaah.. kita sudah sampai~!!” lanjut KyuHyun sambil menggamit tangan YongRim untuk turun. YongRim menggerutu pelan, dia banyak protes tapi justru dia yang antusias. Dasar aneh. YongRim memutarkan bola matanya melihat tingkah KyuHyun.

Saat mereka sudah memasuki area kebun binatang, tak henti-hentinya YongRim berteriak kagum. Mereka berputar ke semua stan (kandang) dan melihat aktivitas pagi para hewan di sana.

“Whoaaa~ baby monkey sedang sarapan bersama ummanya!!”

“Whoaaaaa.. itu anak gajahnya mainan air. Lucuuuu~!! Ihihihi..”

“AAAAA~! Lihat KyuHyun-nie, lihaaat~!! Dua kura-kura itu seperti kita.. eheheung..”

“Kyaaa~!! Singa~ singa~ rrauwww~!!” KyuHyun terkekeh saat melihat YongRim heboh menirukan auman singa sambil menggerak-gerakkan rambutnya seolah surai singa.

“Kalau ingin menirukan singa, kau harus membuat rambutmu lebih mengembang lagi, sini aku bantu~” KyuHyun mengacak-acak rambut YongRim hingga kusut dan megar seperti surai singa.

“Aaaa~ jangaaan!” YongRim berusaha menghentikan tangan KyuHyun yang mengacak-acak rambutnya “Yah.. YAAAAAH!! Hentikan!” YongRim berlari menghindar, namun tentu saja sekarang rambutnya sudah kusut. KyuHyun tergelak hingga perutnya sakit, gadis itu selalu saja terlihat cute apapun yang dia lakukan bahkan walau rambutnya berantakan seperti ini.

YongRim bersunggut sungut sambil masih menjaga jarak dengan KyuHyun. Tangannya sibuk menyisir rambut kusutnya sebisa mungkin dengan jari. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti, dia memandang sesuatu yang menjulang di depannya dengan raut terpesona.

“Uwaaaahh~!” ujarnya pelan tanpa sadar.

KyuHyun mengikuti arah tatapan YongRim lalu mendengus. Beruang. YongRim semakin mendekat ke arah kandang beruang yang dipisahkan dengan tembok setinggi perut dan sebuah sungai kecil tersebut. KyuHyun mendekati YongRim dan berdiri di sampingnya ikut menatap ke arah yang sama.

“KyuHyun-nie, Aku ingin menjadi baby bear itu~” ujar YongRim dalam bisikan, matanya masih menatap takjub pada dua anak beruang yang sedang bermain didekat induknya.

KyuHyun mengerutkan keningnya, “Wae?”

YongRim menoleh ke arah KyuHyun tiba-tiba dengan muka cerah, “Karena aku bisa memeluk induknya yang gendut dan berbulu itu setiap malam, kyaaaaa~ lucuuuu~” dia menuntaskan kalimat tersebut dalam satu nafas dan berekspresi seperti seorang fangirl yang histeris. Eye-smilenya memancing senyum di wajah KyuHyun.

“Aigooo, dasar aegyo monster, kalau kau ingin memeluk teddy bear setiap malam, kau cuma perlu meminta, aku bersedia kok melakukannya untukmu~” KyuHyun mengucapkannya dengan nada cheesy sambil mengedipkan sebelah matanya. YongRim tertawa, ditinjunya lengan KyuHyun pelan.

“Mana bisa aku tidur jika kau yang jadi teddy bear-nya, badanmu itu tulang semua..” Dengan santai YongRim menyahuti chessy-line dari KyuHyun tadi.

“Ohoho~ kau belum bisa bilang begitu jika kau tidak mencobanya terlebih dahulu. Apa kau mau membuktikannya nanti malam?” KyuHyun menatap YongRim dengan jahil.

YongRim mendenguskan hidungnya, “Sepertinya kau tidak bisa mendengar jelas apa yang aku ungkapkan. Jelas-jelas tadi aku bilang gendut dan berbulu, hah!” ucap YongRim sengit.

KyuHyun terkekeh.

“YongRim sayang, kalau kau belum tau, aku ini juga ‘berbulu’ looh~.. apa kau mau memeriksanya sendiri?” KyuHyun menekankan kata berbulu sambil matanya berkilat nakal.

YongRim melebarkan matanya mendengar sahutan KyuHyun, wajahnya memerah hingga ke telinga. “YAH~ k-kau,.. apa yang kau maksudkan, hah? Dasar pervert!” YongRim memukul lengan KyuHyun dengan handbagnya.

KyuHyun tertawa geli. Menyenangkan sekali menggoda kekasihnya ini.

“Yang aku maksud tadi ini.. lihat ini.. bukankah yang di kepalaku ini juga termasuk dalam kategori bulu, umm?” KyuHyun menunjuk ke arah rambutnya, masih sambil tertawa.

Mata YongRim terlihat panik, dia berdehem beberapa kali sebelum menjawab, “Oh, eng.. ehehe.. aku pikir kau.. itu.. er.. ” YongRim tak melanjutkan ucapannya, kini wajahnya sudah benar-benar merah sekarang. Dia sibuk mengipasi lehernya yang tiba-tiba terasa gerah.

“Hooo~ ternyata kau juga bisa berpikir pervert, uh? Kau selama ini selalu menuduh aku yang pervert~” KyuHyun menyeringai, matanya masih berkilat-kilat jahil.

“A-aniyo.. anigoddeun!! Aku tidak berpikir apapun yang aneh~!” elak YongRim heboh sambil menggerak-gerakkan tangannya menegaskan.

KyuHyun tertawa, tapi lalu raut wajahnya terlihat serius. Tangannya terulur ke arah dahi YongRim sementara gadis tersebut merasa terancam dan mundur selangkah.

“Yah~ apa yang akan kau lakukan, hah?” tantang YongRim, walau suaranya masih terdengar panik.

KyuHyun tak peduli, tangannya tetap terulur lalu menyentil kening YongRim pelan. Gadis itu mengaduh sambil menutup mata.

“OW~!!”

“Aigoo~ nae pure-princess, pikiranmu kotor, kau harus dihukum. Kemarikan tangan kirimu~ aku akan memukulnya..”

YongRim menyembunyikan kedua tangannya di belakang punggung. “Shireo..! Tidak mau..!”

“Ah pallihae.. lakukan saja apa yang aku suruh!” KyuHyun memaksa, di tariknya tangan kiri YongRim ke arahnya. YongRim memejamkan mata dan sedikit menghindar ke belakang mengantisipasi apa yang akan terjadi dengan tangan kirinya. KyuHyun melakukan sesuatu dengan jemarinya.

Saat YongRim membuka matanya lagi, dia melihat ada sebuah benang yang di ikatkan ke jari manis tangan kirinya dengan ujung yang dipegang oleh KyuHyun.

“Yah, neo mwohae? Apa yang kau lakukan?” YongRim protes.

KyuHyun tersenyum, dia menatap YongRim dengan dalam. Tangannya memasukan sesuatu yang bisa bergerak melewati benang yang terikat dengan ujung jari YongRim tersebut.

Mata YongRim melebar saat melihat benda yang berkilau meluncur melewati benang dan terhenti tepat di ruas jari manisnya. Cincin. Melekat pas, seolah memang terbuat untuk tangannya.

Merasa tak percaya, YongRim melongo dan tak mampu berkata apa-apa. KyuHyun masih tersenyum, ada sesuatu yang hangat mengalir di punggungnya ketika melihat ekspresi YongRim di depannya.

Joha? Kau suka?” tanya KyuHyun ke YongRim.

YongRim mendongakkan wajahnya, sebelah tangannya masih terulur kaku di depan mulutnya yang melongo sementara jemari tangan kirinya masih terhubung dengan benang di tangan KyuHyun.

Ada embun yang merebak di mata YongRim, ekspresi gembiranya tak mampu dia sembunyikan. Langsung dia menghambur ke arah KyuHyun, mengalungkan kedua tangannya ke leher pria tersebut dengan hangat. KyuHyun meraih punggung YongRim dan membalas pelukannya.

“Ini cincin ummaku, seperti yang kau inginkan. Kau menyukainya atau tidak? Kenapa malah menangis?” KyuHyun bertanya ketika dia merasa ada yang membasahi kaos depannya, YongRim terisak kecil.

YongRim mengangkat wajahnya dari cekungan leher KyuHyun, mendongak. Matanya basah dan hidungnya merah, “Neo pabbo, apa perlu kau tanyakan lagi? Tentu saja menyukainya~” sahut YongRim, suaranya masih sedikit gemetar. Kembali, dia menyurukkan wajahnya di leher KyuHyun dan mempererat pelukannya.

Seringaian jahil muncul di wajah KyuHyun sementara sebuah ide melintas di kepalanya.

“Benar kau menyukainya?” desak KyuHyun.

YongRim bergumam tak jelas di leher KyuHyun, “Sangat~”

“Kalau begitu, ppoppo, umm?”

YongRim mendongakkan wajahnya lagi, KyuHyun memajukan sebelah pipinya sambil tersenyum. YongRim ikut tersenyum, kakinya berjinjit bersiap untuk mendaratkan bibirnya ke pipi KyuHyun. Sedetik sebelum menyentuh kulit KyuHyun, YongRim merubah tujuannya sehingga dia justru mendaratkan bibirnya tepat di bibir KyuHyun.

Sejenak KyuHyun tampak shock, namun dengan cepat kemudian matanya kembali berkilat.

Sebenarnya YongRim hanya berencana akan memberi butterfly kiss pada KyuHyun, saat dia hendak menarik bibirnya lepas tiba-tiba KyuHyun meraih belakang kepalanya dan menahannya dengan dua tangan. Dia mengambil alih ciuman tersebut dan memperdalamnya. Sorot panik muncul di mata YongRim, pikirannya berdesing keras. Dasar Pervert.

***

Pervert! Pervert! Pervert!” YongRim menekankan kata perkata dengan pukulan handbagnya ke punggung KyuHyun. Yang di pukul hanya terkekeh. Mereka telah meninggalkan kandang beruang dan kembali berkeliling.

“Aku akan mengadukanmu ke YongGuk-oppa, kau tau? Dasar pervert!”

KyuHyun masih tertawa, “Tapi kau suka kan?” bisiknya ke telinga YongRim sambil mengerling nakal. Wajah YongRim kembali memerah.

“Yah~ kau..” YongRim merajuk, bibirnya mengerucut sebal.

KyuHyun berusaha menghentikan tawanya, dia berhenti melangkah dan membungkuk ke arah YongRim, menyejajarkan matanya dengan gadis tersebut.

Mianhae~ apa aku menyakitimu? Apa bibirmu terluka?” tanya KyuHyun penuh perhatian.

Blush!

Muka YongRim kembali memerah, dia menggeleng dengan kikuk. Tatapannya tak mampu membalas sinar dari mata KyuHyun. Dia menundukkan kepalanya.

Tangan KyuHyun terulur ke jemari kiri YongRim, tempat di mana cincin sederhana ummanya yang berhias berlian putih kecil dengan bentuk heart terpasang.

“Kau menyukainya kan? Umma bilang maaf jika ini terlalu kuno dan sederhana” ujar KyuHyun, diciumnya jemari tempat cincin tersebut berada.

YongRim menggeleng lagi. “Aniya, ini merupakan benda terindah yang pernah aku lihat. Gomawo~” KyuHyun tersenyum mendengar ucapan YongRim.

“Tapi.. bagaimana ummamu merelakannya untukku? Kau bilang ini barang berharga yang umma mu punya~?” tanya YongRim, wajahnya terlihat sedikit khawatir.

Raut wajah KyuHyun berubah saat mendengar pertanyaan dari YongRim, dia menarik nafas berat sebelum menjawabnya.

“Butuh perjuangan yang lebih berat dari menyatukan Korea Selatan dan Utara saat aku meminta cincin ini dari umma. Belum lagi appa yang ikut memberi intervensi. Kalau kupikir ciuman tadi cukup worth it setelah apa yang ku lakukan untukmu~” KyuHyun menyeringai kembali, dia mengusap bibirnya sendiri dengan jari. Gerakannya menggoda. YongRim memutarkan bola matanya, oh-ya-ampuun.

“Kata umma kau harus menjaganya dengan baik, sebaik kau menjaga putranya yang paling tampan ini.” KyuHyun mengucapkannya dengan nada yang serius. YongRim tertawa dan melakukan posisi hormat. Menyanggupi apa yang di pesankan oleh ummanya KyuHyun.

“Ehehehe~” Karena tak tau harus bicara apa, YongRim hanya tertawa. Eye-smilenya kembali terlihat. KyuHyun tersenyum sambil mengusap rambut YongRim pelan. Tiba-tiba sesuatu menarik perhatian KyuHyun.

“Whoa~ lihat itu. Koala. Wajahnya Lucu sekali~” KyuHyun menunjuk beberapa koala yang sedang bergelantungan di pohon di dalam kandang sebelah kanan mereka.

YongRim menolehkan kepalanya dan ikut terpesona.

“AAAA~ aku mau koala jugaa~!!” YongRim mulai bertingkah seperti seorang fangirl lagi.

KyuHyun terkekeh. Gadis ini cute sekali, makanannya apa sih?

Saat kembali memusatkan perhatian pada koala tersebut, KyuHyun merasa ada sesuatu yang mencolek pundaknya. Dia menoleh..

Blush!

Pipi KyuHyun memerah dengan cepat saat melihat apa yang ada di depannya. YongRim memeragakan diri menjadi seekor koala lucu, kedua telapak tangannya diatas kepala membentuk telinga, dengan wajah pose pokerface, YongRim menggerak-gerakkan hidungnya seperti koala yang sedang mengunyah daun dan mengedipkan mata beberapa kali dengan polos. Gaawwd, this girls is just too cute to be resist..

YongRim meledak tertawa saat melihat ekspresi KyuHyun, “Puhahaha~ lihat lihat.. wajahmu seperti orang idiot, lucu sekali!” Dia terbungkuk-bungkuk sambil memegangi perut.

Dengan muka merah, KyuHyun bergegas pergi dari sana. Berjalan lebih dulu dan meninggalkan YongRim yang masih tertawa hingga keluar airmata.

“Aku lapar~” ucap KyuHyun tak jelas, dia terlihat salah tingkah.

“Seharusnya kau melihat ekspresimu tadi~ puhahahaha~” YongRim masih saja tertawa di belakang, berusaha mengikuti KyuHyun yang sudah jauh di depan.

“Ah, dwaesseo~ kalau kau masih membahasnya aku akan menciummu sekali lagi” KyuHyun membalikkan badannya ke arah YongRim dan mengancam.  Tapi wajahnya masih saja memerah.

YongRim berusaha mengontrol tawanya, “Hmmpffft~ arasseo.. arasseo.. baiklah~”

KyuHyun kembali melangkah meninggalkan YongRim di belakang.

Sisa tawa YongRim masih terpeta di wajahnya, namun kali ini nampak ada sinar lain yang muncul dari tatapan matanya ke KyuHyun. Dia melihat kembali cincin yang terpasang di jemari kirinya tersebut, melihatnya dari berbagai sudut lalu kembali memandang punggung KyuHyun yang ada di depannya. Hatinya terasa hangat, seolah ribuan kupu-kupu hidup di perutnya. Menciptakan desir-desir aneh.

Tuhan, pria ini memang tak sempurna. Karena itu biarkan dia menjadi sempurna bersamaku.

KyuHyun berhenti berjalan di kejauhan, berteriak kepada YongRim.

“Apa lagi yang kau tunggu? Aku lapar..!!”

Nde, im coming~!” sahut YongRim sambil berlari mengejar KyuHyun yang berhenti menunggunya.

Setelah dekat, YongRim menyelipkan tangannya ke lengan KyuHyun dan menggandengnya. Disandarkan kepalanya ke bahu KyuHyun sambil mereka berjalan beriringan. KyuHyun tersenyum dan menggunakan sebelah tangannya yang bebas untuk mengusap poni panjang milik YongRim.

“Terima kasih untuk hari ini karena telah bersamaku~”bisik YongRim, bibirnya tak henti mengulas senyum. Tuhan, aku mencintainya. Sungguh. YongRim menambahkannya dalam hati.

KyuHyun melepaskan gandengan mereka berdua lalu melingkarkan lengan kanannya ke pundak YongRim, meraihnya lebih dekat.

Terima kasih pula karena telah menerimaku dengan utuh hingga hari ini. KyuHyun membatinnya untuk dirinya sendiri.

-Kkeut-


ciyeeee kyuhyun, halah! XD gimana? gimana? terlalu fluff ya? XD jadii fanfiksi ini saya bikin sebagai kado ulang tahun untuk salah seorang teman gituu.. trs gasengaja ada temen yang ikut baca dan nyaranin buat di posting di blog. naaahh saya akhirnya minta ijin sama si temen yang saya bikinin ini fanfic, dia bilang okkee tapi kudu diganti nama. soalnya emang pas itu saya bikinnya pake tokoh dia dan biasnya XDD
aneh ya? uhuhu.. gapapa dehhh, yang penting ud usaha XD selamat menikmati yaaaa..!! annyeong! ppyeong~!



salam

Little snaiL