Kamis, 08 Juli 2010

tak apa..

teriakan ombak memanggilku. berkali-kali. setelah itu sepi.

aku termangu, galau.
edelweis yang ditangan belumlah sepelukan penuh, dan awan yang terjangkau kepalaku pun masih gemuk menggumpal-gumpal.

angin lantas turut menyusulku. terengah lelah dan sampaikan titah buru-buru, bahwa laut sedang rindu pada senandungku.

baik. baik. aku akan segera datang.

masi sempat kupetik lagi beberapa kuncup muda edelweis, barangkali pantai hendak mengasuhnya hingga dewasa.
dan aku kembali lena.

terdengar lagi panggilan, kali ini siut camar berkoar penuh jumawa.
pun rintik hujan yang terlempar sampai di rambutku memekik ngeri.
dia bilang aku harus segera pulang, badai mengikis pantai yang tak tahu kemana pergiku. serta leburkan karang tandas hingga palungnya. benar-benar murka.

aku segera berlari. edelweis sia-sia tercecer dibelakang, dan para awan lambaikan selamat jalan.

ketika aku sampai pantai, laut telah tertidur kembali. kuapungkan kelopak edelweis yang tersisa dan segera aku bernyanyi.

sepintas kemudian laut kembali bergolak, namun kini beserta aku yang tenggelam di dalamnya.
*padahal aku hanya terlambat pulang*

Fool Again

Baby, I know the story
I've seen the picture
It's written all over your face
Tell me, what's the secret
That you've been hiding
Who's gonna take my place

I should've seen it coming
I should have read the signs
Anyway...I guess it's over

Can't believe that I'm the fool again
I thought this love would never end
How was I to know
You never told me
Can't believe that I'm the fool again
And I who thought you were my friend
How was I to know
You never told me

Baby, you should've called me
When you were lonely
When you needed me to be there

Sadly, you never gave me two many chances
To show how much I care

I should've seen it coming
I should have read the signs
Anyway...I guess it's over

Can't believe that I'm the fool again
I thought this love would never end
How was I to know
You never told me
Can't believe that I'm the fool again
And I who thought you were my friend
How was I to know
You never told me

About the pain and the tears
Oh, Oh, Oh
If I could, I would
Turn back the time

I should've seen it coming
I should have read the signs
Anyway...I guess it's over

Can't believe that I'm the fool again
I thought this love would never end
How was I to know
You never told me
Can't believe that I'm the fool again
And I who thought you were my friend
How was I to know
You never told me

Can't believe that I'm the fool again
I thought this love would never end
How was I to know
You never told me
Can't believe that I'm the fool again
And I who thought you were my friend
How was I to know
You never told me




sudah..sudah..
tak ada yang perlu di sesalkan..
=)

manusia memang berbeda labirin antara satu dan lainnya..

Rabu, 07 Juli 2010

KANGEN

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku

menghadapi kemerdekaan tanpa cinta

kau tak akan mengerti segala lukaku

kerna luka telah sembunyikan pisaunya.

Membayangkan wajahmu adalah siksa.

Kesepian adalah ketakutan dalam kelumpuhan.

Engkau telah menjadi racun bagi darahku.

Apabila aku dalam kangen dan sepi

itulah berarti

aku tungku tanpa api.


*puisi favorit dari jaman kelas 1 SMA, karya WS Rendra*

senyap.

tak hendak ku unggulkan kpemilikan atasmu, untuk apa? apa guna?

DIA yang memiliki segalanya, telah lama kuserahkan kamu padaNYA.

aku tak minta banyak dariNYA untukmu.

kubilang, kuserahkan seluruh perlindunganmu kepada DIA, Superhero atas segala Superhero. tak apa jika hari ini kau tak mengingatku, asal DIA selalu ada dalam benakmu. tak apa jika kau jengah denganku, asal kau tak pernah Malu saat tunjukkan cintamu padaNYA.

kubilang pula, aku tak minta banyak waktumu tapi kuharap segenap waktumu hanya untuk DIA. harapku tinggi atas segala mimpi-mimpi yang pernah kau ucap, kubujuk DIA untuk selesaikan eksekusi dari segala mimpi-mimpi itu. ku rayu pula DIA agar senantiasa goreskan senyum ikhlas dari rautmu. kupinta padaNYA agar setiap doa yang keluar dari lisanmu hanya untukNYA, dirimu, serta seluruh keluargamu.

apa aku berlebihan?

aku tak pernah meminta waktumu, aku tak ingin menjadi beban, aku tak memaksa segenap tindakan yang kau lakukan.

bahkan akupun tak pernah meminta padaNYA untuk menyimpankan aku buatmu, aku justru meminta padaNYa agar kamu dapat yang terbaik buatmu. agar kamu bisa menemukan yang diridhoiNYA buat kau miliki.


dan sekarang, akankah kau salahkan aku lagi?


aku cuma punya gambarmu disini, terkunci rapat dan tenggelam dalam lubuk. tak boleh juga kah?


tak perlu kau sapa aku, tapi sapalah DIA selalu.

aku dan hidupku hanya milikku dan DIA.
aku pun sudah punya DIA.
hanya perlu menunggu.

dan senyap yang akan menjawabnya.


aku sayang kamu. karena DIA. titik.

usahlah kau risau.

masterpiece, hehe..

jika semua yang terjadi selama ini adalah salahku,

kumohon jangan hukum aku dengan perpisahan kalian.

jika memang akulah penyebab retak itu,

kumohon jangan selesaikan dengan pisahnya kalian.

jika benar aku terlampau nakal,

jewer aku, cubit aku, tampar aku..

tapi jangan tinggalkan aku.




tak pernah ada yang memelukku ketika aku jatuh,

tak pernah ada yang membelaku ketika aku terpojok salah,

tak pernah ada perlindungan ketika ketakutan ku datang,

tak pernah ada penyeka tangis saat sedihku datang,

tak pernah ada yang menungguku pulang,

tak pernah ada penjaga kala ku sendiri,

lantas,

mama kau dimana?
papa kau dimana?




*ini puisi pertama yang saya buat, waktu itu masih kelas 5 SD, hehe..

kacangan sekali, namun ini berharga..

dan saya bangga..=)

Jumat, 02 Juli 2010

keputusan.

I'm too shy to ask, I'm too proud to lose

But sooner or later I gotta choose..

ini hanya cerita..

seharian tadi di perwil sama uti, seneng rasanya punya waktu buat diri sendiri..
setumpuk buku dan pikiran tenang.

sudah 3 buku yang selesai saya baca ketika,..

*ssstt..sat, sut, seeeett, wasweswoss..*

ergh.. meditasi saya dalam sebuah buku jadi terganggu, *saya tengok sebelah*, dua anak perempuan abg seumuran dengan adik saya yang masi SMP sedang berbisik riuh..

saya coba mengabaikan, dan kembali sibuk membaca..

tapi sekilas ada beberapa kata yang mampir di telinga...

mereka melewati toko roti yang mengeluarkan aroma menggoda. Julia merasa dirinya tentram. ini memang kota yang indah. tempat yang istimewa dan magis. Kilmore Cove. Kota ini mulai terasa seperti rumah, bahkan untuk gadis kota seperti dirinya.

"bla..bla..bla.. dia jadi suamiku. bla..bla..bla.. cakep.. bla..bla..bla.."

tetap konsentrasi..

mereka melewati kedai sayur dan melambai pada pemiliknya, yang tengah duduk di depan toko, mandi sinar matahari. wanita itu membalas salam Rick dengan hangat dan kemudian ganti melambai pada Julia dan Jason dengan sepeda merah mudanya yang lucu
.

"Ta, tapi dia jutek kalau lagi capek. bla..bla..bla.. ngambek..bla..bla.. putus.."

"Jangan ah, dia kan.. bla..bla..bla..bla.. cocok jadi suami.. bla..bla..blaa.. nyesel..bla..bla.. rak wez"

"bla..bla..cowok imut di halte..bla..bla.. mimpiin dia..bla.."

ergh, Julia menghilang dari konsentrasi..

dengan muka rada sebal saya melirik dua 'bocah' tadi, menghela nafas dan menutup buku yang masih setengah saya baca.

sepertinya, si ipoet (adik saya) tidak seperti mereka yang dengan 'vulgar' bahkan membahas tentang suami. ah, adik saya memang masih polos..*seperti saya, wkwkwk*
ups, tapi hei, saya sedikit tercenung..
mereka yang sebelia itu saja sudah menetapkan kriteria pendamping hidup, -yang walau saya juga yakin nantinya kriteria itu bakalan berubah lagi-.. tapi saya??? sampai kemarin saya masi menganggap perjalanan yang bakal saya tempuh kesana masih jauh banget, tapi hari ini saya merasa sedikit iri dengan mereka berdua.

suami seperti apa yang saya inginkan?

geli rasanya mengucapkan kalimat itu, meskipun hanya dalam hati..
risih..

tapi tetap saja saya penasaran dan berpikir, kira-kira yang seperti apa yang akan menarik perhatian saya nanti?

berpikir.


19 tahun hidup saya dikelilingi para pria pendiam di keluarga, ayah, kakak, Pak Sam (yang lebih terasa jadi kakek dari kakek kandung), para tetangga yang baik hati, woaa..banyak..

sepertinya saya akan lebih nyaman dengan 'dia' yang pendiam, demi mengimbangi sifat saya yang cenderung bawel dan meledak-ledak.
lantas apa lagi?

eumm, saya suka ngedenger seorang 'pria' yang mampu melantunkan adzan dengan indah dan syahdu. hal ini terinspirasi pula dari Pak Sam yang menurut saya adalah muadzin dengan suara terindah. suara adzan yang beliau kumandangkan selalu mengingatkan dengan suasana ramadhan yang ajaib.

dan?

apalagi yaaa..

hei, kenapa dengan saya?

hahh..
sudahlah..

ini berkat kedua bocah tadi *bahkan saya tidak mengenal mereka* yang menginspirasi untuk berpikir kesana..
ngeles mode on, hehe..

kalian pikir ini curhatan?
yaa, bisa dibilang seperti itu..=D

tak keberatan ngebaca curhat saya kaaann...^o^
makasiii....